[7] Tetangga Baru

4.1K 648 59
                                    

"Kenma~"

"Kenmaa"

"Kenmaaa"

Teriakan (Name) menggema ke seluruh rumah. Ia yang baru pulang dari belanja di supermarket mulai mencari-cari keberadaan suaminya padahal ia tau betul Kenma pasti sedang di mejanya, main game dan pakai headphone. Tapi tetap saja (Name) memanggil-manggil namanya sepanjang jalan dari depan pagar sampai ruangan kerja Kenma.

"Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma, Kenma"

"Apa?" Jawab Kenma singkat ketika (Name) sudah bejarak satu meter dari dirinya.

(Name) hanya cengengesan sambil menghampiri Kenma, duduk sembarangan di atas meja Kenma sampai keyboardnya bergeser dari tempatnya.

"Kenma-kun sepertinya kita punya tetangga baru" ujar (Name)

"Tetangga baru?" Tanya Kenma keheranan.

Tentu saja ia tidak tau urusan di luar rumah karena hampir 24/7 dia ada di dalam rumah, di depan komputernya.

"Iiii iya Kenma-kun, kamu ingat ceu Titin yang mulutnya bau soto itu kan pindah bulan lalu dan hari ini ada rame-rame disebelah pasti ada yang baru isi rumahnya" cerita (Name) yang hanya dibalas tatapan tidak peduli oleh Kenma.

"Ummm... oke sekarang boleh aku lanjutkan main gamenya?" Ujar Kenma sambil menata kembali barang-barang yang berantakan di mejanya. Seolah tidak tertarik dengan cerita istrinya barusan

(Name) hanya mengerutkan dahinya sedikit.

"Oke, aku mau masak sekarang nanti kau harus makan dengan ku ya!" Kata (Name) sambil melompat turun dari meja Kenma, membuatnya sedikit berguncang.

Sambil lalu (Name) mencolek sebelah pipi Kenma dengan telunjuknya gemas. Entah kenapa belakangan ini (Name) suka sekali mengganggu Kenma.

---

Ting.. nong..

Dengan segenap tenaga (Name) memencet bell tetangga barunya itu, dengan sepiring besar puding ditangannya sebagai tanda penyambutan ke lingkungan ini. Belum ada papan nama di depan rumahnya membuat (Name) belum tau siapa tetangga barunya ini.

Pintunya terbuka, terlihat seorang pria tinggi dengan surai hitam yang sedikit acak-acakan. Matanya yang teduh terlihat cocok sekali dengan kacamata yang ia kenakan.

"Halo aku Kozume (Name) tetangga sebelah, salam kenal" kata (Name) memperkenalkan dirinya.

Sang pria hanya berdiri diam seperti mengingat-ingat sesuatu.

"Kozume?" Gumamnya.

(Name) tidak terlalu mendengarnya tapi dari gerak bibir yang dilakukannya (Name) tau si pria menggumamkan namanya.

"Umm.. iya..?" Tanya (Name) ragu-ragu memastikan apa yang sebenarnya ingin dikatakan tetangga barunya ini.

Si pria terbangun dari lamunannya yang sesaat "Ah maaf, namanya terdengar familiar" katanya sambil tersenyum canggung.

"Mungkin kau kenal suamiku, dia bekerja dibidang game, semacam itulah" jelas (Name) biasanya ia tidak suka menjelaskan pekerjaan suaminya itu karena kebanyakan orang awam akan meragukannya.

"Begitu ya? Iya mungkin saja pekerjaanku sepertinya sedikit berhubungan dengan itu" jawab si pria. Suaranya teduh dan parasnya sangat menenangkan.

"Memangnya apa pekerjaanmu?" Tanya (Name) yang mulai penaaaran dengan orang yang akan tinggal di sebelah rumahnya ini.

"Aku editor majalah" jawab si pria cepat.

"Apa puding itu untukku?" Lanjutnya, sambil memandang piring besar di dekapan (Name)

Obrolan mereka di ambang pintu sepertinya terlalu asik hingga (Name) melupakan tujuannya datang kemari.

"Oh iya kau benar, maaf aku sampai kelupaan" jawab (Name) sambil memyodorkan piring besarnya.

Si pria menerimanya dengan senang hati "kau mau ngobrol didalam Kozume-san?" Tanya si pria.

"Tidak usah, aku janji mu makan malam bersama suamiku"

Kalimat terakhir (Name) itu menjadi penutup pertemuan mereka hari ini. Dengan bergegas (Name) berjalan pulang ke rumahnya yang persis berada disebelahnya dengan bersemangat membayangkan makan malam bersama sang suami dengan masakan hasil karyanya sendiri.

"Kenma-kun~" sapa (Name) kepada sang suami yang masih bertahan diposisinya semula.

"Tetangga sebelah sepertinya mengenalmu, dia editor majalah" kata (Name) yang menghampiri Kenma yang sekarang sedang mengedit vidio untuk akun youtubenya.

"Oh ya? Siapa namanya?" Tanya Kenma yang kedua matanya masih fokus dengan layar dihadapannya.

Hening seketika. Beberapa detik berlalu..

"Heee.. aku lupa tanya namanya!"

"Kau tau pekerjaannya tapi tidak tau namanya"

"Hehe aku lupa tanya Kenma-kun, kita makan saja yuk" ajak (Name) mengalihkan Kenma dari kebodohan yang diperlihatkannya barusan.

"Aku sudah makan" kata Kenma singkat.

"Kau makan duluan?" Tanya (Name) dengan kata-kata yang sedikit terbatah-batah.

"Iya, tenang saja ga aku abisin kok" jawab Kenma enteng.

Sepertinya ia tak mengerti maksud dari keheranan istrinya barusan.

(Name) menghampiri meja makan dan benar Kenma telah menghabiskan bagiannya.

(Name) mulai duduk dikursinya dan melahap makanan dihadapannya. Sesekali ia memandang kursi kosong dihadapannya. Tangannya berhenti, sumpitnya ia jatuhkan persis disebelah mangkuk nasi yang masih penuh.

Bukan ini yang ia bayangkan. Mengapa Kenma sangat tidak peka dan mengapa sangat sulit untuk (Name) mengungkapkan isi hatinya.

*********************************

Ganteng tuh kayanya tetangga baru 😏

Game Starts [Kenma X Reader] - HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang