Chapter 10

621 102 6
                                    

"Obsesi terbesar ku adalah kamu."

Nanon_Korapat

***

LOVE PSYCOPATH
NANON X CHIMON

Chimon POV_

Aku  meminum minuman ku dalam diam. Pikiranku berkecamuk, setelah kejadian tadi pagi aku tidak bisa berpikir jernih. Aku terlalu syok dan takut untuk menerka. Apakah Nanon benar-benar orang yang Ohm maksud? Ah bahkan menatap wajahnya saja aku tak berani.

Seperti sekarang, tidak ada Nanon yang selalu mengekor dibelakang ku. Tidak ada celotehan nya yang cemburu karena aku disapa banyak orang. Yahh~ kepribadianku yang ramah memang disukai banyak orang, bukan terlalu percaya diri tapi memang begitu kenyataannya.

Khusus untuk hari ini, aku yang ramah menjadi pendiam. Benar-benar diam, bukan diam yang sombong tapi diamku karena pikiran ku tidak bisa ku kendalikan sehingga aku melamun terus. Aku menghindari dia, orang yang sejak tadi memenuhi pikiran ku. Tidak ada Fiat di sampingku, sohibku itu sedang bersama Napat sepertinya. Maka aku menggunakan kesempatan itu untuk menenangkan pikiran.

Puk!

Seseorang menepuk pundak ku. Pelan, namun mampu membuatku berjengit kaget karena pikiran kosong ku. Kulihat Sing sudah duduk disamping ku,

"Ngelamun."

Aku tersenyum samar. "Sing."

"Dimana bayi mu?"

"Bayi?" Aku membeo tidak mengerti, bayi apa maksudnya?

Sing terkekeh kecil. "Nanon, bayi singamu. Biasanya kalian gak pernah terpisah selain tidur sama mandi doang." katanya.

Oh Nanon. Sial, aku mengingatnya lagi. Aku bahkan lupa kalau mereka memang terbiasa menyebut Nanon sebagai bayiku yang manja dan selalu minta dilayani olehku, aku sampai melupakan itu.

Ku usap wajahku, lalu tertawa kecil berusaha mengembalikan ekspresiku yang biasanya. "Gatau kemana, ada urusan kali." jawabku bohong. Tentu saja, karena sebenarnya aku menghindari pemuda Tampan itu.

Kudengar Sing ber-oh-ria. Dan aku kembali terdiam.

"Mon?"

"Ya?"

"Kenapa? Ada yang kamu pikirin?"

Apa begitu jelas jika aku memang sedang banyak pikiran? Oh jelas saja, sifat cerewet ku yang hilang digantikan diam dengan pandangan kosong tentu saja membuat yang lain terheran, Chimon. Siapapun akan menyadarinya. Namun walaupun begitu aku tetap menyangkal, rasanya aku belum siap menceritakan apa yang sedang mengganggu pikiran ku.

Akupun menggeleng pelan. "Gak kok, cuma ngantuk aja, kurang tidur. Semalem begadang sama Nanon."

Shit. Jawaban ku yang terdengar ambigu kini membuat mata Sing menyipit curiga menatapku. "Begadang? Sama Nanon?"

"Aaaa.. m-maksudnya semalam aku gak bisa tidur, terus Nanon nemenin aku terjaga. Gitu." kataku gugup dengan tawa kaku. Aku tidak mau Sing berpikir kotor tentangku. Hah.. mulut polosku sepertinya sudah ketularan mulut bar-bar Nanon sehingga tidak bisa menyaring kalimat yang pas untuk menjawab pertanyaan Sing.

Dia tertawa setelahnya melihat kegugupan ku. "Iya iyaa tauu,"

Kami kembali terdiam saat tak ada yang memulai obrolan diantara kami. Sesaat kemudian aku merasakan usapan di kepalaku pelan, "Jangan banyak pikiran, aku duluan ya." Sing pamit pergi setelah aku mendiamkan nya.

LOVE PSYCOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang