Sembari mulutnya memakan anggur hijau, tangan Renjun menata sayur-sayuran yang sudah dicuci ke dalam wadah, kemudian memasukkannya ke kulkas. Sepulang sekolah, Renjun ke Supermarket untuk belanja kebutuhan makanan. Meskipun ia tidak yakin untuk memasak, tetapi jaga-jaga saja barangkali perutnya minta diisi.
Donghyuck juga tidak mengizinkan ia untuk sering-sering mengonsumsi mi instan. Jadi, Renjun menurut saja berhubung sementara ini Donghyuck yang membiayai hidupnya.
Omong-omong, pria itu sedang pergi sejak 15 menit lalu untuk mengurus jadwal mengajarnya yang baru. Seseorang telah menghubungi untuk menyewa jasanya sebagai guru privat.
"Apa aku coba masak saja, ya?" Namun, nahas Renjun lupa bahwa ponselnya masih belum kembali.
"Japchae? Kau yakin bisa membuatnya, Huang Renjun-ssi?" Ia bermonolog, mencoba menggali ingatan mengenai bahan apa saja yang dibutuhkan.
"Ah, namanya juga belajar. Salah itu tidak apa-apa, yang penting sudah berusaha."
Selama memasak, Renjun membayangkan aktivitas apa saja yang akan ia lakukan bersama Donghyuck jika mereka sudah memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius. Hal itu membuatnya tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila. Hanya dengan membayangkan, Renjun sudah sebahagia itu, apalagi nanti jika mereka sudah resmi.
"Ah, Ssaem ... aku tidak tahu sihir apa yang kau gunakan sampai aku tergila-gila padamu."
Namun, karena Renjun tidak hati-hati saat mengiris wortel, jarinya terluka. Sedikit teriris dibagian ujung hingga mengeluarkan darah.
"Sakit, bodoh!" Merutuki dirinya sendiri, Renjun melangkah ke wastafel untuk membersihkan jari. Itu perih, tetapi ia dapat menahannya.
"Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil."
Beres mengelap jarinya dengan tisu, Renjun dikejutkan oleh bunyi pintu apartemen yang dibuka. Ia pikir itu adalah Donghyuck, tetapi Mark yang datang.
"Kau ... kenapa ada di sini?"
Renjum tersenyum canggung. Ia tak enak hati pada kekasih Haechan. "Aku tinggal di sini untuk beberapa hari, Hyung."
"Aku sudah meminta izin, kok," tambahnya.
"Haechan belum memberi tahuku." Pria itu melepaskan coat, lalu meletakkannya di sofa. Ia mendekati Renjun, menilik pekerjaan apa yang sedang dibuat.
"Kau sedang masak atau melukai dirimu sendiri?" Tanyanya heran seraya memandang jari Renjun yang digulung tisu.
"Ini tidak sengaja teriris," balasannya menjadikan Mark mengangguk tidak peduli.
"Mau masak apa?"
"Japchae."
"Ingin kubantu?"
Renjun menggeleng cepat. "Tidak usah, Hyung. Aku bisa mengerjakannya sendiri."
Akan tetapi, air muka Renjun yang tak meyakinkan membuat Mark ragu. "Sepertinya kau kesulitan. Biar aku yang menangani, oke. Kau bisa membantu jika aku menyuruh."
Akhirnya, Renjun menyerahkan pekerjaan itu pada Mark. Sebagai orang yang memang tidak pernah menyentuh dapur, Renjun bisa belajar banyak tentang memasak dari Mark. Pria itu juga turut membagikan info bahan apa saja yang digunakan untuk membuat Japchae.
"Nah, sekarang coba kau masukkan minya. Pelan-pelan saja."
Renjun melakukan dengan patuh. Apa yang diperintahkan Mark, ia akan melaksanakannya sebaik mungkin. Mereka asyik memasak dengan suara berisik penggorengan yang dikendalikan oleh Renjun sementara Mark pelan-pelan membimbingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/278346747-288-k753941.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Teacher | Hyuckren
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Donghyuck adalah guru privat Renjun yang dibayar mahal oleh keluarga Huang. Nahasnya, ia harus sabar menghadapi Renjun yang memiliki hobi menonton video porno. Bahkan, pemuda itu terang-terangan melakukan mastu...