Dentuman musik mengalun keras, diatas panggung sana terdapat beberapa idol yang tengah mempersiapkan penampilan mereka untuk acara esok hari. Semua pengisi acara memang sedang berada digedung acara penghargaan tersebut untuk latihan terakhir kalinya.
Sedangkan idol yang lainnya sedang berada diruang tunggu mereka masing-masing sambil menunggu giliran mereka. Begitu pula dengan NCT dream yang sekarang tengah berkumpul. Tak banyak kegiatan yang mereka lakukan sembari menunggu giliran latihan, hanya game yang menemani mereka
"kau sudah bertemu somi?" tanya jaemin
"aku belum bertemu dengannya. Sepertinya dia sangat marah padaku"
"aishh kau memang tak bisa mengendalikan kecemburuanmu itu eoh"
"bagaimana jika aku menghubunginya, kita lihat apa dia mengangkat panggilanku atau tidak" usul jaemin
Kemudian pemuda itu mengetik nomor somi disana, panggilan itu memang tersambung namun agaknya tak akan dijawab oleh gadis itu
"dia tak menjawabnya"
"hah ya sudahlah aku akan ke toilet sebentar"
Jeno berjalan menyusuri lorong tersebut, kakinya melangkah mencari dimana lokasi toilet digedung itu. Saat tengah asyik berjalan, ia berpapasan dengan beberapa staf yang berjalan dengan terburu-buru. Namun satu ucapan salah satu staf itu mampu membuatnya stagnan ditempat
"kau sudah menghubungi managernya?"
"dia juga tidak tahu, tadi dia izin untuk ketoilet tapi sudah satu jam tak kembali"
"kerahkan semua staf keamanan untuk mencari jeon somi, dia akan segera kepanggung"
Benar, jeno sudah menajamkan pendengarannya dan benar jika salah satu staf itu menyebutkan nama gadisnya. Apa lagi sekarang? mengapa gadis itu suka membuat jeno khawatir seperti ini
"permisi, apa ada masalah?" tanya jeno pada salah satu staf tadi
"ahh jeno-ssi, tidak ada masalah apapun"
"aku mendengar tadi ada yang menghilang"
Staf itu melirik kekiri dan kekanan memastikan bahwa tak ada seorang pun yang mendengar percakapan mereka
"Jeon somi menghilang, tolong rahasiakan ini. Kami akan segera menemukannya"
Jeno tidak terkejut, tadi ia hanya memastikan apakah pendengarannya masih berfungsi dengan baik atau tidak.
"aku akan membantumu mencarinya"ucap jeno
Belum sempat staf tersebut melarang namun jeno langsung berlari meninggalkannya. Jeno harus cepat sekarang, entah mengapa perasaannya sudah tidak enak. Otaknya terus berpikir keras tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Kemana dia membawa gadis itu. Dimana dia menyembunyikannya, dan lain-lain.
Ia berlari menyusuri ruangan demi ruangan, dari toilet lantai satu sampai lantai teratas namun nihil. Ia sama sekali tak bisa menemukannya.
"apa kalian juga mencari jeon somi?" tanya jeno pada seseorang yang berpenampilan seperti security itu
"benar tuan, kami sudah menyusuri seluruh ruangan digedung ini tapi masih belum menemukannya" ucap salah satu security itu.
Jeno hanya mengangguk setelah mendapatkan jawaban dari mereka. Ia lantas terus melangkahkan kakinya tak tentu arah. Banyak staf yang berlalu lalang disana dan bertanya apa yang sedang ia lakukan tapi jeno tak bisa menjawabnya, ia hanya tersenyum sembari membungkuk.
Saat pemuda itu menyusuri salah satu lantai digedung itu tepatnya dilantai 2, ada salah satu ruangan yang mengganjal dihatinya. Ruangan itu tepat dibawah tangga darurat, tertutup rapat dan sepertinya tak ada ventilasi disana. Perlahan ia mendekat kearah ruangan itu dan tunggu apakah jeno tak salah mendengar? ada seseorang yang meminta pertolongan disana, walaupun suaranya kecil tapi ia masih bisa mendengar.
Tanpa berpikir panjang jeno langsung mendobrak pintu ruangan itu. Tak perlu menunggu lama, hanya dengan dua kali percobaan pintu sudah berhasil didobraknya. Disana terpampang jelas gadisnya sedang meringkuk menangis ketakutan dengan baju bagian atas yang sudah sedikit terkoyak.
"jeno-ya..." lirih somi
Ia beralih melihat pemuda yang berada tepat didepannya ini, pemuda ini nampak sangat terkejut dnegan kehadiran jeno disana. Ia memang mengenakan pakaian staf tapi hal itu tak mengurungkan jeno untuk memberinya pelajaran
"Brengsek" teriak jeno dengan mata yang sudah memerah menahan amarah
Tangannya langsung melayangkan satu pukulan tepat dipipi pemuda itu, membuatnya jatuh tersungkur. Jeno tak ingin membuang waktu, ia langsung menghampiri pemuda itu dan melayangkan beberapa pukulan lagi
"keparat, apa yang kau lakukan padanya"
"brengsek"
Jeno terus memukuli staf itu sampai beberapa staf keamanan yang tadi datang menghampiri dan menenangkan jeno. Mereka berusaha keras menarik pemuda yang sedang tersulut amarah itu sampai akhirnya mereka terpisah
"urus bedebah ini dengan benar. Jika tidak, aku yang akan mengurusnya" ucap jeno lalu beralih pada somi yang masih duduk dipojok ruangan
"heyy, ini aku" ucapnya lembut
Pemuda itu melepaskan jaket yang kini ia pakai untuk menutupi bagian dada somi yang sedikit terekspos. Namun ia sama sekali tak mendapatkan jawaban apapun dari gadis itu.
"kau sudah aman sekarang" gumam jeno yang memberikan pelukan untuk somi
Hal itu lantas disambut baik oleh somi, ia mengalungkan tangannya pada leher jeno. Menyembunyikan wajahnya diceruk leher lelaki itu
"aku takut" gumam somi
"ada aku disini, tak perlu takut"
Jeno mengangkat tubuh somi, menggendongnya ala bridal dan membawanya kembali keruangannya. Ia yakin jika manager dan asistennya sudah mencari gadis ini sedari tadi.
Sepanjang jalan tentu saja mereka jadi pusat perhatian beberapa staf maupun idol yang ada disana, namun jeno tak pernah memikirkan itu. Yang terpenting sekarang adalah gadisnya harus selamat.
Ia mendorong dengan sedikit keras pintu ruangan tersebut membuat orang yang berada didalam sana sedikit terkejut.
Benar saja, kehadirannya disambut riuh oleh semua orang yang khawatir pada somi. Manager, asisten, bahkan member blackpink juga ada disana. Jeno meletakkan somi disofa yang tersedia disana, dapat mereka lihat jika wajah somi sudah sembab karena menangis
"tolong beri dia minum" ucap jeno
"jeno-ya, apa yang terjadi" tanya lisa yang sudah duduk disana dengan ketiga member blackpink itu
"Dia disekap diruangan bawah tangga lantai dua, saat aku mendobrak pintunya aku melihat dia menangis ketakutan pada pria yang bersamanya. Sepertinya dia salah satu staf disini" ujar jeno
"lalu dimana pria brengsek itu" geram jennie
"apa kau memberi pelajaran untuk dia?" tanya jisoo
Jeno hanya menganggukk membenarkan pertanyaan sunbaenimnya tadi,
"eonnie, bukankah sajangnim harus tau hal ini?" ucap jennie pada manager somi
"benar, ini sudah termasuk pelecehan. Kita harus bertindak eonnie" sambung rose
"kalian benar, aku akan melaporkan hal ini pada sajangnim" ucap manager eonnie kemudian berlalu dari sana
Jeno menatap lekat somi yang sekarang menatap lurus dengan pandangan kosong. Gadis ini pasti sangat syok, pikirnya. Tangannya bergerak untuk membelai pucuk kepala somi dengan lembut
"aku akan menghubungimu nanti, aktifkan terus handphonemu dan jangan berpikiran yang macam-macam" ujar jeno yang dijawab dengan anggukan kepala oleh somi
"noona, aku titip somi" ucap jeno
"arasseo, kembalilah" jawab lisa
.
.
.
Jangan lupa vote dan comment yaa gaess^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Fiksi PenggemarSebuah ketidaksengajaan yang terjadi diantara jeno dan somi . . Happy reading guys^^