𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐡𝐚𝐫𝐢 ‼️
"Saya adalah seorang pencemburu akut! Jadi jangan salahkan saya jika saya akan selalu protes ketika melihat kamu mendekat atau di dekati oleh orang lain, walaupun orang lain itu adalah anak-anak saya sendiri.."
...
HALOHA TUNA! Apa kabar? Sudah lama sekali kita tidak saling menyapa.
Sebelum baca jangan lupa follow, vote dan komen sebanyak2 nya biar aku makin semangat nulisnya!
Ready baca part kali ini?
Baiklah, Happy reading<3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terkadang manusia terlalu munafik menutupi semua kebejatan nya di balik kata godaan setan."
-ATAP_COLLECTION-
***
"Cepat, Ran. Sumpah gue ga sabar banget buat nonjok tuh mokondo!" Seru Vania semangat sembari menggulung kedua lengan panjangnya hingga ke siku.
Randha yang sedari tadi di belakang pun mengangguk, kini ia melebarkan kakinya sehingga langkah keduanya mulai setara. Dengan mata yang teliti, kedua sahabat Alexa itu terlihat sibuk mencari David di seluruh penjuru fakultas teknik.
Keduanya lantas berdecak, "kok dia ga ada sih? Apa hari ini mereka ga ada kelas ya?" Tanya Vania mulai bertanya-tanya.
"Bagus, kita tanya ke mereka. Mana tau ada yang mengenal si Anjing itu?" Usul Randha sambil menunjuk sekumpulan mahasiswa yang tengah sibuk dengan laptop nya masing-masing
Vania mengangguk dan keduanya lantas bergerak cepat kesana. "Permisi... Di sini ada yang kenal cowo brengsek ga ya?"
Sontak dua cewek yang kebetulan ada di kumpulan itu serentak menunjuk semua teman laki-laki mereka yang juga ada di sana. "Kebetulan semua laki-laki di sini brengsek, Mba.." Ucap seorang gadis berkacamata.
"LOH, LOH! ENAK BANGET LAMBE LO ITU BERCAKAP CUII!"
Mendengar itu tentu saja membuat Vania dan Randha terkekeh sebagai tanggapan. "Hmm.. sepertinya orang yang kami cari ga ada di sini deh, jadi kami permisi nyari ke tempat lain lagi ya Mba?" Pamit Vania kemudian pergi dengan diikuti Randha yang ada di belakangnya.
"Terus kita mau cari kemana lagi, Van? Kayanya semua tempat udah kita datangi deh!" Ucap Randha mulai kewalahan berlari kesana kemari.
Vania terlihat berpikir sejenak. " Gue tau kemana, ayo!"
Keduanya kembali berlari, tapi kini daerah yang mereka datangi cukup sepi. "Lo yakin dia bakal disini?"
Vania mengangguk, "bisa jadi, soalnya kan tuh mokondo suka nganu!" Asalnya sembari tertawa.
Namun, kedua tawa mereka terpaksa berhenti ketika terdengar suara jeritan dari belakang lab yang sudah lama tak terpakai. "Lo dengar suara itu ga, Ran?" Bisik Vania.
Dengan mulut yang masih di tutupi dengan tangan Randha mengangguk. "Suara nya dari belakang ga sih?" Tanya Randha mulai memastikan.
Vania mengangguk dan mulai berjalan mengendap-endap menuju ke belakang bangunan laboratorium yang sudah tak terpakai. "Gue yakin dia lagi ehemm-ehemmmm.."