[19] Marahnya Si Kucing Liar

3.5K 526 103
                                    

Jemari mengetuk meja bergantian, dengan kepala yang diletakan malas di depan layar komputer. Bosan menghampiri si surai pudding. Hari ini begitu tenang, suara sang istri pun tak terdengar olehnya.

Kemanakah dia?

Kini kenma menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dengan menggoyangkan kursinya malas. Ia teringat, beberapa jam lalu sang istri pamit, mau ke sebelah katanya.

Sebelah? Apa yang dimaksud tetangga sebelah?

Itu berarti, ke rumah Akaashi Keiji?

Kenma duduk tegak, kakinya menghentak kuat. Bisa-bisanya sang istri berada di rumah orang yang paling tak ingin dilihatnya itu begitu lama. Apa yang mereka lakukan?

Dirinya bertanya-tanya kesal, kerutan terlihat di antara kedua matanya.

Kenma bergegas menuju rumah yang tak seberapa jauh itu. Hanya butuh beberapa langkah dan sampailah ia di rumah bergaya minimalis modern itu.

Diketuknya kasar pintu kayu di hadapannya.

Voila!

Tak perlu waktu lama bagi si pemilik rumah untuk sampai di ambang pintunya.

"Apa istriku di sini?" Kenma langsung menyambar bagai petir.

Dia pakai kata istriku dengan penekanan pada kata itu. Seolah penegasan pada kepemilikannya.

Akaashi hanya menatap datar tanpa ekspresi "Hm.. iya" jawab Akaashi.

Kenma melangkahkan kakinya langsung ke dalam rumah tanpa basa-basi dan dengan cepat dihadang oleh si empunya rumah.

"Minggir" kata Kenma berapi-api.

"Aku belum mempersilahkan mu masuk, kan, Kenma-san?" Jawab Akaashi dengan alisnya yang naik sebelah.

Kenma menggeram, kemarahannya benar-benar berada pada puncaknya, kalimat Akaashi terdengar sangat menjengkelkan di telinganya.

"Tapi istriku di dalam"

Tatapan mereka bertemu. Gemercik api terasa pada garis lurus mata saling pandang itu.

Kenma memasang wajah sangarnya yang langka dengan tangan kanan yang mengepal kuat dan tanpa sadar..

Bugh

Satu bogem mentah melesat cepat ke wajah bingung Akaashi.

Membuat kacamatanya tepental jauh dan dirinya terhuyung jatuh menghasilkan bunyi tak kalah keras.

Memulai perkelahian bukanlah gaya Kenma tapi hati manusia siapa yang tau.

(Name) bergegas keluar memeriksa keadaan ketika mendengar suara keras orang terjatuh itu.

"Akaashi-kun, ada apa?" Pekik (Name) melihat Akaashi yang berusah bangkit dari jatuhnya “Ah, Kenma-kun?!” sambungnya yang baru menyadari kehadiran suaminya.

"Kozume-san, aku tidak apa-apa. Lantainya licin, aku hanya terpeleset" alibi Akaashi mengalihkan.

Akaashi mencoba setenang mungkin menghadapi situasi ini karena dia sadar, salahnya juga yang memprovokasi Kenma hingga berbuat seperti itu.

Tapi dilain pihak, seolah tak perduli dengan keadaan pria di hadapannya, Kenma yang melihat si tujuan awal, menarik begitu saja lengan (Name).

"Ayo kita pulang"

"Ah, Kenma-kun, masih ada yang harus ku lakukan di sini" ujar (Name) tidak mengerti.

Kenma tidak suka jawaban itu. Ditariknya kembali tangan (Name) tanpa berkata-kata, mengabaikan bantahan yang dilontarkan oleh sang istri yang mengikutinya dengan terpaksa.

Game Starts [Kenma X Reader] - HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang