nekat 🚀

352 43 38
                                    

Kini waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, terlihat seorang anak laki-laki bernama Gulf Kanawut sedang duduk di atas kasur sibuk dengan laptopnya.

"Beres.." ucap nya dengan senyum lebar di wajahnya.

Gulf langsung beranjak dari atas kasur dan langsung mencari ransel gunung yang pernah ia gunakan saat kemah sekolah dulu. Lalu Gulf segera mengemasi barang-barangnya ke dalam ransel berukuran sedang tersebut.

"Baju udah.. celana udah.. sweater udah.. celana dalem udah.. BH jug- heh gw kan LAKIKK.. oh iya sikat gigi belum di ambil.." Ucapnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil barang yang diperlukannya.

Setelah mendapatkan barang yang dia butuhkan, Gulf langsung memasukkan nya ke dalam ransel,"Apa yang kurang?"

"Udah semua kayanya.. oke sekarang kita berangkat gup!" Katanya pada dirinya sendiri.

Dengan langkah perlahan Gulf membuka pintu kamarnya dengan menggendong ransel di punggungnya, lalu berjalan pelan menyusuri ubin lantai dua, menuruni tangga di tengah remangnya suasana malam di rumah ini, setelah tiba di lantai satu Gulf menempelkan sepucuk surat di layar televisi yang berada di ruang keluarga.

Setelah selesai meninggalkan jejak, Gulf langsung berjalan menuju pintu utama hingga akhirnya Gulf sadar jika dia melupakan suatu hal yang penting.

"Ah shit.. kunci rumah di pegang kak singto" gumam nya saat tanganya sudah menggenggam gagang pintu.

Gulf pun meninggalkan ransel nya dan terpaksa kembali ke lantai dua dimana kamar Singto berada.

"Punten.. mangga.." lirihnya saat membuka perlahan pintu kamar Singto, beruntung kamar tersebut tidak di kunci.

Setelah pintu terbuka Gulf langsung masuk ke dalam dan pemandangan yang pertama kali Gulf lihat adalah Singto dan Kit yang sedang tidur dengan memeluk satu sama lain.

"Jangan iriii~ jangan iriii~ jangan iri dengki~~ tapi gw iri anjing.. kapan gw tidur di kelon gitu? Gw bosen ngelonin guling mulu". Gumamnya sembari terus mengelilingi kamar untuk mencari letak kunci pintu utama berada.

"Yes dapet!" Saking senangnya Gulf lupa jika dia tidak seharusnya berteriak sekarang.

"Gupi.." suara yang sangat tidak asing di telinga pemilik nama.

"Bangke.. gimana ini.. gupi dodol.. ketauan kan lo.." Gulf ketakutan sekarang hingga dia tidak berani memalingkan wajahnya dan tetap membelakangi kasur Singto dan Kit.

"I-iya k-kak sing?" Sautnya yang tetap tidak berpaling.

"Ngapain?" Kebingungan harus menjawab apa, Gulf hanya dapat menelan saliva nya sendiri.

"Itu cepet tangkep ubur-ubur nya gup.. kit lagi ngidam pepes ubur-ubur ini.."

"H-hah?" Gulf pun langsung berbalik badan dan ternyata dia hanya takut pada seorang yang sedang berbicara dalam tidurnya.

Gulf yang merasa lega hanya membuang nafasnya berat dengan tangan mengelus dadanya. Gulf melangkah menghampiri kasur di kamar itu, dan mendekatkan wajahnya ke telinga Singto untuk membisikan sesuatu.

"Ubur-ubur nya tangkep sendiri.. gupi mau kabur dulu.. semoga berhasil bikin pepes nya kak.." bisik Gulf lalu segera meninggalkan kamar tersebut menuju pintu utama dan tanpa basa-basi Gulf langsung membuka pintu tersebut dengan kunci yang di ambilnya tadi.

"Oh Tuhan.. tadi pas ambil kunci pintu napa gak inget sama kunci gembok.. hih.. hih.. hih.." kesalnya dengan menghentakkan kaki nya keras.

MIU is TARZAN (discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang