LOVE PSYCOPATH
NANON X CHIMON***
Entah sejak kapan Ohm dan Nanon terlibat percakapan panjang seperti sekarang, selama ini mereka tidak dekat meskipun satu kamar. Bahkan bertegur sapa pun dapat dihitung berapa kali mereka saling menyapa basa-basi. Tapi berbeda dengan malam ini, Ohm dan Nanon duduk berhadapan dengan posisi mereka di ranjang masing-masing.
Nanon masih bungkam menunggu Ohm melanjutkan kalimatnya. Sementara Ohm terlihat berpikir hingga akhirnya kembali bersuara.
"Lo percaya kan sama gue?"
Nanon memutar matanya jengah, sejak tadi Ohm mengatakan hal itu. Setelah asumsi-asumsi yang ia sampaikan perihal kecurigaannya tentang pembunuh itu. Nanon akhirnya menyerah dan menarik nafas pasrah.
"Oke gue percaya."
Seolah mendapatkan kemenangan, Ohm mengembangkan senyumnya lebar sekali. "Sudah kudugong. Mereka gak bakal percaya sama mulut gue, lah biasanya gue guyon giliran serius aja mereka nanggepinnya becanda."
Nanon meraih bantal untuk tumpuan sikunya, posisi duduknya bersila. Kembali menatap pria Tinggi didepannya. "Tapi, apa lo punya bukti atas kecurigaan lo itu.?" Tanya Nanon kemudian.
"Cuma modal firasat sih." Cengiran bodoh itu menghiasi wajah Ohm yang langsung mendapat lemparan bantal dari Nanon.
"Lah sama aja goblok!" Hujatnya.
"Tapi gue naruh curiga sama satu orang!"
Ucapan Ohm selanjutnya menarik perhatian Nanon yang sedikit tertarik. Ekspresi nya berubah serius, Nanon menatap intens Ohm.
"Siapa?"
Ohm hanya mengangkat bahunya, "Gue gamau kasih tau soalnya entar dibilang nuduh."
"Ya sama aja nuduh kan." Dengus Nanon.
"Beda lah! Ini curiga, gue harus kumpulin bukti dulu biar mereka puas kalo gue gak omong kosong." Ujar Ohm serius.
Nanon masih bertahan memperhatikan Ohm yang entah kenapa bisa seyakin itu dengan feeling nya. Terlalu bersemangat untuk membuktikan kecurigaannya yang tak berdasar dan membuat Nanon tertawa dalam hati.
Selanjutnya Nanon berdehem pelan, sebelum bersuara. "Sebenernya gue juga curigai sama satu orang."
"Hah? Siapa?!" Pekik Ohm.
"Lo."
Dan saat itu pula Nanon menerima lemparan bantal dari Ohm yang tak terima dituduh sebagai pelaku. "Kok gue sih goblok!"
"Soalnya lo bertingkah aneh! Curiga tanpa bukti, jangan jangan Lo sendiri pelaku nya. Kecurigaan lo cuma buat pengalihan aja kan biar yang lain terkecoh dan gak nuduh lo?" Jawab Nanon panjang lebar.
Sebentar. Sepertinya Ohm harus mengadakan syukuran karena bisa membuat Nanon bicara sepanjang itu dalam satu tarikan nafas. Ingatkan Nanon untuk daftar sekolah rapper nanti, kecepatan bicaranya benar-benar mengagumkan.
Ohm kembali dengan kewarasannya, ia kemudian beranjak dengan perasaan dongkol. Bicara dengan Nanon tidak ada bedanya, dia sama saja dengan yang lain tidak bisa mempercayai nya.
"Lo sama aja kaya yang lain, rugi nafas gue bahas ginian sama lo, sia-sia." Gerutu Ohm.
Mengabaikan omelan Ohm, Nanon justru bertanya saat melihat Ohm membuka pintu kamar ,"Mau kemana lo?"
"Keluar. Kali aja ketemu pelaku itu, gue ajak baku hantam sekalian." Sewot Ohm.
Nanon mencibir, "Emang berani?"
Ohm pun pergi tanpa menanggapi cibiran Nano tadi. Sementara Nanon didalam kamar menyunggingkan seringainya melihat tingkah temannya. Meraih selimut, Nanon berniat pergi ke alam mimpi. Tidak ada rencana untuk malam ini, Nanon lelah. Tangannya terlalu kotor setelah menghabisi dua nyawa temannya sekaligus kemarin. Ia juga butuh istirahat kan? Pikirannya kembali pada malam dimana Patrick dan Phuwin habis ditangannya. Nanon tersenyum lagi "Pasangan yang malang." Gumamnya, dan terlelap.
love psycopath
Malam berikutnya Ohm bergerak buru-buru didalam kamarnya. Nanon sedang berada diluar, Ohm buru-buru mengacak-acak segala isi lemari Nanon dan semua milik Nanon untuk mencari sesuatu yang bisa disebut petunjuk.
Dari awal Ohm sebenarnya sudah mencurigai teman sekamarnya itu sebagai tersangka pelaku. Terlebih saat mengetahui korban-korban yang berjatuhan adalah orang-orang terdekat mereka. Otak Ohm yang bodoh ternyata bisa berkerja sedikit lebih pandai untuk menyimpulkan segala kejadian yang terjadi.
Lalu apa tujuannya ia membahas tentang kecurigaannya kepada Nanon sendiri? Tentu saja untuk melihat reaksi Nanon. Dan, boom! Ohm mendapatkan nya. Setelah malam itu Ohm keluar kamar untuk mengasah otaknya mencari cara untuk membuka kedok psikopat gila yang berkedok teman. Ohm sadar ini terlalu terburu-buru, tapi baginya tidak ada waktu lagi saat nyawa teman-temannyalah taruhannya.
Gerakannya semakin brutal dan buru-buru, Ohm berkali-kali mengecek jam dinding untuk memastikan waktunya masih cukup. Dan sialnya waktu berjalan begitu cepat karena jam-jam segini Nanon biasanya akan kembali ke kamar.
"Babi! Mana sih, pasti ada petunjuk, cepet goblok cari cepet!" Ohm mengumpati dirinya sendiri yang lambat dalam mencari. Tiba-tiba netra matanya mendongak tiba-tiba, menatap Hoodie hitam yang tergantung di balik pintu.
Tanpa pikir panjang Ohm menyambar Hoodie itu, di tarik ke ranjangnya dan segera menggeledah nya.
Ketemu!
Ohm mengembangkan senyumnya saat menemukan cutter terdapat di kantung Hoodie nya. Ia meringis ngeri saat mendapati bercak darah di mata cutter tersebut. Sudah bisa dipastikan itu salah satu alat untuk melancarkan aksinya menghabisi para korbannya.
"Manusia sinting!" Umpat Ohm sebelum mengambil barang bukti itu dan membungkus nya dengan kain. Iya buru-buru namun sesaat kemudian tepukan pelan menyapa bahunya.
Menegang seketika, Ohm berbalik menghadap belakang dan menemukan Nanon tengah tersenyum padanya.
"N-Non-"
Jleb!!
Mata Ohm membelalak seketika saat merasakan perutnya ditembus paksa dengan benda tajam berbentuk runcing. Rasa sakit merayap ke sekujur tubuhnya. Ia terbatuk pelan, keseimbangan Ohm hilang seketika saat tubuhnya ambruk di atas ranjang.
"Nemuin bukti?" Tanya Nanon tersenyum tipis. Ia menatap Ohm yang sedang melawan rasa sakit. Selanjutnya Nanon mencabut pisau yang menancap diperut Ohm. "Sakit?"
"L-lo.."
"Hmmm??" Nanon bergumam pelan menunggu Ohm menyelesaikan kalimatnya dengan nafas putus putus.
"Ibliss.."
"Nice, Ohm!"
Nanon tertawa ringan mendengar ucapan Ohm untuknya. "Gue gak sebodoh itu, otak gue lebih pinter dari lo. Mau main-main sama gue?"
Ohm masih terlihat meregang nyawa, nafasnya semakin pendek saat darah segar mengalir banyak dari lubang perutnya, kesadaran nya lambat laun menipis saat Nanon menambahi luka perutnya dengan hujaman banyak tusukan.
Nanon tersenyum lebar. "Selamat tinggal, roomate."
To be continued..
![](https://img.wattpad.com/cover/279528435-288-k692791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PSYCOPATH [Completed]
Mystery / ThrillerNanon Korapat, seorang psikopat penuh ambisi dan tak terbantahkan, berambisi memiliki pemuda manis yang berhasil menarik perhatiannya bernama Chimon Wachirawit. Obsesinya terhadap Chimon membuat Nanon mengklaim Chimon miliknya seutuhnya dan akan mem...