"Lee Donghyuck, kurasa kau harus menjelaskan sesuatu."
Pengetikan laporan sempat berhenti, di mana Donghyuck harus menatap Yuta yang baru saja datang, sekonyong-konyong merangkul bahunya.
"Menjelaskan apa?"
"Kau dan Renjun. Aku yakin telah terjadi sesuatu di antara kalian," ujar Yuta mengejek. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan foto pasangan gay yang sedang makan malam-dengan Renjun yang saat itu tengah menyupai sang kekasih.
"Aku memiliki buktinya, Hyuck. Kau tidak bisa mengelak."
Donghyuck kelihatan tidak tertarik, maka ia melanjutkan pekerjaannya lagi. "Ya, aku berkencan dengannya."
"Nah, 'kan, kubilang juga apa!" Yuta berseru seraya menepuk-menepuk bahu juniornya. "Sekarang kau mengikuti jejak Hyung-mu. Hahaha."
Sebal, risi, dan ingin Yuta segera pergi. Donghyuck tidak suka diejek begitu, apalagi ia pernah mengatakan dengan sombongnya, tidak mungkin aku jatuh cinta dengan lawan jenis. Seolah karma, ia malah terjerembab dalam perkataannya sendiri.
"Diamlah, Hyung, aku sedang mengerjakan laporan."
Lirikan mata tajam tidak membuat Yuta berhenti semena-mena. Ia malah mendekatkan wajahnya pada pemuda Lee.
Berbisik dalam, "Ya, apa kau sudah melakukan seks dengannya? Bagaimana, kalian menggunakan posisi apa? Hm, aku yakin sih kau lebih dominan daripada Renjun. Kau pantas dengan posisi atas, Hyuck."
Mata Donghyuck memejam sekali. Ia menjawab dengan setengah hati, "Kami belum melakukan apa-apa! Berhentilah bertanya begitu, Hyung."
Yuta terkikik senang. "Baik, baiklah," balasnya, "Tapi jika kalian mau melakukannya, kusarankan membeli kondom terlebih dahulu supaya milikmu lebih mudah memasuki Renjun."
Kesal, Donghyuck menutup laptopnya dengan kuat hingga menimbulkan bunyi. "Kau sudah gila!"
Sebab tidak tahan, Donghyuck meninggalkan Yuta yang tertawa-tawa. Namun di samping itu, ia jadi kepikiran ... apa benar ia harus membeli kondom terlebih dahulu? Apakah menusuk lubang lelaki juga harus memakai benda itu supaya tidak hamil?
Tertegun, Donghyuck berhenti sejenak. Ia menggelengkan kepala penuh penyesalan. "Hamil apanya? Renjun itu pria, bodoh!"
Ia merasa pikirannya sudah tidak waras. Sepanjang perjalanan menjemput Renjun, ia terbayang-bayang oleh perkataan Yuta yang sangat-sangat mengganggu!
---
"Donghyuck Ssaem!"
Alih-alih sang kekasih yang ia temui, justru dua temannya lah yang menunggu di parkiran, spot biasa ia menjemput Renjun. Remaja itu tidak bersama mereka.
Donghyuck keluar dari mobil. Bertanya, "Di mana Renjun?"
"Dia absen hari ini," jawab Jaemin. Selanjutnya menunjukkan pesan Renjun di ponselnya pada guru itu. "Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tetapi Renjun hanya berpesan begitu, Ssaem. Kuharap kau mau menemuinya."
Selagi Donghyuck mebacanya, tangannya terkepal erat. Menemukan nama Jeno dalam pesannya, pikiran Donghyuck tidak lagi tenang. Bocah itu ... apakah sedang bermain-main dengannya?
"Terima kasih, aku akan ke sana."
Jaemin dan Ji In menatap kepergian mantan guru Renjun dengan ringisan di wajah. Mereka mengkhawatirkan Renjun, oleh karenanya mengandalkan Donghyuck untuk menjaga teman baik mereka.
"Berikan aku nomor ponsel Jeno. Aku akan mencoba menghubunginya lagi," tukas Ji In.
---
![](https://img.wattpad.com/cover/278346747-288-k753941.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Teacher | Hyuckren
Fanfic[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Donghyuck adalah guru privat Renjun yang dibayar mahal oleh keluarga Huang. Nahasnya, ia harus sabar menghadapi Renjun yang memiliki hobi menonton video porno. Bahkan, pemuda itu terang-terangan melakukan mastu...