Yang siders absen dulu dong, miring banget jumlah mata sama yang vote.
Jangan lupa vote + komen ya! 30+ komen, baru update. timaacih :3
-
-
Alegori menceritakan semua kejadian tempo hari kepada Aris yang tengah menikmati soto di kantin mereka. Alegori juga harus menceritakan nya dengan suara pelan, salah-salah dia bisa mendapat protes dari orang-orang yang berada disana. Untuk hari ini dan hari kedepannya, mungkin hanya Aris yang akan menjadi teman nya. Seluruh penghuni sekolah, sudah mengecap dirinya sebagai psychopath kriminal yang berkeliaran di sekolah.
Masih untung Reno Triangga mencabut hukuman yang di ajukan oleh Lila Ibu nya Marka. Aris menahan emosi mendengar cerita dari temannya, pantas saja anak ini tersulut emosi sampai hampir menghabisi nyawa mantan nya, kelakuan Marka memang tidak bisa di maafkan. Satu lagi hal yang membuat Aris khawatir. "Bokap Lo? Lo yakin bisa tinggal bareng tua bangka sialan itu lagi?" ada nada khawatir dari pertanyaan itu.
Alegori mengangkat bahunya, di barengi dengan hembusan napas panjang yang di hirupnya. "Justru itu yang jadi alasan gue stres sekarang." Alegori merengut kesal. "Bokap gua sama bokapnya Semesta saling kenal, terus bokap Semesta nyuruh gue buat jauhin anaknya, kalo sampai salah satu dari kita melanggar... Ya, entah itu Semesta yang di kirim keluar negeri, atau gue yang di buang ke pelosok desa terpencil."
"Anj?!" Aris membekap mulutnya, dia menoleh kesana kemari untuk memastikan tidak ada yang mendengar ucapan Alegori barusan. "Jangan-jangan Semesta anak mafia lagi?" tanya Aris dengan cara berbisik.
Alegori mengerutkan keningnya kemudian menggeleng. Setau dia, perusahaan Triangga menaungi beberapa produk fashion dan kecantikan, juga terjun di industri modeling. "Nggak ah, lu kebanyakan nonton film aksi sih!" hardik Alegori. "Meskipun bukan mafia, tapi bokapnya Semesta punya kekuasaan. Lo tau perusahaan Triangga yang beroperasi dalam dan luar negeri kan?"
"Tau! Itu perusahaan yang lagi jadi trending topik karena mau launching brand plus produk baru." kata Aris, yang langsung mendapat anggukan dari Alegori.
Ketika keduanya masih asik mengobrol tentang bagaimana besarnya perusahaan Triangga, Darrel datang dengan segelas jus strawberry yang sengaja ia tumpahkan di rambut Alegori. Keduanya terkejut bukan main, kondisi baju Alegori basah kuyup akibat siraman jus itu, ia merasa badannya lengket. Yang lebih parahnya, Darrel malah tertawa setelah melakukan hal tersebut.
"Lu apa-apaan sih, Rel?!" Aris tersulut emosi.
"Apa?? Lu mau juga?" sentak Darrel. Alegori di tertawakan seisi kantin, sementara kehadiran Semesta yang berada disana hanya duduk membisu di bagian paling sudut kantin sekolah mereka.
"Psycho kan suka warna merah, nah jadi gue sekalian warnain seragam lu jadi warna merah." kata Darrel, dia tersenyum lebar. Alegori hanya menatap orang itu tidak percaya.
"Gila ya lu!" sentak Aris.
"Lah temen lu yang gila! Udah tau hampir bunuh orang, masih aja berani sekolah. Dasar bermuka dua!" balas Darrel seraya menunjuk tepat di wajah Alegori. "Eh, kalian kalau mau bully dia silahkan. Masa kalian mau sih, lihat psycho berkeliaran di sekolah?" Darrel berseru.
Ucapan Darrel mendapat sorakan heboh dari murid-murid yang berada di kantin, mereka menertawakan keadaan Alegori yang terlihat sangat kacau.
"Yah, kasihan. Sekarang pembela nya malah keluar dari kantin." Darrel lagi-lagi berseru, kali ini Alegori menoleh ke arah pintu kantin, terlihat Semesta yang baru saja keluar meninggalkan kantin.
Dia benar-benar pergi tanpa memperdulikan keadaan Alegori, tidak seperti biasanya. "Cowok seganteng Semesta, harusnya lu ngaca dulu kalau mau sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori ; Haechan, Mark, Jeno.
Teen Fiction"Ka, aku takut sendirian, Kaka bisa kesini?" "Sorry gue lagi di rumah Darrel sekarang." "Kak sakit..." - "Mau Lo apa sekarang?" "Sekali aja Lo ngertiin gue, bisa enggak? Enggak kan? Percuma Lo nanya mau gue apa ribuan kalipun jawabannya tetep sama...