pohon 🌳

330 43 87
                                    

*maaf kmrn gak bisa double up🙏🏻

Entah berapa lama aku tidak memijak tanah karena terus berada di dekapannya, hingga aku merasakan tubuhku diletakkan perlahan-lahan olehnya, menyenderkan tubuhku dalam keadaan duduk dengan kaki yang menggantung di udara.

Kepalaku masih sangat pening, tapi aku ingin sekali melihatnya. Ku coba membuka mataku.

Semua gelap.

Aku berusaha beradaptasi dengan kegelapan hutan ini. Mengerjapkan mataku berulang dan menolehkan kepala ku ke kiri hingga aku melihat dengan samar sosok seorang pria.

Walau dalam penglihatan yang samar-samar, aku bisa melihat bayangan wajah simetris nya dan juga hidung yang sangat indah.

Tapi kulihat sepertinya dia akan meninggalkan ku, dengan tangan yang lemas berusaha meraihnya.

Dapat.

"T-temani. . . Aku. ." Kalimat terakhir yang ku lontarkan dengan lirih sebelum aku tertidur.

Author POV {flashback on}

"Itu dia!" Teriak ayah Mild dari jauh saat cahaya senternya menyorot tubuh berdiri Gulf yang lemas karena jiwanya yang baru kembali dari dimensi lain.

Saat empat orang itu hendak menangkap mansa nya. Dalam sekejap tubuh Gulf sudah dibawa pergi oleh seorang pria tinggi membuat ayah Mild dan yang lain merasa kesal.

"Bajingan!" Teriaknya seraya melempar lampu senter ke tanah dengan kuat hingga pecah.

Gulf kini sudah mengalungkan tangannya erat di leher sang pria yang menggenggam pinggangnya dengan satu tangan yang berurat.

Dia membawa Gulf keatas pohon tinggi lalu melomoat dari pohon satu ke pohon lainnya hingga dia menemuka pohon yang tepat untuk menaruh Gulf. Pohon besar dan tinggi lalu mendudukkan Gulf di dahan seluas satu meter.

Pria itu menyerderkan kepala Gulf di batang pohon.

"T-temani. . . Aku. ." Suara lirih Gulf yang terdengar dengan tangan menggenggam pria yang bersamanya sebelum akhirnya Gulf tertidur karna lelah.

Pria yang semula berniat pergi kini mengurungkan niatnya karena tangan Gulf yang masih menggenggam erat dalam tidurnya.

Dia nampak bingung harus apa sekarang,, sampai akhirnya nalurinya berkata dia harus diam disini bersama Gulf di atas batang pohon yang tinggi dengan daun lebat menutupi mereka berdua.

Dia memandang wajah Gulf yang tersorot sinar rembulan. Tangan yang berurat itu tanpa sadar terangkat dan membelai wajah lembut Gulf. Tubuhnya semakin mendekat hingga akhirnya wajah yang simetris dan tegas kini sangat dekat dengan pipi chubby Gulf.

Dia menurunkan wajahnya, mengendus aroma di leher Gulf yang menyender di batang pohon.

Tidak hanya di leher, pria itu terus mengendus-endus tubuh Gulf untuk tanda pengenalan di hari pertama bertemu.

Pagi hari

"Bangsat!" Hari baru Gulf di awali dengan umpatan setelah terbangun dari mimpi buruknya. Gulf bermimpi ayah Mild dan teman-temannya berhasil menangkapnya dan langsung mengoyak tubuhnya.

Gulf akhirnya sadar tadi itu hanya mimpi, sekarang pening di kepalanya sudah jauh lebih baik dari pada kemarin malam.

Gulf teringat dengan pria yang dilihatnya dalam remang.

Tidak ada.

Hanya dia sendiri sekarang. Mungkin pria itu termasuk dari mimpinya saat tidur, pikir Gulf.

MIU is TARZAN (discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang