"Iya ... kami akan bersiap-siap untuk menjemputmu, Hyung." Anak kecil itu dengan girang berusaha menjelaskan pada Hyungnya yang sedang menelpon.
"Aku sangat merindukanmu, Bee." Orang yang berbicara lewat telpon itu berhenti sejenak.
"Hyung rindu ... sekali, sampai ingin mati rasanya," lanjut orang itu lagi, lalu terkekeh.
"Hehe ... setelah sekolah di sana, ternyata kau jadi pandai menggombal ya, Hyung," kata si kecil di sini dengan cengiran manisnya.
"Dari suaramu ... sepertinya kau tambah manis, Bee." Lantas wajah si mungil memerah, entah kenapa.
"Pasti wajahmu memerah sekarang," lanjut orang yg dipanggil Hyung tersebut, sambil menahan kekehannya yang sangat lembut itu.
"Hyung ... aku tampan," ucap si mungil
merajuk"Tidak! Untukku kau yang termanis," kata Hyung dari si mungil, sungguh si Hyung ini sangat suka membuat adiknya merajuk.
"Eomma ... Hyung jahat," kata si mungil berusaha mengadukan Hyung-nya pada sang Eomma.
"Sini, berikan telponnya pada Eomma, Baby," kata wanita dengan wajah yang ayu tersebut. Lantas si kecil memberikan telpon itu pada Eomma-nya.
"Sudah bercandanya? Jangan membuat Adikmu cemberut terus ... kasian dia," ucapan Eomma tersebut sangat terdengar tegas. Membuat yang ditelpon bungkam.
"Kau tidak lihat, pipinya sudah merah dan bibirnya juga mengerucut. Itu lucu sekali," lanjut Eommanya sambil tertawa, juga diikuti tawa Hyungnya disana.
Membuat si mungil merengek. Harus nya si mungil tau jika ibu dan hyungnya itu suka sekali menjahilinya, dengan membuatnya menjadi bahan ejekan.
"Jadi ... kapan kau akan tiba disini? Eomma tak sabar untuk bertemu denganmu," ucap Eomma menggebu, sudah tak bisa menahan rindu.
"Aku tidak bisa pulang bulan ini, Eomma. Maafkan aku Eomma." Loloslah air mata Eomma dari dua anak tersebut.
"Tapi ... tapi kenapa? Bukankah kau bilang hari ini?" ucap sang Eomma menyeka air matanya.
"Aku masih ada urusan Eomma, dan ini sangat penting juga mendesak," kata Hyung dari si mungil.
"Jadi ... kami tak penting lagi untukmu?" kata sang Eomma menahan tangis. Si mungil yang melihat itu pun lantas berlari meninggalkan Eommanya.
"Bukan, bukan seperti itu Eomma ...." ucapan si sulung ini begitu lembut.
Sedangkan sang putra sedang mencari alasan yang pas agar Eommanya tak tersinggung, karena sungguh Eommanya ini sangat sensitif."Aku ...." Baru saja si sulung akan menjelaskan tapi ia berhenti karena nama Eommanya dipanggil.
"Yoona." Itu adalah suara Appanya, Yoona pun berbalik melihat si mungil digendong oleh sang suami. Ternyata tadi si mungil mengadu pada Appanya.
Si sulung hanya mendengarkan apa yang orang tuanya bicarakan lewat telpon"Chagi-a, sudahlah sayang ... dia juga butuh privasi," ucap sang suami menurunkan si mungil dari pangkuannya, seketika Si mungil berlari memeluk ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss Flowers | [CHANBAEK]
Fanfiction[CHANBAEK][BxB][BAKU] Bagi Chanyeol, Baekhyun adalah kakak yang tak berguna. Bisanya hanya menyusahkan keluarga saja. Benarkah? Mulai menulis : 2018 End : 2020 Sequel : 24 Juli 2021 End : -