Al melangkahkan kakinya dengan begitu lambat, sebenarnya keadaan tubuhnya belum sepenuhnya pulih, akan tetapi ia ingin cepat pulang karna ia merasa bosan saat dirumah sakit.
Gadis itu baru saja diantar oleh Rafa, dan ia pun langsung menyuruh lelaki itu untuk segera pulang, hanya dengan melihat wajah sang kekasih, Al tau bahwa Rafa juga merasa lelah karna beberapa hari harus menemaninya dirumah sakit.
Kini ia sudah berada dirumahnya, ia seret kedua kakinya menuju ruang tengah, mencari dua orang yang sangat ia rindukan.
"Ayah.."
"Mama..."
Al berusaha memanggil kedua orangtua nya akan tetapi tidak ada sahutan sama sekali.
Ia pun memutuskan untuk menghampiri kedua orangtua nya dikamar, Al mengira mungkin saja mereka sedang berada disana.
"Ini semua salah kamu, andai aja waktu dulu kamu gak tuker anak kita!!! Pasti saat ini anak kita masih hidup!!"
Al mencoba mencerna kata-kata yang keluar dari mulut ibunya, suara wanita itu sangat keras hingga Al begitu jelas mendengarnya bahkan disaat jarak kamar tersebut masih jauh dari tempat Al berdiri.
"Kamu jangan cuma nyalahin aku aja!!! bukannya kamu sendiri yang mau anak kita hidup enak, sedangkan kondisi kita saat itu sangat terpuruk" suara damas tak kalah kerasnya dari sang istri.
"TAPI BUKAN BERARTI KAMU HARUS MENUKARNYA DENGAN BAYI ORANG LAIN DAMAS!!!!"
Al menutup mulutnya dengan tangan, kini ia sudah berada didepan kamar kedua orang itu, kondisi pintu yang tak tertutup membuatnya semakin jelas mendengar perdebatan orang tuanya, matanya kini mulai berair, melihat ibunya yang juga menangis membuatnya semakin yakin bahwa wanita itu kini sedang tidak bercanda.
Al memberanikan diri untuk mendorong pintu tersebut, ia melangkahkan kaki nya perlahan mendekati kedua orangtuanya yang sama-sama terdiam.
"A-ayah...."
Suara Al terdengar bergetar, dihatinya timbul rasa takut yang begitu mencekam, ia takut dengan kenyataan yang sebentar lagi akan ia ketahui.
"Apa maksud ayah tadi? T-tolong jelaskan padaku yah..."
Bukannya Damas merasa bersalah, lelaki itu justru menatap Al dengan mata yang tajam "Masih kurang jelas heh? Bukannya kau sudah menguping pembicaraan kami tadi?"
Al mencengkram baju nya kuat, ia merasa takut saat menatap mata ayahnya yang begitu menakutkan.
"Baiklah, karna sekarang anak kandungku sudah meninggal, aku rasa rahasia ini sudah saat nya terkuak"
Damas tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya, Al tahu benar, itu bukanlah sebuah senyuman seorang ayah pada putrinya, melainkan senyum seseorang terhadap musuhnya.
"Kau dengar baik-baik Alkina, 18 tahun yang lalu, Aku dan indira melahirkan seorang putri yang cantik, aku sangat bahagia karna kedatangannya didunia ini" Ucap Damas sambil terus tersenyum.
"Tapi, karna kondisi kami yang saat itu sangat miskin, kami tidak tega membiarkannya hidup menderita bersama kami"
"Yaa...seperti kau dengar tadi" kini matanya menatap Al yang mulai menitikkan Airmata.
"Aku menukar anakku dengan bayi orang lain, tentu kami memilih keluarga yang kaya raya untuk anak kami kelak"
Kalimat Damas memang belum selesai, akan tetapi Al tahu arah pembicaraan ini akan berakhir seperti apa.
"Dan kau tahu siapa keluarga kaya raya yang mengadopsi anakku?"
Al menggeleng pelan sambil terus terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkina Alisha (On Going)
Ficção AdolescenteAlkina.. Gadis cantik yang ia kira hidupnya akan berjalan dengan sempurna, tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Suatu hari disaat ia sedang merayakan ulangtahun nya bersama Gia, sang sahabat, berubah menjadi malam yang tragis. Satu persatu orang...