Chapter 14

875 117 33
                                    

"Aku masih tetap mencintaimu sekalipun bibirku mengatakan aku membencimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih tetap mencintaimu sekalipun bibirku mengatakan aku membencimu. Iya, aku benci mencintaimu terlalu dalam."
Chimon Wachirawit

LOVE PSYCOPATH
NANON X CHIMON

*****

Kriet~~

Nit..

Nit..

Nit..

Suara monitor pendeteksi detak jantung terdengar nyaring di ruangan bernuansa putih itu. Aroma obat menguar di seluruh ruangan. Raga kecil nan rapuh itu terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang dengan berbagai alat medis yang menempel pada tubuhnya guna menopang nyawanya yang diambang hidup dan mati.

Seseorang memasuki ruangan tersebut. Meletakkan bingkisan berupa buah di atas nakas lalu menatap tubuh kurus itu. Win mengusap rambut Chimon pelan, "Hidupmu pasti berat ya, mencintai orang yang salah," ujarnya lirih.

"Sekarang kamu aman, Mon. Phi akan jagain kamu."

Ceklek~

Win mengalihkan pandangannya ke pintu. Nampak seseorang menyembul dari balik pintu yang kemudian diikuti oleh beberapa teman di belakangnya

"Dia belum sadar Phi?" tanya First.

Win menggeleng pelan lalu melihat ke Chimon. "Kata dokter bentar lagi mungkin sadar, dia sempat kekurangan darah, tapi sekarang udah baik."

First bernafas lega diikuti teman-temannya juga. Mereka bersyukur Chimon masih bisa diselamatkan setelah kehabisan banyak darah karena Nanon menahan Chimon yang terluka waktu itu. Ahh ... mengingat itu mereka benar-benar tak habis pikir ternyata pelakunya adalah temannya sendiri. Nanon terlalu alami berakting seolah tidak tau apa-apa, bahkan mereka tidak ada yang bisa mencurigai nya.

"Eung~"

Suara lenguhan lemah itu terdengar samar namun masih dapat terdengar. First yang menyadari lebih dulu pergerakan mata Chimon yang perlahan terbuka dengan susah payah.

"Mon udah sadar."

Mereka serempak menghampiri Chimon. Berdiri di sisi ranjang dengan rapih. Frank, Drake, Neo, Fiat dan Napat memandangi Chimon sembari menunggu kesadaran Chimon stabil.

"Phi.." panggil Chimon saat netra sayu nya menangkap wajah kakaknya di sisi ranjang.

Win tersenyum lembut lalu mengangguk, "Iya. Phi panggil dokter dulu ya."

Chimon tak ingin protes saat Win sudah pergi meninggalkan ruangan rawat nya, menyisakan kelima temannya didalam kamar.

"Mon, masih sakit?" tanya Fiat khawatir.

Si kecil hanya menjawab dengan mengangguk lemah.

"Jangan dipaksa bergerak, istirahat aja."

Tak beberapa lama seorang dokter masuk ke ruangan untuk memeriksa kondisi Chimon. Setelah dirasa keadaan nya mulai membaik, sang dokter kembali pergi sebelum mengingatkan para pengunjung agar tidak terlalu mengganggu pasien. Dokter pun pergi.

LOVE PSYCOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang