"Ada sesuatu yang belum kuketahui."
Ucapan Donghyuck mengalihkan atensi Renjun dari manis senja di langit Sungai Han. Kini, mereka tengah duduk di sisi sungai untuk menikmati matahari tenggelam.
Ia bertanya, "Apa itu?"
"Semalam tidur di mana? Kenapa tidak menghubungiku? Dan kenapa tadi datang bersama Lee Jeno?"
Senyuman pemuda Huang terlihat menyebalkan di mata Donghyuck. Benci sekali dengan perasannya ketika ia mendapati Renjun bersama pria lain. Cemburu mengikis akal sehatnya. Tidak bisakah pemuda itu dekat dengannya saja?
"Jangan marah dulu, aku akan menjelaskan semua pertanyaanmu, oke." Sudah cukup Renjun bersenang-senang akan kecemburuan Donghyuck. Saat ini, ia cemas kalau-kalau kekasihnya mengamuk.
"Aku semalam tidur di rumah Jeno," jawaban Renjun lantas membuat Donghyuck ingin mengulitinya hidup-hidup. Maka Renjun menggenggam tangan pria itu. "Aku memang sengaja tidak menghubungimu karena aku hanya membutuhkan Lee Jeno. Aku-"
Tangan Renjun dibuang. "Kalau begitu berpacaran saja dengannya."
"Ssaem, dengarkan dulu!"
Meskipun ogah-ogahan, tetapi telinga Donghyuck tetap dipasang dengan baik.
Lebih lanjut Renjun menjelaskan, "Maksudku membutuhkan Jeno adalah, dia pernah bilang padaku kalau ada temannya yang sedang mencari ponsel untuk dipakai beberapa hari. Jadi karena aku butuh uang, sekalian saja kugadaikan ponselku."
"Tetapi kenapa harus tidur di rumahnya? Kau bisa memberitahuku!"
"Saat itu sudah malam sekali, Ssaem. Orang tua Jeno juga memintaku untuk menginap saja."
Mata Donghyuck menyipit. "Kau tidak tidur sekasur dengannya, 'kan?"
"Tidak. Aku tidur di sofa, kok, jangan khawatir."
Donghyuck membuang napas berat. Ada kelegaan dalam dadanya. Ia merasa Jeno menyukai Renjun. Diingat-ingat cara pria itu menatap kekasihnya sungguh berbeda. Donghyuck tidak tahu apakah dugaannya ini benar atau tidak? Sebab ia sendiri tidak pandai menangkap emosi seseorang.
"Lalu, bagaimana setelah ini? Kau akan tidur di mana?"
Renjun menarik kakinya untuk dilipat. Ia duduk menghadap Donghyuck dengan senyum cerah di wajahnya. "Tidur di rumahmu apakah boleh, Ssaem?"
"Kau gila?" Alis pria itu mengerut heran. "Orang tuaku tahu kau adalah muridku dan putra dari Tuan Huang Can Lie. Kira-kira bagaimana tanggapan mereka, huh?"
Menggigit bibir, Renjun menyetujui. "Benar juga. Kalau begitu, aku tidur di rumah Jaemin saja, deh."
"Jangan," cegah Donghyuck. "Lebih baik kau tidur di apartemen Haechan Hyung. Aku akan bicara padanya nanti."
Ya, sudah kalau begitu. Sebenarnya Renjun mau-mau saja tidur di mana pun-kecuali di kolong jembatan. Selagi gratis, ia tidak masalah. Bahkan ia sempat berniat tidur di hotel murah, tetapi uang dari hasil gadai ponselnya tidak cukup untuk tiga hari. Jadi, Renjun beruntung memiliki Donghyuck yang menawarinya tempat tinggal.
"Kalau ada apa-apa, jangan sungkan bilang padaku," katanya, sembari mengusap bagian belakang kepala Renjun.
"Baik, Ssaem!" Seperti kera menyeringai. Renjun mengangguk patuh.
Walaupun kadang-kadang tidak peduli dan terkesan cuek, tetapi bagi Renjun, Donghyuck adalah pria sesungguhnya. Pria yang ia adam-idamkan untuk memberi afeksi seperti yang dilakukan ibunya dulu.
Saat matahari total terbenam, Renjun memejamkan mata. Dengan perasaan tulus, ia berdoa dalam hati, semoga hubungan ia dan Donghyuck baik-baik saja. Berharap rintangan apapun yang akan dilalui, mereka tetap bersama-sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/278346747-288-k753941.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Teacher | Hyuckren
Fanfic[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Donghyuck adalah guru privat Renjun yang dibayar mahal oleh keluarga Huang. Nahasnya, ia harus sabar menghadapi Renjun yang memiliki hobi menonton video porno. Bahkan, pemuda itu terang-terangan melakukan mastu...