Dering alarm terdengar memenuhi ruang kamar milik Al, alarm yang selalu membangunkannya tepat pukul 05.30 pagi, itu artinya ia harus segera bersiap berangkat kesekolah.
Al merenggangkan kedua tangannya pelan, melihat sekeliling kamar nya sebentar lalu menggaruk bagian tubuhnya secara random, itu adalah kebiasaan Al jika baru bangun tidur, Al melakukan hal aneh itu sambil berupaya mengumpulkan tenaga dan nyawa nya ckck.
Setelah kesadarannya terkumpul, ia berdiri untuk membuka gorden kamarnya, membuka jendela dan pintu balkon, membiarkan udara segar pagi masuk kedalam kamarnya.
"Hmmm...semoga hari ini banyak kebahagiaan yang berdatangan" ucap nya sambil menghirup udara pagi.
Setelah itu, ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya, dan segera bersiap untuk sarapan.
💫
"Ayah tau gak, Ibu Rini ngasih tugas bikin surat untuk orang tua, nah suratnya itu nanti bakalan dibaca didepan para orangtua, pas banget hari itu juga pembagian nilai ujian loh"
"............"
"Aku udah tanya ibu kemarin, katanya ga bisa dateng, soalnya ibu ada janji sama temen-temen arisan nya"
"............"
"Kalo Ayah bisa ga?"
"Nggak" ucap Damas datar namun penuh penekanan.
Al terdiam sambil terus menatap sang ayah, mungkin Al tidak terlalu kaget dengan Jawaban ayahnya tadi, ia sudah terbiasa dengan penolakkan Damas, apapun yang Al minta maka sang Ayah akan cepat menolaknya.
"A-apa tidak bisa dipertimbangkan Yah?" Cicit Al pelan.
"Saya bilang TIDAK YA TIDAK!! saya sibuk, kamu mending sewa orang aja untuk mewakili kami"
Kata "TIDAK" sudah tidak asing lagi ditelinga gadis itu, kata yang sering keluar dari mulut ayahnya.
Damas meletakkan sendok nya lalu ia beranjak dari meja makan tanpa menghiraukan Al yang terus menatapnya dengan Mata yang sedih.
"Aku yakin, jika Aku mati mungkin Ayah juga akan berpikir dua kali untuk datang ke makam ku" lirihnya pelan.
Al menatap kursi yang tadi Damas duduki, seolah sang ayah masih duduk disitu, ia tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku mencintai ayah, aku harap dihari esok, Ayah mulai mau menerima kehadiran aku"
Ia kembali melanjutkan sarapan nya, sesekali tangan mungilnya menghapus air mata yang jatuh, sungguh, makan sambil menangis adalah hal yang paling menyedihkan bagi Al.
💫
"ALLLLLLLL!!!"
wanita yang dipanggil pun tersentak kaget, Al terlihat sedang duduk dibangku kelasnya sendirian sambil menulis sesuatu dibukunya.
"Gia! Ngagetin aja ih" pukul Al pelan pada lengan Gia, kini gadis itu sudah duduk dibangku depan Al.
Gia hanya mengaduh sebentar lalu ekspresinya dengan cepat berubah menjadi girang "Al kamu tau gak???"
"Apa? ga tau lahh, kan kamu belom cerita"
"Semalem Mas ganteng aku datanggggg huuuaaaa" teriak Gia memenuhi ruang kelas Al, beruntung kelas itu dalam keadaan kosong hanya mereka berdua yang ada.
"Hah?? Mas kamu kejakarta? Kok bisa?" Tanya Al penasaran.
"Aku ga banyak nanya juga sih ke dia, tapi katanya ada urusan mendadak di indo" jelas nya sambil senyum-senyum tak karuan ckck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkina Alisha (On Going)
Teen FictionAlkina.. Gadis cantik yang ia kira hidupnya akan berjalan dengan sempurna, tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Suatu hari disaat ia sedang merayakan ulangtahun nya bersama Gia, sang sahabat, berubah menjadi malam yang tragis. Satu persatu orang...