Chapter 9 : Salahku apa?

694 77 3
                                    

Vote gak! Vote gak! Vote lah masa Enggak!

~Happy Reading Reha😚

Ada apa dengan Sehun? Ia terlihat sedikit aneh hari ini, atau mungkin hal tadi itu biasa saja menurut Sehun? Ah bisa saja dia melakukannya juga pada setiap orang, makanya dia juga melakukannya padaku.

Tapi ...

Ah! sudahlah, aku harus membiasakan diri dengan hal-hal seperti itu. Aku hanya terlalu kaget saja tadi, karena pertama kalinya ada orang yang memperlakukanku seperti itu ... selain keluargaku tentunya.

Sudahlah Baekhyun, lebih baik kau pikirkan hal yang lebih bermanfaat.
Sungguh lelah sekali hari ini, lebih baik aku istirahat.

***

Eum ... jam berapa ini? Apa sekarang sudah siang? Tapi kenapa tidak ada yang membangunkanku? Kusentuh tenggorokanku, entah kenapa rasanya sakit sekali. "Ah mungkin karena kurang minum." Pada akhirnya kuputuskan untuk ke dapur mengambil minum.

Saat kurasa bahwa aku sudah berada di area dapur, kuraba dinding-dinding agar cepat mencapai kulkas. Sebenarnya aku ingin minum air hangat, karena tenggorokanku rasanya benar-benar sakit.

Eomma pernah bilang jika tenggorokan sakit maka harus minum air hangat, tapi aku terlalu takut terjadi hal buruk saat aku menyiapkan air hangat sendirian.

Saat mencapai kulkas, aku mengambil satu botol. Aku menyentuh tutupnya, tapi saat kuraba bentuk tutupnya itu berbeda dengan tutup botol minuman yang biasa diberikan Eomma padaku.

Kucium bau-nya, ternyata itu saos. Mengapa saos ada di sini, lalu dimana minumnya? Ah, aku ingat. Saat itu Eomma pernah bilang, minuman ada di kulkas bagian bawah.

Aku mencoba menunduk meraba kulkas bagian bawah, ternyata ada banyak botol disitu dan bentuk tutup botolnya juga sama dengan yang sering Eomma berikan padaku.

Aku mengambilnya satu, lalu menyimpannya di meja, kuraba lagi biasanya ada gelas di sekitar sini. Aku hanya mengambil satu gelas untukku, lalu aku menuangkan air dari botol itu ke dalam gelas.

Rasanya haus sekali tak tertahankan, lantas saat dirasa cukup aku pun meminumnya. Mungkin karena terlalu terburu-buru akhirnya air itu berceceran mengenai leherku juga bajuku, dingin sekali.

Setelah selesai minum, aku menyimpan lagi botol itu ke kulkas. Setelah aku menutup pintu kulkas, seseorang mendorongku hingga punggungku membentur pintu kulkas dan menimbulkan suara yang cukup keras.

Sakit yang teramat Baekhyun rasakan,
'Siapa yang mendorongku, dan juga kenapa dia mendorongku?'

Orang itu terus saja mendesak Baekhyun, bahkan sekarang Baekhyum bisa mencium bau nafas orang itu mengenai wajahnya. Bau alkohol menyeruak ke dalam hidung Baekhyun, dari nafasnya yang berat itu.

Saat hidung orang itu mengenai hidungnya, tangan Baekhyun berusaha mendorong tubuh itu sekuat tenaga, tapi orang itu tetap bergeming.

Baekhyun semakin menggigil karenanya.

"Setelah merebut perhatian ibu, kau juga merebut salah satu temanku?" geram suara itu di telinganya.

"C-Chanyeol," bisik Baekhyun takut.

Chanyeol terkekeh, ketakutan Baekhyun justru membuat Chanyeol senang. Tak kunjung mendapat jawaban, Chanueol memukul kulkas itu dengan tangan kosongnya.

Baekhyun sampai berjengit karena kaget, "Jawab sialan!" Baekhyun menggeleng ribut. Menunduk dan menggigit bibirnya, menahan isakan yang bisa keluar kapan saja.

"Jawab kubilang, kau bisu?" Chanyeol mencengkram rambut itu dengan kasar, memaksa Baekhyun untuk menatap wajahnya.

"Aw, menangis lagi," ejek Chanyeol membuat Baekhyun sakit hati. "Dan apaan tadi, kau mau menjual tubuhmu pada temanku?" bisik Chanyeol genit. Baekhyun sampai takut, dia bukan Chanyeol yang Baekhyun kenal, meski Chanyeol sering menghinanya, tapi tak pernah dia mengatakan hal semacam itu sebelumnya.

"Kau sedih tak punya pasangan? Kau seharusnya sadar diri."

"Selain buta, kau juga bodoh ternyata, ah dan sekarang tambah lagi," sejenak Chanyeol terdiam, lalu menyeringai saat air mata menganak sungai di pipi Baekhyun. "Pelacur."

Plak!

Tak tahan, baekhyun bahkan secara yakin bahwa itu refleksnya bukan karena dia memang ingin menampar Chanyeol.

"Beraninya kau." Jika Baekhyun melihat, dia akan melihat betapa jahatnya Chanyeol yang mengambil ancang-ancang untuk mencekiknya.

Belum sempat tubuh sempoyongan itu memukulnya, atau menyakitinya, Baekhyun segera mendorong Chanyeol membuat Chanyeol terkapar karena pingsan di lantai.

Mengira tak ada pergerakan dari Chanyeol, Baekhyun dengan hati-hati berjalan ke kamarnya, berharap Chanyeol tak mengikuti dan memukulnya.

Hatinya sudah remuk, tidak cukupkah tubuhnya saja. Chanyeol menyakiti semua bagian tubuhnya, baik luar maupun dalam secara sekaligus.


"A-apa salahku Chanyeol-ah?"

To Be Continue

Edelweiss Flowers | [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang