ada yang nunggu nteu?
[]
"Dar? Lo serius?"
Heran saja melihat Haidar dan Marka yang biasanya jarang akur-- atau mungkin tidak pernah akur, dan sekarang berdua-duaan di depannya dengan sepeda masing-masing seperti teman yang lama akrab. Bahkan Jeano dan dirinya pun kalah dekat.
"Apa?"
"Enggak, sok, lanjutin aja."
Navendra tidak begitu jahat untuk merusak mood orang hanya demi mengetahui apa yang terjadi.
"No, kata lo, mereka kenapa tiba-tiba begini?"
"Gak tau. Tapi kayaknya ini dimulai waktu si Haidar masuk kelas gue?"
"Masa, sih? Lo gak inget? Pulangnya hari itu 'kan kita barengan. Mereka masih gak akur, tuh." bantahnya.
"Ya, gak perlu ngurusin masalah orang. Urusin aja perkembangan hubungan kita."
"Cuih."
Ya, ini sudah seminggu sejak kejadian di rumah Haidar waktu itu. Benar, Haidar sedikit demi sedikit mulai tak ketus pada Marka. Walaupun pada awal-awalnya, dia masih jengkel dan risih.
"Dar, kapan nih kita jadian?"
"Idih? Ngelunjak lo, Kak. Gue cuma baikan jadi temen aja."
: )
"HAHAHAHAHAHA!!" tawa nyaring keluar dari orang belakang. Siapa lagi kalau bukan Jeano dan Navendra?
"Berisik. Diem!" cetus Marka sensi. Wajahnya terlihat kesal.
Tidak. Dirinya tidak kesal pada Haidar, mana bisa dia kesal dengan Haidar. Entahlah objek sasaran kesalnya siapa sekarang.
"Gue ke kelas, ya, No."
"Gue juga, Kak."
Keadaan kelas seperti biasanya. Ribut dan rusuh, biasalah. Guru pengajar belum masuk, bel juga belum berbunyi.
"Dar."
"Naon?"
Haidar sudah sibuk dengan ponselnya.
"Lo sama kak Marka, ada apaan?"
Tidak ada jawaban. Ini salah satu kebiasaan Haidar yang buruk. Dia seringkali mengabaikan pertanyaan orang ketika dia bermain ponsel.
"Haidar!"
"Hah? Apa?"
"Lo sama kak Marka, ada sesuatu?"
"Ngg--"
"Gak usah bohong. Semuanya langsung keliatan sama gue."
Mungkin ini saatnya bercerita pada Navendra. Persiapkan dirimu, Haidar.
"Pas kelas 8, gue pernah... Pernah jadi anak alay." kata Haidar bertele-tele.
"Maksudnya?"
"Gue pernah suka sama kak Marka. DIEM! Jangan potong-potong sama sekali."
Lalu mengalir deras cerita lengkap dari Haidar pada Navendra sampai bel masuk berbunyi. Jujur saja, Nana terkejut, speechless, shock, segalanya.
"Terus lo gimana sekarang?"
"Ya begitu, lo bisa lihat sendiri."
Nana seakan tak bosan menanyakan. Dari pelajaran, Nana curi-curi kesempatan untuk bertanya dengan bisik-bisik.
"Lo mau pendekatan lagi?"
"Gatau."
Kantin hampir penuh oleh seluruh penghuni sekolah. Haidar asal menyempil saja diantara barisan pesanan makanan.
"Ah lo, mah! Tarik ulur gitu anaknya!" gerutu Navendra kesal sendiri.
"Lo jagain, deh. Gue mau cari tempat duduk. Lo tinggal ambil pesanannya, udah gue bayar."
"Lah? Lo pesan apa buat gue?"
"Batagor without siomay."
"Lo paling tau, deh!"
"Lo ganti tapi nanti uangnya."
Datang ke kantin harus cepat jika ingin dapat bangku untuk diduduki. Niat berebut yang tersirat.
"No, kosongin 2 bangku dong. Buat Haidar sama Navendra."
"Lah? Lo mau ngusir orang? Udah penuh!"
"Gapapa sekali-kali usir orang. Si Yangyang sama Seoniel, suruh pindah aja."
Sebenarnya, Jeano sangat tidak enak mengusirnya. Tapi demi Navendra, ayo semangat!!
"Seo--"
"Iyaa, gue paham. Ayo, Lix!"
Duh, makin gak enak 'kan si Jeano.
"Gausah ngerasa bersalah gitu, kali. Gue mau ngapel doi sama Felix."
"Serius??"
"Iya, udahlah. Ayo Felix!!!"
"Ayang Candra pendek, dinda datang!!"
Felix alay juga ternyata.
Tak lama, Haidar datang bersamaan dengan Nana. Detak jantungnya berdetak tak beraturan lagi. Deg-degan gitu deketan sama crush!
"Thanks loh tumpangannya, kak."
"Sama-sama."
Bubur ayam yang dipesan Marka untuk dirinya sendiri sudah habis. Begitupun Jeano, hanya menunggu Haidar dan Nana saja.
Kupu-kupu terasa bertebaran di perutnya. Menggelitik dan menyenangkan. Hah! Apakah begini yang dirasakan Haidar waktu itu?
"Mata lo mau gue tusuk? Ngeliatin gue terus, gue tau gue ganteng. Gak kayak DULU, tapi gak usah segitunya."
Masih saja roasting dari Haidar.
Nana yang sudah tau seluk-beluknya, tersedak. Dia bingung antara mau tertawa dan menelan batagornya.
"Makanya hati-hati, Na."
Wajah Marka balik sepet.
Dia gak tau aja, dibaliknya, Haidar takut salting diliatin begitu terus.
"Oh, nanti gue balik berdua sama Haidar."
"Gue?"
"Tuh sama Jeano. Anaknya udah ngebet jadian sama lo."
"Ngaca!"
[]
other cast : Seoniel - Seungmin from SKZ, Candra - Changbin from SKZ
KAMU SEDANG MEMBACA
glow up [markhyuck] ✓
Fiksi Penggemar-complete.- Kala itu, Haechan memilih mengungkapkan perasaannya pada Mark. lelaki yang 2 tahun diatasnya. Dengan bermodalkan nekat saja, Haidar yang waktu itu kelas 8 SMP, dan Marka yang kelas 10 SMA. "ya. kita lihat nanti." -haidar "gue lihatin ter...