"Ahjumma, apa Chanyeol belum pulang, jam berapa sekarang?"
"Belum Tuan, sekarang sudah pukul 17 : 30 Tuan," jelas Jung Ahjumma
Biasanya Chanyeol akan pulang pukul 16 : 30 itu yang Baekhyun tahu dari Eomma-nya, sedangkan Eomma sendiri akan pulang pukul 18 : 00.
"Kemana Chanyeol? Lebih baik aku telpon Eomma saja," gumam Baekhyun
Baekhyun mulai meraba tembok mencari jalan ke ruang tv, agar Ia bisa cepat menelpon eommanya. Saat ini Ia berada didapur, Jung Ahjumma yang melihat itu lekas membantu Baekhyun.
"Tuan mau kemana, biar saya saja yang mengambilnya," kata Jung Ahjumma
Ahjumma, terlihat khawatir, mungkin karena tadi Ia baru saja melihat Baekhyun hampir terjatuh di tangga.
"Aku mau menelpon Eomma, Ahjumma. Aku sudah terbiasa seperti ini Ahjumma, Aku bisa sendiri," ucap Baekhyun disertai senyuman pada Jung Ahjumma.
"Baiklah, Tuan. Saya kembali ke dapur dulu," ucap Jung Ahjumma.
"Ne."
Saat akan mencapai telpon Baekhyun tak sengaja menyenggol sebuah guci antik, Ia terdiam beberapa saat.
Lalu tiba-tiba ada yang menariknya dengan kuat, hingga Baekhyun terjatuh. Tangannya berdarah, mengenai pecahan guci itu.
"Tuan! Tuan ada apa?" Jung Ahjumma datang, berniat membantunya berdiri.
"Jangan bantu dia Ahjumma." Itu suara Chanyeol
"Ta-tapi Tuan Chanyeol, Tuan Baekh-" Belum juga Ahjumma selesai berbicara, Chanyeol sudah memotong.
"Kubilang jangan, ya jangan. Kau ingin kupecat?"
Baekhyun tahu Chanyeol sedang emosi adalah Chanyeol yang ceroboh yang tidak akan peduli pada perasaan orang.
"Ahjumma tak apa, aku bisa melakukannya sendiri," kata anak itu disertai senyuman.
Setelah Ahjumma kembali kedapur, meski di sudut hatinya dia begitu khawatir pada Baekhyun. Tapi, tak banyak yang bisa dia lakukan dia hanya pekerja disini. Selepas ahjumma pergi dan tak terlihat oleh netranya, Chanyeol kembali mendorong Baekhyun hingga anak itu jatuh kembali, tangannya terluka lagi.
Rintihan kesakitan Baekhyun bahkan mulai terdengar "Ah, sakit!" Baekhyun merintih pelan, sambil memegang tangannya.
"Kau seharusnya tahu? Itu tak seberapa, dibandingkan dengan apa yang kau jatuhkan bodoh!"
Air matanya sudah mengalir, Baekhyun hanya bisa pasrah saat harga dirinya sebagai seorang Hyung diinjak-injak.
Baekhyun menggeleng sebagai jawaban bahwa Ia tak tahu, tentu saja melihat pun Baekhyun tak bisa. Hanya ada kegelapan dalam hidupnya, bagaimana bisa ia tahu?
"Hah! Tentu saja, kau kan tak bisa melihat mana mungkin kau bisa melihat benda apa yang kau jatuhkan juga berapa harga benda itu," ucap Chanyeol matanya menatap Baekhyun tajam.
"Ya ... kau benar Yeol, bahkan mungkin aku tak akan pernah bisa melihat keindahan dunia ini lagi." Batin Baekhyun
"Maaf, Hyung akan me-menggantinya."
"BODOH! Kau mana mungkin bisa menggantinya, uang dari mana kau? Ah dari Eomma? Dasar manja, berhenti meminta pada Eomma!"
Setiap kata-kata yang Chanyeol ucapkan hanya akan menggoreskan luka di hati Baekhyun, dan setiap harinya luka itu bertambah dalam.
"Ta-tapi Hyung tetap akan menggantinya," tukas Baekhyun, kepalanya menunduk pertanda bahwa dia sangat menyesal.
"Aku akan bertanggung jawab!" Baekhyun janji pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss Flowers | [CHANBAEK]
Fanfiction[CHANBAEK][BxB][BAKU] Bagi Chanyeol, Baekhyun adalah kakak yang tak berguna. Bisanya hanya menyusahkan keluarga saja. Benarkah? Mulai menulis : 2018 End : 2020 Sequel : 24 Juli 2021 End : -