- 12 -

332 48 16
                                    

"aku rasa kau belum terlalu tua untuk lupa dengan ucapanku"

"maksudmu?"

Jeno menghela nafasnya kasar, ia berlalu meninggalkan somi disana untuk duduk disofa ruangan itu. Ia sangat berusaha mengatur emosinya saat ini. Bagaimana pun ia dan somi belum resmi menjalin hubungan, akan sangat tidak nyaman jika hubungan keduanya harus rusak.

"apa yang kau bicarakan?" tanya somi yang menghampiri jeno disana

Sedangkan jeno tak menjawab apapun sedari tadi, kepalanya terus berpikir bagaimana untuk menjelaskan dengan lebih halus agar somi tak berpikir yang negative tentangnya.

"Yaa... Lee jeno" teriak somi

Lelaki itu mengusap kasar telinganya karena teriakan dari somi barusan, wanita didepannya ini sangat bar-bar jika sudah penasaran

"aku dengar jeon somi" gerutu jeno

"kau dengar, tapi tak menjawab pertanyaanku"

"lelaki itu.. mengapa dia merangkulmu?" ucap jeno dengan suara yang nyaris tak terdengar

"mwoo? aku tak mendengar apa yang ucapkan"

"member treasure itu, dia memelukmu" ucap jeno sekali lagi dengan tempo cepat

Somi tercengang disana, apa maksud lelaki didepannya ini? Dia mempermasalahkan saudaranya yang merangkulnya tadi. Ayolah semua idol YG itu seperti saudara, tak ada diantara mereka yang menyimpan perasaan seperti cinta seperti itu. Jika pun ada, pasti Yang sajangnim sudah turun tangan

"kau cemburu?" ledek somi dengan mengedipkan matanya

"mwoo? untuk apa aku cemburu? aku hanya memikirkan bagaimana reaksi idol lain jika melihat kelakuan kalian. Banyak sekali idol yang melihat tingkah kalian dan kau bisa mendapatkan masalah karena itu" elak jeno dengan nada yang sedikit tinggi

"benar juga, untuk apa kau cemburu?" gumam somi yang masih bisa didengar jeno, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu. 

Namun sebelum benar-benar keluar somi menyempatkan mengatakan sesuatu yang cukup membuat jeno tertampar

"..tak usah mengkhawatirkan pandangan orang tentang diriku, karena itu bukan urusanmu" ucap somi lalu keluar dari ruangan itu

Jeno mengacak rambutnya kasar. Tidak, bukan seperti ini yang jeno maksud. Ini tak seperti yang ada dikepala jeno, bukan seperti ini akhir dari pertemuan ini.


***

Mungkin jeno sedang merasakan dampak dari perbuatannya kemarin. Sudah tiga hari sejak pertemuan ia dan somi, wanita itu bahkan tak pernah mengangkat panggilan jeno. Padahal jeno ingin sekali menjelaskan apa maksud dan tujuannya berbicara seperti itu. Jeno yakin, jika somi sudah salah paham padanya.

"kau sedang apa?" tanya jaemin yang baru saja memasuki kamar jeno

Jeno sedikit terkejut dengan kehadiran jaemin disana, ia lantas mematikan sambungan teleponnya dan sedikit menyembunyikan handphonenya.

"anii, aku tidak sedang apa-apa. wae?"

Jaemin mendudukkan tubuhnya dikursi kamar jeno sambil melihat sepeda yang berada dikamar itu

"kau ingat, sudah berapa lama kita berteman?"

"tentu, mengapa kau mengungkit itu?"

Sungguh, perasaan jeno sudah tidak karuan sekarang, otaknya sudah berkelana entah kemana. Jangan sampai ketakutannya selama ini menjadi nyata

"wae? wae jeno-ya?"

"mwo, apa yang kau bicarakan?" tanya jeno

"kau tau jika aku menyukai somi, tapi kenapa kau.."

Apa benar ini waktunya? sungguh jeno belum siap. Siapapun tolong bawa jaemin keluar dari ruangan ini. Ia tak ingin hubungan persahabatannya dengan jaemin rusak gara-gara ini

"mianhe jaemina, jeongmal mianhe" ucap jeno yang tak berani menatap jaemin

Jaemin menatap sahabatnya itu, seolah menuntut penjelasan bagaimana semuanya dapat terjadi. Tapi sedari tadi jeno hanya menunduk tanpa berani menatapnya kembali

"kau menyukai somi?" tanya jaemin

Jeno mengangkat kepalanya untuk menatap jaemin, bagaimanapun juga hal itu memang benar. Ia tak bisa terus menyembunyikannya. Jeno hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan jaemin tadi

"kau sudah menyatakan perasaanmu?"

Jeno hanya menggeleng, bagaimana ia akan menyatakan jika hubungannya dengan somi saja sedang renggang

"pabboya, kenapa kau belum menyatakannya" teriak jaemin

"kau.. tidak masalah jika itu terjadi?" tanya jeno sekarang

"bagaimana aku tidak mempermasalahkannya jika wanita yang kusukai juga disukai oleh sahabatku. Tapi daripada itu, aku lebih memikirkanmu. Baru kali ini kau jatuh cinta pada seseorang, aku tak mungkin menjadi batu penghalang. Jadi aku putuskan untuk merelakan somi untukmu" jawab jaemin panjang lebar

Untuk beberapa detik mereka saling berpandang dan selanjutnya gelak tawa langsung bergema dikamar jeno. Entahlah apa yang dipikirkan kedua sahabat itu, tapi dengan melihat wajah keduanya saja mereka seolah bisa membaca apa yang ada dipikiran masing-masing

"gomawo jaemina" ucap jeno dengan tulus

"arasseo, tapi jika kau menyakiti somi maka aku yang akan lebih dulu merebutnya darimu"

"dan itu tak akan pernah terjadi" ucap jeno

"bersiaplah, kita akan segera pergi untuk latihan terakhir sebelum perform besok" kata jaemin kemudian berlalu dari sana

"tunggu, bagaimana dengan haechan? bukankah ia juga menyukai somi?" 

"kau seperti tidak tahu haechan, semua gadis juga ia sukai" kekeh jaemin

"arasseo arasseo" kekeh jeno

Jaemin menutup pintu kamar jeno dengan pelan, matanya menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong

"gwenchana, aku sudah melakukan yang terbaik" ucap jaemin pada dirinya sendiri




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

Yeayyy!!! Special buat hari ini aku double update, thanks buat kalian yang masih nungguin cerita ini hehe

Semoga suka yaa:) Jangan lupa vote dan comment yeorobun^^

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang