"Ssaem, kurasa ini waktu yang tepat."
Senyum tengil dan kedua alis Renjun yang dinaikturunkan serta merta membuat kening Donghyuck mengerut berlipat-lipat. Mereka masih tiduran sambil berhadap-hadapan—omong-omong. Donghyuck sempat memejamkan mata, tetapi perkataan Renjun yang menggantung mengganggu pikirannya.
"Waktu yang tepat untuk?"
"Making love. Bercinta. Alias seks," Renjun membalas santai, "Ayolah, kau sudah janji padaku!"
Mendengarnya, pemuda Lee bangkit dan waspada. "Aku tidak pernah janji tentang hal itu!"
"Jangan pura-pura hilang ingatan, Ssaem! Waktu di mobil kau bilang kita akan melakukannya!"
"Tapi aku tidak pernah mengatakan janji, Ren!"
Sebuah bantal melayang ke wajah Donghyuck. Renjun pelakunya. "Ish, lakukan saja kenapa, sih! Apa yang membuatmu terus menunda-nunda?"
Sang kekasih terdiam dengan wajah blank. Sorot matanya kosong seperti orang melamun. Frustrasi, Renjun ikut duduk di depannya.
"Ssaem ... apa kau takut?"
Donghyuck melirik. Ia mengangguk pelan. "Ya, aku takut."
"Tentang?"
"Maaf berkata begini, tetapi bukankah jika kita bercinta, itu artinya, kau ... berada di bawah?" Pertanyaan yang dibalas anggukan oleh pemuda Huang. "Lalu, aku ... tugasku ... menusukmu, begitu?"
Lagi, Renjun mengangguk. "Aku akan menjadi submissive-mu, Ssaem. Aku mengikuti perintahmu."
"Perintah?" Donghyuck terkesiap. "Tapi aku tidak memiliki pengalaman apa-apa soal ini."
Renjun menepuk-nepuk bahu kekasihnya. Menggemaskan sekali raut cemas pria itu. "Akan kuajari, tenang saja."
"Bagaimana?"
"Praktik, tentu saja."
Saat itu juga, Renjun melepas kaos yang melekat di tubuhnya. Mempertontonkan tubuh kurus dengan tone kulit putih keturunan keluarga Huang.
Remaja itu benar-benar tidak sabaran dan tidak tahu malu.
"Ayo lepaskan kemejamu, Ssaem. Rileks."
Rileks kepalamu! Donghyuck hampir kelepasan mengumpat. Jantungnya bergemuruh hebat. Apalagi dengan kurang ajar matanya bergulir canggung dari dada manis Renjun. Sumpah mati, ia gugup! Tidak bisakah Renjun memahami situasi dirinya?!
Pelan-pelan, Donghyuck berusaha tenang. Ia mensugesti pikirannya bahwa apa yang mereka lakukan itu baik-baik saja. Maka ia membiarkan Renjun melepas satu per satu kancing kemejanya.
Namun, di bagian akhir Donghyuck menahan tangan kekasihnya. "Kau yakin? Aku tidak ingin menyakitimu, Ren."
Jakun Donghyuck dikecup, membuat lehernya mendongak sejenak. "Kau tidak akan menyakitiku, Ssaem. Karena yang ada, kau hanya akan memberiku kenikmatan."
Kemeja Donghyuck dilempar ke lantai. Renjun total terbius oleh tubuh kekasihnya yang sialan sangat seksi! Tone kulit mereka agak kontras, dan Renjun senang kekasihnya memiliki kulit warna tan.
"Ssaem, kau jantan sekali," pujinya.
Sebagai permulaan, Renjun memancing gairah Donghyuck dengan cara ia duduk di pangkuannya. Memulai cumbuan-cumbuan ringan seperti video-video boys love yang sering ia tonton.
Renjun membelai tulang selangka kekasihnya. Merasakan lengket keringat yang tertinggal dari aktivitas pria itu ketika di luar.
"Jangan gugup. Kau bisa meletakkan tanganmu di sini." Di punggungnya, menyuruh untuk diusap-usap. "Semakin ke bawah juga tidak masalah."
Beberapa saat, Renjun menahan napas dan matanya memejam. Donghyuck meremat pinggangnya sensual. Di luar ekspektasi pria itu juga mengangkat tubuhnya supaya badan mereka semakin menempel.
"Aku akan melakukan permainan ini sesuai dengan isnting liarku, Ren. Jadi jangan merasa keberatan," bisiknya menggunakan suara rendah, membuat pemuda Huang sempat merinding.
Tanpa protes, Renjun membiarkan tangan Donghyuck menjamah tubuhnya sementara mulut mereka dalam pagutan intens. Cara berantakan Donghyuck saat mencecap bibirnya sangat menggairahkan.
"Di sini, Ssaem."
Renjun mengarahkan kepala kekasihnya berada tepat di kedua dadanya. Ia meremas rambut pria itu kala merasakan sensasi basah dari bibir Donghyuck yang menggigit putingnya.
Renjun mendesis tak karuan. Posisinya seolah ingin lepas, namun ia terlalu menikmati sapuan lidah brengsek itu di tubuhnya.
Kepala Donghyuck mendongak untuk melihat ekspresi Renjun. Ia tersenyum miring. "Kau yang menyuruhku untuk tenang, tetapi lihat, kau sendiri yang kewalahan."
Renjun terkekeh. "Bajingan, Ssaem. Kau yang membuatku begini!"
Kemudian keduanya tertawa dengan suara rendah.
"Kau sudah keras. Kita bisa langsung ke inti, Ssaem," ujar Renjun seraya meraba kejantanan Donghyuck yang masih dilapisi celana bahan.
Donghyuck menggeleng. "Tidak perlu buru-buru. Aku akan bertanggung jawab sampai gairah kita tuntas."
"Aku masih ingin menikmati tubuhmu."
Dengan hati-hati, Donghyuck merebahkan tubuh Renjun ke tengah kasur. Ia juga membuka resleting celana pemuda itu dan menariknya kebawah, meninggalkan dalaman merah tua yang membungkus kejantanan Renjun.
"Kau melakukan persiapan sebelum ini. Apa aku salah?" Alisnya terangkat satu.
Renjun mengangguk pasrah. "Bahkan setiap hari, Ssaem. Aku selalu menyiapkannya untukmu."
Demi Tuhan, ketika Renjun mendapati seringaian nakal kekasihnya, ia berpikir ... apakah itu benar-benar Lee Donghyuck? Karena sungguh, auranya sangat berbeda.
"Sesuai dugaanku. Milikmu mungil, menggemaskan seperti bentuk tubuhmu."
Entah itu pujian atau hinaan, Renjun tidak dapat membedakannya. Ia sungguh memasrahkan diri saat kejantanannya dipermainkan oleh tangan dan mulut bajingan sang kekasih. Sebab yang ia lakukan adalah merintihkan panggilan pria itu.
"Ssaem!" Donghyuck menggigitnya. Keparat sekali!
Dan lagi-lagi seringai nakal tampak di wajahnya. Renjun tersipu. Pipinya panas melihat betapa liar Lee Donghyuck yang semena-mena terhadap tubuhnya. Tetapi Renjun menikmati. Ia sangat mendamba-dambakan momen ini bersama kekasihnya.
Sekarang, siapa yang mengajari siapa. Bahkan Donghyuck mengabaikan pintaannya untuk jangan terlalu lama miliknya berada di dalam mulut pria itu. Terlalu basah. Terlalu mudah untuknya mendapat pelepasan.
"Tidak, Ssaem, jangan menelannya."
"Mengapa?"
"Itu kotor. Lebih baik kau pergi ke kamar mandi dulu."
Donghyuck menurut. Ia masuk ke kamar mandi untuk membuang cairan precum dari mulutnya. Sebelum kembali, ia menanggalkan semua celananya di sana. Jadi saat menemui Renjun, ia telanjang bulat.
Melihat itu, kekasihnya terpana. Tubuh Donghyuck memang tidak atletis dan tidak memiliki otot perut yang menjanjikan. Hanya saja, ia patut bangga akan tubuh tegap dan kejantanannya.
"Demi Tuhan, kau sangat jantan, Ssaem!"
Tidak kuat menahan, Renjun menerjang Donghyuck hingga kini ia yang berada di atas pria itu. Memberinya cumbuan-cumbuan dahsyat di bibir, telinga, leher, dan dada.
"Kau milikku, Ssaem."
Entah sudah berapa banyak tanda yang Renjun bubuhkan. Mulutnya sudah seperti memeta tubuh Donghyuck dari kepala hingga kaki. Di bagian kejantanan pria itu, Renjun berhenti. Memandang penuh takjub akan kerasnya ketegakan senjata kekasihnya.
"Ssaem, kurasa sudah cukup main-mainnya. Kita langsung ke inti saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Teacher | Hyuckren
Fanfic[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Donghyuck adalah guru privat Renjun yang dibayar mahal oleh keluarga Huang. Nahasnya, ia harus sabar menghadapi Renjun yang memiliki hobi menonton video porno. Bahkan, pemuda itu terang-terangan melakukan mastu...