"Jangan pernah berfikir untuk menghalangi jalanku."
Nanon_Korapat
..
Chimon sadar suasana tidak lagi seperti dulu. Mereka seperti terkekang di dalam penjara. Tidak bisa pergi beraktivitas dengan leluasa karena momok pembunuh yang hingga sekarang belum tertangkap. Sebagian temannya bahkan sudah memutuskan pindah sekolah untuk mencari aman, apalagi setelah kepergian Ohm yang tiba-tiba.
Jujur saja itu sangat mengejutkan. Sehari setelah Ohm ngotot mengatakan pelakunya ada diantara mereka, keesokan harinya Ohm ditemukan tak bernyawa dengan luka tusuk di bagian perut. Tidak terlalu mengenaskan seperti korban yang sudah-sudah tapi tetap saja itu cukup membuat Nanon syok selaku teman sekamarnya.
Malam itu Chimon sedang pergi keluar bersama Nanon. Keduanya kembali ke asrama. Nanon mengantar Chimon sampai kamar sekitar jam sepuluh lewat sebelum dirinya kembali ke kamarnya sendiri. Begitu sampai di kamar Nanon, Ohm sudah terbaring di ranjangnya dengan bersimbah darah. Setidaknya itu penjelasan Nanon yang sedikit gugup karena saking syok nya mungkin.
Seharusnya mereka langsung percaya setelah melihat Ohm sendiri menjadi korbannya. Tapi lagi-lagi mereka bilang tidak bisa asal menyimpulkan seenaknya tanpa bukti. Chimon sendiri masih setengah percaya dan setengah ragu untuk kasus ini, karena yang ia lihat teman-temannya tidak ada yang bertingkah mencurigakan.
Hah~ Chimon pusing sendiri. Disaat satu persatu dari mereka pergi meninggalkan sekolah, Chimon justru tetap bertahan di sini.
..
Makan malam terasa hambar, Chimon menepikan piring makanannya tanpa minat lalu mengambil air minum di botol dan meneguknya.
"Kenapa?" Nanon bertanya heran.
"Gak napsu." jawabnya malas, lalu kembali meletakkan minumnya di nakas. Menatap Nanon yang masih terlihat antusias melahap makanannya, Chimon justru mual melihatnya.
"Gimana gak kurus kalo makan aja seporsi ayam." ejek Nanon.
Chimon mendelik tak suka. Nanon selalu menghina fisiknya yang kecil, meskipun tersinggung tapi Chimon tidak pernah bisa marah pada Nanon, mungkin karena memang perkataan Nanon benar. "Kurus gini aja kamu mau, apalagi semok kayak First."
Nanon mengangguk-angguk setuju. "Bener, First emang semok kalo diliat-liat."
"Jadi bener First lebih semok daripada aku?!" Jika Chimon sudah dengan nada tinggi nya maka artinya pemuda Cantik itu sedang cemburu karena dibandingkan dengan orang lain.
"Becanda sayang.."
Chimon membuang muka kesal. "Untung First temen,"
"Kalo bukan?"
"Udah aku labrak lah! Pake nanya lagi." kesal Chimon.
Nanon terkekeh geli melihat tingkah lucu kekasihnya. "Kamu lucu kalo lagi galak."
"Apaan sih, bukannya serem."
"Ga serem sama sekali."
"Bodo amat dah!"
Nanon selesai dengan makan malamnya. Menyodorkan sisa piring kotornya pada Chimon. "Aku selesai sayang."
Paham dengan maksud Nanon, Chimon segera membereskan bekas makan Nanon dan berjalan ke kamar mandi untuk di cuci sambil bersungut kesal. "Belum jadi istrinya aja udah kaya babu, gimana kalo udah resmi coba."
"Kalo udah resmi justru nggak akan aku biarin kamu kecapean sama hal ginian. Jangankan nyuci piring, mandi aja aku mandiin pokoknya jadi tuan muda deh!" Sahut Nanon.
Chimon hanya mendumel tidak jelas di dalam kamar mandi. "Mandiin aku? Itu mah isi otak mesum mu!"
Love psycopath
Pagi ini Chimon terbangun sedikit lebih awal, ia melihat jam weker di nakas menunjukkan pukul 05:35. Chimon menggeliat pelan, netra coklatnya melihat sekeliling kamar dan baru sadar ia menginap dikamar Nanon semalam.
"Nanon, bangun." Chimon menepuk pipi kekasihnya yang masih terlelap disampingnya.
"Eungg~ masih terlalu pagi Chi." Erang Nanon dengan suara seraknya.
"Aku mau balik ke kamar, seragamku disana."
"Seragam kamu ada satu disini, cari di lemari." Ucap Nanon, iris gelap itu masih setia terpejam, hanya suara serak yang mengalun dari bibir tipisnya.
Chimon menghela nafas, lalu bangkit menuju lemari Nanon untuk mencari seragamnya. Hening kembali menyelimuti, Nanon melanjutkan mimpinya yang terganggu sesaat, sementara Chimon sibuk mengobrak abrik isi lemari Nanon mencari bajunya.
Beberapa saat kemudian Chimon menegang seketika melihat gulungan hitam tersimpan dibawah lipatan baju baju Nanon, sempat penasaran Chimon mencoba mengecek kantung kain berwarna hitam itu. Jantungnya hampir saja lompat begitu melihat sebuah pisau, cutter dan gunting terdapat di dalamnya. Untuk apa Nanon menyimpan benda-benda seperti itu dilemari nya.
Sebelumnya Chimon tidak pernah melihat benda mengerikan itu berada di dalam lemari Nanon, mengingat Chimon sudah terlalu sering membuka lemari itu. Baju-baju Nanon bahkan Chimon yang menyusun nya setelah di cuci di laundry.
Mungkinkah itu.. Nanon?
Dengan gerakan gemetar, Chimon menoleh mengecek Nanon yang masih terpejam. Perasaannya mendadak takut luar biasa.
"Chi, ketemu gak bajunya?" Tanya Nanon bergumam dengan suara khas orang ngantuk.
Nanon dengan cepat menyimpan kembali benda tadi, dan segera mengambil seragamnya yang telah ditemukan. "Ada kok ini, aku mandi dulu." Chimon segera melesat ke kamar mandi dengan perasaan berkecamuk.
..
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Nanon. Ia melihat perubahan sikap dari si mungil sejak tadi pagi. Sejak selesai mandi Chimon yang biasanya cerewet mengatur Nanon ini itu kini sedikit berbeda, pemuda kesayangannya itu terlihat menjadi pendiam. Atau sangat pendiam malah?
"Gak papa, kalo udah selesai ayo berangkat. Udah siang ini." Balas Chimon seraya melirik jam.
Nanon meletakkan sisirnya setelah selesai menata rambutnya. Berjalan mengambil tasnya, lalu menghampiri Chimon yang dari tadi duduk anteng di ranjangnya. "Yaudah ayo."
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PSYCOPATH [Completed]
Mystery / ThrillerNanon Korapat, seorang psikopat penuh ambisi dan tak terbantahkan, berambisi memiliki pemuda manis yang berhasil menarik perhatiannya bernama Chimon Wachirawit. Obsesinya terhadap Chimon membuat Nanon mengklaim Chimon miliknya seutuhnya dan akan mem...