Chapter 5

815 119 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen :))

LOVE PSYCOPATH
NANON X CHIMON

****

Setelah beberapa hari sekolah diliburkan, kini pihak sekolah kembali mengaktifkan sekolah. Dan syukurlah tidak ada korban lagi, hanya penyelidikan yang masih tetap dilakukan.

Seperti biasa Fiat, Chimon dan teman yang lainnya kini sedang berkumpul di kantin sambil makan siang bersama. Namun, ada satu orang yang tidak bergabung selain Nanon tentunya.

"Dek, udah kabarin Phuwin kalo sekolah udah masuk lagi?" Tanya Fiat pada adik kesayangannya

Patrick yang sedari tadi gelisah memandangi ponselnya menggelengkan kepalanya "Belum kak, nomernya ngga bisa dihubungi malah."

"Lah??"

"Keenakan libur jadi lupa diri kali." Sahut Neo. Tangannya sibuk mengaduk jus mangga yang masih setengah penuh.

Patrick menanggapi komentar Neo. "Gak gitu kak, biasanya dia aktif terus kok. Ini sejak hari pertama dia balik ke Phuket nomernya udah gabisa dihubungi." Terdengar nada khawatir dibalik suara berat Patrick.

"Mungkin ganti nomer lupa ngabarin." First ikut menimpali.

Mereka semua terdiam, tidak ada yang memikirkan hal ganjal tentang hilangnya kabar Phuwin kecuali Patrick sendiri. Ia masih berusaha menghubungi nomor Phuwin berkali-kali namun tetap tak bisa.

"Ada nomer keluarganya nggak, coba tanya deh sekalian suruh bilangin kalo sekolah udah masuk lagi." Saran Chimon yang diangguki setuju oleh beberapa temannya.

Semuanya kembali tenang, tanpa mengambil pusing tentang Phuwin. Kecuali Patrick, siswa termuda di golongan mereka itu masih gelisah. Tidak biasanya Phuwin hilang kabar begini, apalagi tidak mengabari Patrick. Ayolah, Patrick orang spesial nya, tidak mungkin Phuwin melupakannya begitu saja kan. Ini pasti ada yang tak beres. Setidaknya itu yang Patrick pikirkan.

"Kak.."

"Hmm?" Fiat melirik sekilas, menyadari ekspresi Patrick, Fiat segera menatap adik kesayangannya itu..

"Kenapa ? Khawatir sama Phuwin?"

Patrick mengangguk, "Perasaan Patrick gak enak."

First kini ikut campur dalam perbincangan adik-kakak tersebut, menepuk pundak si kecil tinggi lalu berujar menenangkan. "Gausah dibawa pikiran, Phuwin pulang kampung, bukan ngilang gitu aja."

"Tapi-"

"Chi.."

Suara lain mengalihkan pandangan mereka. Menatap sosok tampan sedang berjalan menghampiri meja kantin tempat mereka duduk. Nanon terlihat berjalan menuju Chimon, tentu saja, karena Nanon tidak mempunyai urusan dengan mereka selain kekasih manisnya.

"Apa?"

"Temenin ke perpustakaan nyari buku." Pinta Nanon tanpa basa-basi.

Bukan Chimon yang menjawab, Ohm justru menyahut dengan nada ejeknya "Ahelahhhh manja bener gitu aja minta ditemenin, bayi kingkong."

Nanon melemparkan tatapan nya pada teman sekamarnya, "Siapa yang lo maksud bayi kingkong?"

Ohm memutar bola matanya jengah atas kesensian Nanon. Nanon benar-benar tidak bisa diajak bercanda, dan Ohm pun tidak pernah pandai menempatkan candaannya pada orang yang tepat.

"Sensi bener si cowok lo Mon, gak laik gue." Ohm dengan mood bercanda yang sudah anjlok ditingkat paling bawah. Diam-diam dia juga baper di sinisin sama Nanon terus.

LOVE PSYCOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang