Gavin terus melihat ke arah jendela mobilnya, ia memandangi jalanan kota jakarta yang sedang diguyur hujan, sambil sesekali ia menghapus air matanya yang lolos begitu saja saat ia kembali mengingat kondisi Alena.
"Kita mau kemana Tuan?"
Gavin mengalihkan pandangannya, ia menatap sang asisten yang kini sedang menyupir disampingnya.
Ia pun meraih layar yang tertempel di dasbor mobilnya, mengetik alamat jalan pada aplikasi Google Maps.
Setelah selesai, ia kembali menyandarkan punggungnya.
"Ke alamat itu Mark"
"Kalau boleh tau, siapa yang akan anda kunjungi?"
Gavin tersenyum mendengar pertanyaan dari asistennya itu.
"Mark, kau selalu bertanya seperti itu, apa kau tidak punya basa basi yang lain?"
"Emm, Maafkan saya"
"Santai Mark! Aku hanya bingung, setiap aku ingin bertemu dengan seseorang, kau selalu bertanya siapa orang itu"
"Maaf tuan, aku hanya memastikan keselamatan anda, saya takut mungkin saja orang yang meneror anda selama ini berada didekat anda"
Gavin terdiam mendengar ucapan Mark, ia merasa bodoh, selama ini ia tidak pernah terpikirkan seperti hal nya yang diucapkan Mark tadi.
Bisa jadi Blackwolf adalah orang yang ia kenal, dan Gavin tidak menyadari itu.
"Thanks Mark, kau sudah membuatku sadar"
"Kau benar, mungkin selama ini Blackwolf berkeliaran disekitarku, karna itulah ia sangat tahu orang-orang yang aku sayangi"
Seperti halnya kecurigaan nya terhadap Sean, teman lamanya itu sangat tau tentang kehidupannya.
Gavin menepuk pundak Mark pelan, pria itu tersenyum sambil menatap sang asisten.
"Ternyata kau perhatian juga ya Mark, ku kira kau tidak peduli denganku Ck!"
"Tidak Tuan, itu sudah jadi tanggung jawab saja, karna saya ingin membalas kebaikan Anda selama ini"
Mark membalas senyuman Gavin, kebaikan yang dimaksud Mark adalah Gavin yang sudah mengangkatnya jadi asisten 1 tahun yang lalu, padahal saat itu Mark tidak memiliki ijazah SMA, pria itu putus sekolah karna harus pindah ke yayasan sosial yaitu panti asuhan, dan disitu lah mereka berdua bertemu, perusahaan Gavin yang saat itu memiliki kegiatan sosial di panti asuhan Mark, membuat mereka saling berkenalan, hingga Gavin yang menawari pekerjaan untuk anak remaja itu.
"Sekarang berapa usiamu Mark?"
"20 tahun Tuan"
"Hmm..berarti kita beda 4 tahun, kau sudah seperti adikku Mark"
Mata Mark langsung melotot, ia terkejut dengan apa yang boss nya ucapkan tadi.
"Ahh tidak Tuan, saya tetaplah asisten anda"
"Kau sangat kaku heh!, bersikap santai lah sesekali"
"Baik Tuan"
Gavin kembali mengalihkan pandangannya ke arah jendela, semakin malam rasanya kota jakarta semakin terlihat ramai walaupun hujan mengguyur kota tersebut.
"Mark apa kau pernah tinggal disini?" Tanya Gavin lagi.
"Tidak pernah Tuan, ini pertama kali saja kejakarta"
"Oh iya? Memang dulu kau tinggal dimana dengan keluarga mu?"
Gavin yang merasa kepo, kini menatap kembali sang asisten yang masih fokus dengan kemudinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alkina Alisha (On Going)
Novela JuvenilAlkina.. Gadis cantik yang ia kira hidupnya akan berjalan dengan sempurna, tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Suatu hari disaat ia sedang merayakan ulangtahun nya bersama Gia, sang sahabat, berubah menjadi malam yang tragis. Satu persatu orang...