Chapter 9

5.5K 619 37
                                        

Donghyuck pikir Renjun sudah pulang, tetapi ternyata belum. Ia juga berpikir Renjun membolos, tetapi tahu-tahu satu jam kemudian, saat ia ingin beranjak pulang, pemuda itu muncul dengan diantar temannya. Entah siapa itu, sebab yang Donghyuck tahu, teman lelaki Renjun hanya Jaemin.

Di depan pintu, Donghyuck melihat mereka mengobrol sebelum keduanya masuk lebih dalam ke area rumah. Renjun tidak merasa bersalah kala Donghyuck menatapnya tajam.

"Kupikir kau membolos," ujarnya. Namun, ia tidak mendapat balasan. Menyebalkan sekali Tuan Muda Huang itu.

Renjun memandang pria di sampingnya. "Jeno-ya, kenalkan, dia adalah guru privatku, namanya Lee Donghyuck."

Bahkan suaranya terdengar enggan, membuat Donghyuck diam-diam menghela kesal.

"Senang berkenalan denganmu, Ssaem. Aku Lee Jeno, teman sekolah Renjunie."

Tangan Jeno terjulur ke depan. Ia berniat sopan, tetapi justru pria yang katanya guru itu tidak menanggapinya. Jeno tidak tahu apa yang salah. Maka, dengan canggung ia menarik tangannya kembali.

"Dia memang aneh. Kau harus wajar," bisik Renjun, "Ayo kita masuk."

Renjun dan Jeno melangkah masuk ke dalam rumah, melewati Donghyuck sudah seperti tidak dianggap keberadaannya. Mereka langsung ke lantai dua, diekori oleh Donghyuck yang tidak bisa mengalihkan pandangan pada teman Renjun.

"Kenapa kau tidak pulang?" Tanyanya.

"Dia akan ikut belajar bersama kita, Ssaem. Kau tidak keberatan, 'kan?"

Jawaban dalam hatinya sungguh ingin Donghyuck sampaikan bahwa ia sangat-sangat keberatan! Maksud Donghyuck, ia nanti tidak bisa fokus karena mengajar dua orang.

Pada akhirnya, pria itu menjawab dengan memberi penekanan pada kata tertentu, "Tentu saja tidak. Aku sama sekali tidak keberatan mengajar temanmu."

Renjun mendecih. Tidak keberatan, kok tampangnya tidak ikhlas begitu.

"Baiklah, aku akan berganti baju dulu," ia lalu menatap Jeno, "Jeno-ya, kalau dia semakin aneh, jangan hiraukan, oke."

Jeno mengangguk. Sejujurnya ia belum mengerti 'aneh' yang dimaksud Renjun itu seperti apa? Yang Jeno rasakan, Donghyuck hanya bersikap dingin padanya. Apalagi tatapan matanya yang tajam itu.

Ia tidak mengerti, apakah ia sudah membuat kesalahan hingga guru itu seperti kesal padanya?

"Ssaem, bisakah tidak menatapku setajam itu?"

"Kenapa, kau tidak suka?"

"Bukan begitu ...," Jeno menggaruk kepalanya. "Em, apa kau sudah lama menjadi guru privat Renjun?"

"Kalau iya, kenapa? Dan kalau belum, kau mau apa?"

Sekarang Jeno mengerti arti 'aneh' yang dimaksud Renjun mengenai gurunya. Bahkan. Sangat. Aneh!

"Ah, tidak apa, Ssaem. Aku hanya iseng bertanya saja."

Wanita paruh baya datang dengan membawa minuman dan camilan untuk mereka. Setelah itu, disusul kedatangan Renjun dari kamar, kemudian mengucap terima kasih pada ART-nya.

"Ayo, kita mulai belajar."

Tumben sekali dia bersemangat begitu. Ah ... apa karena Jeno? Donghyuck mendumel dalam hati. Belum apa-apa asumsinya sudah melanglang buana.

Donghyuck mengeluarkan buku-buku, lalu meletakkannya-lebih tepat disebut membanting-di meja. Kesal dalam jiwa tak kunjung mereda, tetapi Donghyuck bingung, ia kesal karena apa?

Weird Teacher | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang