- 10 -

428 60 4
                                    

"jaehyun hyung"

"eoh jeno-ya? mengapa kau disini?" tanya jaehyun, tak lama seorang wanita keluar dari kursi penumpang yang tak lain adalah lisa

Melihat lisa yang baru saja turun dari mobil tersebut membuat otak jeno berjalan mulus

"hyung, bantu aku.." ucap jeno lalu menjelaskan semuanya

Setelah mendapatkan penjelasan dari jeno, jaehyun lantas mengajak lisa berbicara agak jauh dari sana. Jaehyun menjelaskan apa yang terjadi diantara mereka dan apa tujuan jeno kesini

"jeno-ya" panggil lisa

"nde noona" jawab jeno dengan gugup

"kau memiliki hubungan dengan somi?" selidik lisa

"tidak noona.. Anii, maksudku belum" gagap jeno

Lisa dan jaehyun terkekeh mendengar jawaban jeno, senang sekali rasanya mengerjai dongsaengnya pikir mereka berdua

"mari masuk" ajak lisa

"aku? bagaimana denganku?" tanya jaehyun

"kau pulanglah, bukankah kita sudah bertemu" kekeh lisa sedangkan jaehyun hanya cemberut mendapat jawaban dari lisa

"haha arasseo, kemarilah" ajak lisa

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju dorm somi. Somi dan blackpink memang tinggal diapartemen yang sama, begitu pula dengan iKON dan winner. Para staff juga sudah mengenal mereka dengan baik

Dan kini mereka sampai didepan pintu dorm somi, lisa meninggalkan jeno yang sudah berdiri disana

"lakukan yang terbaik jeno-ya" ucap lisa memberikan pesan pada jeno lalu meninggalkan jeno disana seorang diri

Jeno mengehembus nafasnya lalu ia beralih menekan bel disana, tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan wajah somi yang sembab seperti baru saja menangis. Mata somi terbelalak lebar saat mendapati presensi jeno disana, lantas ia langsung menarik jeno masuk kedalam agar taka da yang melihat

"pabboya, apa yang kau lakukan disini" kata somi

Namun Jeno tak menjawab, ia masih memandangi wajah gadisnya itu. Oh, bolehkah sekarang jeno menyebut somi sebagai gadisnya?. Terlihat sekali jika wanita itu tidak baik-baik saja sekarang

"yaa, kau tak mendengarku? bagaimana jika orang lain melihatnya" cerocos somi

Jeno menarik tubuh somi kedalam pelukannya. Pelukan yang sangat hangat sampai mampu menenangkan hati somi. Awalnya gadis itu memberontak tapi akhirnya ia mengalah dan malah mengeratkan pelukan itu.

Lama-kelamaan isakan kecil terdengar dari bibir manis somi, jeno pun meras jika baju nya basah sekarang. Ia mengelus lembut pucuk kepala somi guna menenangkan gadis itu

"sstt ada aku disini" ucap jeno

"aku takut" lirih somi

"...kenapa mereka sangat membenciku? apa salahku. Aku hanya ingin menyalurkan hoby bernyanyiku. Aku ingin membuat karyaku sendiri, kenapa mereka sampai begitu membenciku" teriak somi dalam pelukan jeno

"keluarkan semuanya" ucap jeno yang masih mengelus kepala somi

Setelah mengucapkan itu somi menangis sejadi-jadinya dipelukan jeno, tak peduli seberapa basah baju jeno sekarang, dan juga tak peduli kepada siapa ia menumpahkan rasa kesalnya

Tigapuluh menit sudah berlalu, keadaan somi sudah lebih tenang dari sebelumnya. Ia pun sudah melepaskan pelukannya dari jeno, namun kepalanya kini masih bersandar dipundak jeno. Jeno sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya dengan somi, entahlah ia hanya tak ingin melepaskan itu

"mengapa tak mengabariku hmm?" tanya jeno

"..."

"tak ingin menjawabku?"

"aku hanya merasa kita tak terlalu dekat"

Jeno tertegun mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut somi. Benarkah mereka tak terlalu dekat? lalu apa ini. Mereka berpelukan, menangis bersama, bergandeng tangan, apa itu belum cukup untuk mendefinisikan jika mereka dekat

"apa kau pernah melakukan hal seperti ini dengan lelaki lain?" ucap jeno sambil menunjukkan tangan mereka yang bertaut

Somi menegakkan kepalanya sambil menatap jeno bingung, kemudian ia menggelengkan kepalanya

"apa kau pernah berpelukan dengan lelaki lain?"

Dengan cepat somi menggelengkan kepalanya

"lalu mengapa kau masih menganggap kita tidak dekat? bukankah sudah kukatakan jika kau milikku" geram jeno

Somi melihat sorot mata itu. Sorot mata ketulusan dari mata seorang Lee Jeno, tapi entahlah ia masih belum yakin dengan lelaki disebelahnya ini. Ia memilih tak menjawab ucapan jeno tadi, somi kembali menyandarkan kepalanya dipundak jeno

"maafkan aku"

"untuk apa?" tanya somi

"terlalu memaksamu"

Hening. Tak ada percakapan lagi setelah jeno mengucapkan itu, somi yang larut dengan pikirannya dan jeno yang merasa bersalah karena terlalu menekan somi disaat seperti ini

"gomawo" ucap somi

"hmm"

"terimakasih sudah datang disaat seperti ini. Aku merasa tidak sendirian sekarang" ucap somi dengan senyum getir nya

"arasseo, jangan menangis lagi. Kau jelek jika menangis" ledek jeno

"isshh menyebalkan" somi mengerucutkan bibirnya

"hehe, sudah siap menceritakan semuanya sekarang?"

Somi hanya menganggukkan kepalanya. Lantas ia menceritakan bagaimana sasaeng itu mulai mengikutinya dari hari pertama dan kemarin adalah puncaknya saat somi sedang ingin menemui teman lamanya. Somi jelas melihat ia menodongkan senjata tajam kearahnya sebagai bentuk ancaman darinya.

Untunglah salah satu warga menyadari jika orang itu berniat jahat, jadi dia mengurungkan niatnya lalu memilih pergi

"teman lama mu? nugu?"

"ahh, daehwi. Dia adalah temanku sejak aku trainee"

"yeoja? namja?"

Somi mengerutkan dahinya, apa maksud pertanyaan orang didepannya ini

"namja. Wae?"

"mulai sekarang jika kau mau kemana-mana hubungi aku, aku akan mengantarmu jika senggang"

"anniya anniya, kau orang sibuk. Lagipula untuk apa aku mengabarimu" protes somi

"agar aku tak mengkhawairkanmu pabboya" ucap jeno lalu menyentil dahi somi pelan

Gadis itu terdiam sesaat mendengar penuturan jeno. Bolehkan ia sekarang sedikit berpikir jika jeno menyukainya? itu sangat jelas terlihat dari perlakuan jeno

"Lee Jeno" 

"hmm?"

"mengapa kau mengkhawatirkanku?" tanya somi takut-takut

"karena aku menyukaimu"

"aisshh berhentilah bermain-main" ucap somi lalu memukul pelan dada jeno



.

.

.

Jangan lupa vote dan commentnya^^

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang