Mimpi buruk ?

154 10 0
                                    

03.00

"Ini gak mungkin Dok!!! Anak saya masih hidup, dia gak akan ninggalin saya secepat ini!!!"

"TOLONG PERIKSA ULANG ANAK SAYA!!! BERAPAPUN DOKTER MINTA, AKAN SAYA BERI DETIK INI JUGA!! KEMBALIKAN ANAK SAYAAA"

Al membuka kedua matanya perlahan, suara orang diluar sana terdengar begitu keras ditelinga nya.

Cahaya ruangan tersebut begitu terang namun terasa asing bagi Al.

Ia segera bangun untuk melihat orang yang ada diluar sana, si pemilik suara tadi.

Al membuka pelan jarum infus yang melekat ditangan nya, ia segera turun dari ranjang pasien dan berjalan perlahan menuju pintu keluar.

Saat Al sudah membuka pintu tersebut, ia bisa melihat ayah nya dan juga ayah Gia sedang berbicara dengan seorang dokter yang menggunakan jas putih.

"Dokter ku mohon, lakukan sesuatu lagi untuk anak saya, tolong hidupkan anak saya dok"

Al menutup mulutnya karna syok mendengar perkataan dari ayah Gia tadi, "hidupkan anak saya" itu artinya Gia telah meninggal dunia.

Gadis itu terisak dalam diam, ia tak percaya kini Sahabatnya itu telah tiada, Gia pergi untuk selamanya.

Al melangkahkan kaki nya perlahan, ia ingin menghampiri orang-orang itu, air mata nya tak kunjung berhenti keluar, bahkan tangannya kini sudah bergetar hebat.

"A-ayah..." lirihnya pelan kepada sang Ayah.

Damas mendongakkan kepalanya, lelaki itu daritadi duduk dikursi tunggu sambil terus menundukkan kepalanya.

"Ayah..Gia mana?" Al berusaha mengeluarkan suaranya yang terasa begitu berat.

Damas menatap datar wajah putrinya, mata lelaki itu tersirat kebencian yang begitu dalam, Al bisa merasakan itu.

"Kau tanya Gia dimana? Kau hilang ingatan heh? Apa otak kau terbentur?" Jawab Damas santai tapi ada nada sinis yang begitu kentara.

"Kenapa kau bertanya? Bukankah ini semua ulahmu?"

"KAU YANG MEMBUNUH GIA KAN? DASAR ANAK KURANG AJAR, AKU MENYESAL MEMBESARKAN MU!!! KU BERI KAU PENDIDIKAN YANG BAGUS DAN SEKARANG KAU MALAH JADI PEMBUNUH!!!!"

Plakk...

"DAMAS HENTIKAN!! JAGA SIKAPMU DAMAS!" Winarta, ayah Gia mencoba menghalau amukan Damas terhadap putrinya.

"Kenapa kau menuduh Al yang membunuh Gia? Apa maksud mu Damas?" Tanya Ayah Gia, ia sontak terkejut mendengar perkataan damas yang begitu tiba-tiba menuduh putrinya sendiri.

"Memang siapa lagi pembunuhnya? Di villa itu hanya mereka berdua kan?"

Al hanya diam sambil memegangi pipi nya yang begitu perih, dihari ulangtahunnya, sang ayah tidak memberinya kado melainkan sebuah tamparan.

"B-bukan aku Ayah..a-aku bersumpah bukan aku yang melakukan itu" suara Al terdengar begitu bergetar, bahkan wajahnya kini memucat, ia sangat syok.

"Aku tidak perlu kebohonganmu, Polisi akan segera menyelidiki dan akan langsung mengurung mu dipenjara!!" Damas begitu emosi, jari telunjuknya kini sudah berada didepan wajah putrinya "KAU!! AKU MENYESAL KARNA SUDAH MEMBESARKANMU"

Al tak bisa lagi menahan tangis nya, ia langsung bersujud dikaki sang ayah sambil memohon ampun.

"A-ayah maafkan aku, aku bersumpah Ayah, bukan aku hiksss"

"Kami diserang pria yang tidak kami kenal, A-aku tidak tau siapa dia, A-aku.."

Belum sempat Al melanjutkan perkataannya, Damas langsung saja menendang gadis itu untuk menjauh dari kakinya.

Alkina Alisha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang