Chapter 4

6.7K 743 73
                                        

Jadi, kencan yang dimaksud gurunya adalah ia harus menggantikan pria itu untuk memenuhi makan siang bersama seorang gadis cantik yang tampaknya lebih tua darinya.

Sial. Renjun benar-benar tidak tahu kalau akan begini. Ia pikir Donghyuck hanya bercanda, tetapi setelah pria itu meninggalkan dirinya di sebuah restoran, ia tahu ada yang tidak beres.

Dan kini, gadis cantik tadi sudah berada di hadapannya sejak beberapa menit lalu. Agaknya, gadis itu tengah kebingungan melihat Renjun duduk di satu meja yang sudah dipesan.

"Maaf, Noona, aku Huang Renjun, muridnya- maksudku, temannya Donghyuck Hyung. Dia menyuruhku untuk menggantikannya karena ada kegiatan di kampus." Renjun membungkuk dengan sopan. Agak aneh juga saat ia menyebut Donghyuck dengan embel-embel 'hyung'.

Gadis tadi ikut membungkuk. "O-oh, iya. Perkenalkan, aku Kim Yeri. Senang bertemu denganmu."

Kemudian mereka duduk. Hening beberapa saat, Renjun berinisiatif untuk memesan makanan.

"Apa yang ingin kau pesan, Noona? Sejujurnya aku baru pertama kali makan di sini."

Tangan Yeri tergerak untuk menarik buku menu. Ia merekomendasikan dua-tiga makanan, dan Renjun menyetujui salah satunya, lalu memesan minuman milkshake strawberry.

Usai memanggil waitress untuk mengutarakan pesanan mereka, lagi-lagi keduanya hening. Renjun tidak terbiasa banyak mengobrol dengan orang yang baru dikenalnya. Hal itu membuat suasana menjadi canggung.

"Jadi, Donghyuck menyuruhmu untuk menggantikannya?" Anggukan kepala dari remaja di hadapannya membuat Yeri mendecih. "Pria itu benar-benar ...."

Selagi menunggu makanan datang, Renjun bermain dengan ponselnya. Ia tidak ada niatan untuk mengajak bicara Yeri, toh melakukan ini pun karena terpaksa.

Renjun mengirim pesan pada gurunya.

Weird Teacher

Sialan, Ssaem.
Kukira kau hanya bercanda!

Tidak lama, balasan pesan muncul di layarnya

Aku tidak bilang.

Kau menyia-nyiakan
gadis secantik Yeri Noona.

Dia tidak cantik.

Matamu perlu diperiksa.

Mataku baik-baik saja.

Kau tidak menyukainya?

Dalam hal ini kau masih
saja bodoh. Untuk apa aku memintamu menggantikanku
kalau aku suka?

Benar juga.
Jadi, bolehkah aku
mendekatinya?

Dia tidak suka anak kecil.

Aku bukan anak kecil! 😡

Tubuhmu, otakmu, dan sepertinya kejantananmu juga kecil.

"Bangsat!" Renjun kelepasan berteriak. Ia buru-buru mendongak dan meminta maaf pada Yeri yang terkejut.

"Ada apa? Kau terlihat kesal," tanyanya.

"Ah, tidak apa-apa." Renjun meringis. Pasti kesan pertamanya buruk sekali.

Tidak lama, pesanan mereka datang. Baik Renjun maupun Yeri, keduanya berbicara hanya ketika saling melempar pertanyaan. Selebihnya adalah diam.



---



"Kau, ada apa denganmu akhir-akhir ini? Kau bukan seperti Donghyuck yang kukenal."

Saat ini, Yuta tengah memerhatikan wajah pemuda Lee yang tertangkap basah, tertawa karena telepon. Jelas saja Yuta heran, sebab Donghyuck yang dikenalnya adalah pria kaku dan memiliki selera humor tinggi. Namun, belakangan ini Yuta menangkap hal yang berbeda.

"Muridku lucu."

"Murid? Maksudmu anak dari Tuan Huang Can Lie?"

Donghyuck mengangguk. "Sekarang dia sedang menggantikanku untuk makan bersama Yeri. Ah, aku bisa membayangkan wajah kesalnya."

Kemudian, Dongyuck tertawa lagi. Tidak tahu saja bahwa Yuta sudah menaruh curiga.

"Kau jatuh cinta padanya?"

Pertanyaan tersebut lantas membekukan Donghyuck. Ia seperti permainan catur yang tersekak di mata Yuta.

"Hyung, kami sama-sama lelaki. Tidak mungkin aku jatuh cinta dengan sesama jenis."

Donghyuck boleh saja mengelak, tetapi Yuta, si pria pemerhati rona muka, dapat membaca semuanya.

"Apa yang salah dengan itu? Bahkan saudaramu melakukannya."

Ia menghela napas. "Justru itu, Hyung, aku tidak mau orang tuaku merasa kecewa lagi terhadap anaknya."

"Jadi, sekarang kau mengakuinya? Mengaku jatuh cinta pada muridmu?"

Kesal menjadi nyata. "Aku tidak bilang begitu!"

Yuta terkikik. Ia merangkul bahu Donghyuck sambil lalu dalam perjalanan pulang. "Yah, anggap saja tidak."

"Hyung!"

"Mengelak saja terus."

Donghyuck menahan kakinya untuk tidak menendang tulang kering Yuta. "Aku bukan gay!"

"Kau gay hanya untuk Renjun. Benar, 'kan?"

Pada akhirnya, Donghyuck tidak kuasa untuk menendang kaki Yuta. Ia kesal diledek seperti itu.

"Dengar, ini masih terlalu dini untuk kau menyimpulkan bahwa aku jatuh cinta pada Renjun. Aku hanya ... sedikit tertarik, itu saja."

Yuta menaik-turunkan alisnya, menggoda lagi. "Kau yakin hanya tertarik, hm? Kurasa kau harus mengajaknya makan bersama. Kalau kau butuh alasan, katakan saja sebagai bayaran karena dia sudah menggantikanmu menemani Yeri."

"Tidak!"

Donghyuck segera menjauh begitu mobil miliknya terparkir sepuluh meter di hadapannya. Namun, sebelum masuk ia sempat menatap Yuta sekali lagi.

"Hyung, setelah ini kau harus mengurangi sikap kesoktahuanmu. Aku. Tidak. Suka!"


















Note: aku bakal sering update cs masih waktu libur.

Weird Teacher | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang