- 8 -

363 53 14
                                    

Kini jeno sudah menjalankan motornya, membawa mereka berdua kekedai yang sedikit jauh dari dorm somi. Sepertinya bukan hanya somi yang merasakannya, nampaknya jeno juga merasakan jika jantungnya berdegup sangat kencang sekarang.

Lambat laun, somi sudah tak lagi merasa khawatir. Ia terlihat sangat santai sekarang menikmati udara seoul sore hari dengan bermotor sepertinya tidak buruk. Dan juga ini pertama kalinya ia naik motor, somi jadi mendapatkan pengalaman baru.

Tangan somi sama sekali tidak terlepas dari perut jeno dari awal pergi sampai akhirnya sampai dikedai itu.

"sampai kapan kau akan memelukku" tanya jeno

"apa sudah sampai?" tanya somi polos

"kita sudah sampai dari setengah jam yang lalu"

"cihh, berlebihan sekali"

Somi menuruni motornya dan memberikan helm kepada jeno, ia pun menunggu jeno yang baru saja selesai memarkirkan motornya

"tunggu dulu" ucap jeno menghentikan langkah kaki somi yang hendak melenggang pergi kekedai itu

Jeno membuka jaketnya kemudian memakaikan jaket itu pada somi. Sungguh, lelaki didepannya ini sudah berkali-kali membuat somi salah tingkah hari ini

"pakai ini, mereka bisa mengenalimu jika kau berpakaian seperti ini" ucap jeno

Somi hanya membeku saja, tak tahu harus mengatakan apa. Baru pertama kalinya ada lelaki yang sangat jelas menunjukkan perhatiannya pada somi. Walaupun jeno tak mengungkapkan secara langsung maksudnya namun somi tidaklah bodoh untuk tahu apa maksud lelaki itu

Mereka berjalan beriringan menuju kedai itu, sepertinya keadaan kedai sedikit ramai mengingat ini waktu pulang sekolah. Terlihat banyak sekali gadis yang masih memakai seragamnya.

Jeno dan somi memasuki kedai tapi sepertinya keberadaan mereka mendapatkan sedikit perhatian dari segerombolan siswi yang duduk dipojok kedai

"annyeonghasseyo ahjuma, aku ingin mengambil sepeda yang kemarin aku titipkan" ungkap somi pada pemilik kedai

Sementara somi sedang berbicara dengan pemilik kedai, jeno berdiri tepat dibelakang gadis itu dan memperhatikan sekitarnya

"bukankah itu lee jeno?"

"sepertinya iya, lihat saja bentuk tubuhnya"

"bagaimana ini? apa kita dekati saja dan meminta tanda tangannya?"

"tapi sepertinya dia dengan seorang wanita"

"siapa wanita itu? apa dia kekasihnya?"

"yaa aku tidak terima jika jeno memiliki kekasih"

"baiklah, mari kita dekati mereka untuk memastikan"

Gumaman yang sangat jelas terdengar oleh jeno maupun somi, mereka saling memandang sekarang. Entah mendapatkan insting darimana, sepertinya somi tahu apa yang sedang jeno pikirkan

"ahjumma, boleh aku menitipkan sepedaku sedikit lebih lama karena..." ucapan somi terpotong saat jeno menarik tangannya untuk keluar dari kedai itu.

Jeno menarik somi dengan erat, ia hanya memastikan jika sekelilingnya aman, melihat fans nya ralat bukan fans melainkan sasaeng. Yaa, jeno yakin mereka adalah sasaeng yang biasa menunggu didepan dorm mereka dilihat bagaimana mereka dapat mengenali jeno padahal ia memakai penyamaran yang sangat lengkap.

Jeno memasuki lorong demi lorong perumahan, tak ada waktu lagi untuk berlari pikirnya. Ia harus segera bersembunyi, jeno menarik tubuh somi kearah celah antar rumah warga. Lorong tersebut bisa dibilang cukup kecil karena kini tubuh jeno dan somi berada sangat dekat dan nyaris menempel

"yaa.. kau ini.." somi hendak mengomel tapi tangan jeno agaknya lebih cepat membekap mulut gadis itu

Somi tertegun dengan perlakuan jeno sekarang, entah mengapa gadis itu terus mengamati wajah jeno yang kini berada sangat dekat. Jeno tersadar saat kini ia sedang ditatap somi, perlahan tangan yang menutup mulut somi pun akhirnya mengendur. Dan jeno membalas tatapan somi

"kau tau? matamu sangat indah" ucap somi dengan suara pelan juga dalam

"arra, dan kau tau?"

"hmm?"

"semua yang ada diwajahmu itu indah" ucap jeno dengan nada rendah nya

Somi tersentak mendengar penuturan jeno barusan, entah mengapa pasokan oksigen disekitar mereka seperti menipis membuat wajah somi memerah.

Ingin sekali mengalihkan pandangannya karena ia merasa jeno mungkin bisa mendengar degup jantungnya sekarang. Ayolah somi harus menjaga harga dirinya sebagai perempuan bukan

Namun hal itu sepertinya terlambat, jeno sudah lebih dulu memegang dagu somi dan mengarahkan wajah gadis itu untuk kembali menatapnya


Cupp


Entah keberanian dari mana seorang Lee Jeno yang baru pertama kali mengenal wanita kini mencium Jeon Somi. Meski hanya kecupan singkat tapi itu ia lakukan dibibir membuat jantung somi seperti akan lepas dari tempatnya.

"it was my first kiss" ucap somi polos

"and i got it" balas jeno

"mulai sekarang, jangan berpikir untuk dekat dengan lelaki manapun" lanjut jeno

"apa urusanmu" ketus somi

"karena jika hal itu terjadi, lelaki itu akan berurusan denganku" ucap jeno disertai seringainya

"kita bahkan tak memiliki hubungan apapun, lalu apa hak mu?" 

"jadi kau ingin ada hubungan denganku?" tanya jeno dan seringainya lebih lebar

"sungguh Lee Jeno, kau sangat menyebalkan" geram somi

Jeno terkekeh melihat wanita didepannya itu menggerutu kesal, tentu saja ia tahu apa yang dimaksud somi tadi. Bukankah jeno sudah mengatakan jika ia sangat senang melihat wanita didepannya ini kesal

"arra, kau sekarang menjadi milikku" ucap jeno

"yaa.. kau pikir aku mau" geram somi

"lalu kau pikir aku memberimu pilihan?" jawab jeno enteng

Sungguh somi kehabisan kata-kata untuk menghadapi lelakinya didepannya ini. Ia hanya diam saja tak tahu akan merespon seperti apa lagi. Dirasa keadaan sudah aman, jeno langsung mengajak somi berlar menuju motornya


.

.


Please vote dan comment nya yeorobun^^

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang