Disclaimer: Chapter kali ini merupakan chapter terakhir.
Jadi untuk sayang-sayangku dan sayang-sayangnya Kenma dimohon untuk membaca perlahan dan nikmatilah cerita terakhir kami! ;)
Here we go~
🥀🥀🥀
Kenma memantapkan tekatnya, pergi dengan hati yang bergejolak dan beribu rasa tak menentu. Berusaha tak memikirkan hal-hal buruk yang selalu datang tak berhenti ke pikirannya.
Ia tak menghubungi (Name) soal kedatangannya ini. Kenma ingin mendengar yang sebenarnya terjadi dari mulut (Name) langsung atau mungkin srmuanya hanya alasan untuknya dapat bertemu dengan (Name) kembali.
Kenma mengambil penerbangan paling dekat dan cepat. Maklum orang kaya. Anything is easy peasy.
Dua belas jam perjalanan tanpa transit dari Tokyo ke Paris terasa sangat lama bagi Kenma. Ia bahkan tak membawa banyak barang, hanya satu koper kecil dan ransel berwarna coklat yang menemaninya kini.
Ditatapnya sebuah pesan dari Lev yang berisi alamat tempat tinggal (Name). "Tunggu aku" batinnya dengan tarikan nafas yang amat dalam.
---
Apartement empat lantai di sambangi Kenma. Bangunannya terlihat tua dan lapuk. Butuh waktu cukup lama untuk sampai di sini karena letaknya yang cukup jauh dari jalan besar. Walau dapat di lalui mobil tapi Kenma harus rela berjalan kaki sambil menyeret kopernya karena taxi yang di tumpanginya mogok tepat di persimpangan jalan.
Berbekal alamat seadanya dan kemampuan bahasa Inggris yang tak diragukan lagi akhirnya sampailah Kenma ke tempat tinggal (Name) ini.
Matahari menyorot kuat, surai hitam berombre kuning lepek karena keringat. Nafasnya tersengal-sengal tak beraturan. Dilemparnya begitu saja koper guna menyanggah tubuhnya yang kelelahan.
"Aku sungguh benci gravitasi" gumam Kenma.
Tapi ia harus mengatur nafasnya dengan benar. Tak mungkin ia bertemu dengan (Name) dengan keadaan yang seperti ini.
Sesaat kemudian seseorang keluar dari gerbang apartemnt itu. Bukan (Name) melainkan seorang pria.
Seorang pria bersurai blonde dengan brewok tipis yang menutupi sebagian wajahnya. Hidung mancung dan mata biru laut yang mengkilap. Tubuhnya tinggi dan tegap, sepertinya dia gemar berolahraga yang membentuk otot karena terlihat dari lekukan yang terpampang jelas dari balik kaus putihnya.
"Ada yang bisa ku bantu?" Sapa pria itu pada Kenma dalam bahasa Inggris, sepertinya dia tau Kenma bukan seseorang yang fasih dalam bahasa Prancis.
"Aku sedang mencari seseorang—"
"Tunggu" selanya pada Kenma yang belum menyelesaikan kalimatnya. "Biarkan aku menebak dari mana asalmu! Teman-temanku bilang aku jago dalam hal itu" katanya sambil menengusap-ngusap kedua telapak tangannya.
Kenma hanya mengerutkan keningnya bingung "Umm baiklah"
Pria asing ini melipat kedua tangannya di dada, sesekali matanya menjalar ke seluruh wajah Kenma membuatnya merasa tak nyaman.
Satu tepukan tangan mengagetkan Kenma.
"Jepang!" Seru pria asing itu sangat percaya diri.
Sepertinya kepercayaan dirinya itu bukanlah omong kosong. "Ya, benar" ucap Kenma canggung.
Si pria asing melompat kegirangan "Yess haha Ngomong-ngomong, aku Leo, dan kamu?" Leo mengulurkan tangannya pada Kenma.
"Kenma" ucap Kenma membalas jabatan tangan dari Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Starts [Kenma X Reader] - Haikyuu
FanfictionMenikah dengan Kenma?! Apakah akan menyenangkan atau menyebalkan? Tapi aku bucin sih, gimana dong? >//< Ssttt... Ada tetangga baru loh, kabarnya dia seorang editor. Siapa yaa?( .Ő‿ζŐ) Beberapa chapter gelap dan depresot, untuk kamu yang belum siap...