Alkina..
Gadis cantik yang ia kira hidupnya akan berjalan dengan sempurna, tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita.
Suatu hari disaat ia sedang merayakan ulangtahun nya bersama Gia, sang sahabat, berubah menjadi malam yang tragis.
Satu persatu orang...
Mobil milik Damas berhenti di depan pagar Rumahnya, seharusnya ia mengantar Gia terlebih dahulu, akan tetapi pria paruhbaya itu malah mengantar Al tanpa mengajak putrinya mengantar Gia bersama-sama.
"Kamu pulang duluan Al" ucap Ayahnya.
Gadis cantik yang duduk dikursi belakang itupun menatap rumahnya sebentar.
Ia mengerti, ayahnya tidak mengharapkan kehadirannya saat ini, terlebih ada Gia disamping pria itu.
"Loh, Al kok ga ikut nganter aku om?" Tanya Gia heran.
"Gia, tadi tante indira telpon, katanya Al disuruh cepat pulang, soalnya tante indira takut sendirian dirumah hujan-hujan kek gini"
Gia hanya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari damas tersebut.
Damas memalingkan wajahnya, ia menatap Al yang diam sambil menatapnya juga.
Melihat tatapan mata ayahnya yang seolah menyuruhnya untuk segera turun, Al langsung menganggukkan kepalanya, ia berpamitan dengan Gia.
Kaki Al mendarat di jalan aspal yang basah karna guyuran hujan, Al menatap mobil ayahnya yang pelan-pelan menghilang dari pandangannya.
Selalu begitu, Al menatap kepergian mobil ayahnya dengan mata yang terlihat sedih.
Rintik-rintik hujan kembali berjatuhan diatas kepalanya, sudah 5 menit, Al masih betah pada posisi nya, ia tetap berdiri ditempat dimana sang ayah menurunkan nya tadi.
Bunyi notif tiba-tiba terdengar dari ponsel yang ada disakunya, Al segera mengambil untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan Whatsapp tersebut.
Gia : Al aku ditraktir Ayah kamu Ice cream nih, enak bangettt😭✌
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Al tersenyum melihat pesan whatsapp yang Gia kirim, siapapun yang melihat senyum Al tersebut akan tahu bahwa senyuman tersebut bukanlah bentuk dari kebahagiaan melainkan kesedihan.
Al : belum nyampe Rumah? cuacanya lagi dingin, jangan makan ice cream banyak-banyak Gia!!!
Setelah mengirim pesan tersebut, Al kembali meletakkan ponselnya kedalam saku.
Ia melangkahkan kakinya, bukannya segera masuk kedalam rumah, Al justru memalingkan badannya.
Al sedang tidak ingin pulang, terlebih perasaan nya kini semakin kalut.
"Ayah bahkan tidak pernah memberiku ice cream"
Hanya itu yang ia pikirkan sepanjang jalan, entah kemana kakinya melangkah, yang jelas kepala kecilnya itu terus memikirkan ayahnya.
"Sebenarnya apa artinya aku bagi ayah? Apa kehadiranku membuat ayah menderita?"
"Itu sebabnya Ayah tidak pernah menatapku dengan lembut, seperti ayah menatap Gia"