“Marka! Lo dicariin Haidar tuh.”
“Hah? Siapa?”
Lucas mengangkat kedua bahunya tanda tak tau. “keliatannya kayak bocah SMP sebelah.”
“Hah? ngapain bocah SMP kesini?”
“Hah-hah mulu kayak tukang keong! Mana gue tau!Katanya ketemuan di parkiran sekolah.” kata Lucas memberi tau.
“Siapa, sih? Ganggu wae ah! awas aja kalau nggak penting.”
Pasalnya, Marka jika sudah masalah kantin dan jam istirahat, dia tidak bisa diganggu gugat.
Lalu Mark dengan langkah terpaksa, meninggalkan semangkanya yang masih banyak dimeja kantin sana.
𔔀𔔀𔔀
Di sisi lain, Haidar berdiri di taman dekat sekolah Marka dengan gugup yang luar biasa.
Pikiran-pikiran negatif bermunculan di otaknya. Tentang bagaimana tanggapan Mark nanti. Dari yang dia dengar dari kak Jeff, Mark sangat pemilih.
Bagaimana Haidar bisa menyukai Marka? Padahal mereka tidak satu sekolah, tidak pernah bertemu sapa juga. Sebenarnya pernah.
Simple saja. waktu itu, kala sekolah Mark dan sekolah SMA --yang haechan juga tak tau darimana-- tawuran. dia yang kala itu ingin pulang memakai sepeda, bergetar ketakutan. Lalu dengan beraninya, Marka menerobos kerumunan tawuran itu dan membawa Haidar menjauh dari tempat berbahaya itu.
Dari situ, Haidar sedikit-sedikit mulai mengagumi Mark. Bahkan, Haidar juga rela membeli jajan di warung dekat sekolah Mark, yang sering kakak kelasnya itu tempati jika bolos.
Kebetulan, sekolah Haechan dan Marka agak dekat. ILSJ dan ILSS. Haidar bersyukur karena sekolahnya dekat dengan Marka.
Lalu tak tau rasa kagum itu sedikit berpindah ke tahap yang sedikit --sama (?) yaitu rasa suka.
Dan akhirnya, lama-kelamaan rasa suka itu berubah menjadi cinta.
Mungkin di antara kalian menganggap Haidar ini, alay. Masih kelas 2 SMP sudah bermain cinta. Tapi mau bagaimana lagi? Haidar tak peduli.
“Lo Haidar?”
Keringat dingin bertambah dua kali lipat saat telinganya menangkap suara berat Marka.
“Iya, kak.”
Dibalik suaranya yang tenang, Haidar menyimpan kegugupan yang luar biasa.
“Kenapa?”
“Engg, itu.. aku...”
Kalau Haidar bilang dia mencintai Marka, ‘kan tidak mungkin?! Bagaimana dia percaya kalau mereka saja tidak pernah bert– ah, mungkin hanya Marka saja yang tidak pernah.
Jadi bagaimana sekarang?!
“Gue pergi kalau nggak jadi.”
“Eh, iya! Itu, kak. A–aku suka sama kakak..”
Haidar sudah ketar-ketir di tempat.
Tiba-tiba saja Marka menyembur tawanya yang nyaring. Layaknya happy virus, Haidar ikut tersenyum kala tawa yang menyenangkan didengar olehnya terdengar.
Tetapi itu bukan tawa bahagia bagi Haidar sendiri.
“Pfftt.. Lo? Suka? Sama gue? Bocah SMP? HAHAHAHAHA!!”
Haidar, dia masih berusaha untuk tersenyum.
“Heum!” Haidar mengangguk antusias.
Lagi-lagi tawa yang keluar sebagai respon dan Marka.
“Aduh-aduh sakit perut gue. HAHAHAHAHA!!”
Haidar membiarkan saja Mark tertawa sepuasnya.
“Lo udik begini. Udah buluk, eee-- maaf, ya, jelek juga. Bau matahari, masih bocil pula. Mana mungkin gue sama lo. Wah, nggak bener nih anak.
Senyuman Haidar luntur seketika.
“Udahlah! Habis waktu istirahat gue kebuang percuma buat bocah udik kayak lo!”
Dia berusaha menahan air matanya, setidaknya sampai Marka masuk ke dalam sekolah.
“Seenggaknya kalau nggak suka, lo gak usah hina fisik gue kak.”
Siang hari itu, Haechan menangis keras dalam diam.
Yeah, beginilah nasib cinta pertama Haidar. Hanya satu pihak saja, sedangkan pihak satunya menghinanya habis-habisan.
Menumbuhkan tekad kuat bagi Haidar untuk berubah. Entah dari cara penampilan, wajah, tata bicara, dan hatinya.
Lihat aja nanti, Marka. []
Dewangga Haidar Abimanyu
Marka Gideon Pratama
KAMU SEDANG MEMBACA
glow up [markhyuck] ✓
Fanfiction-complete.- Kala itu, Haechan memilih mengungkapkan perasaannya pada Mark. lelaki yang 2 tahun diatasnya. Dengan bermodalkan nekat saja, Haidar yang waktu itu kelas 8 SMP, dan Marka yang kelas 10 SMA. "ya. kita lihat nanti." -haidar "gue lihatin ter...