Dua Dimensi #10

6 4 0
                                    

Keesokan harinya saat Lauren baru selesai mandi tiba-tiba sebuah taksi berhenti di depan rumahnya.

'Ah itu pasti mereka' ujar Lauren.

Dibawah mereka pun langsung disambut hangat oleh Mamanya Lauren.

"Selamat siang, Tante. Apa kabar?" Sapa Tifanny.

"Selamat siang. Tante sehat, gimana kabar kalian? Sudah lama tidak main ke rumah yaa." Ucap Mama Lauren sambil menebarkan senyum.

"Kita juga baik, Tante. Ah iyaa bener, tan. Terakhir kita main kesini waktu lagi kerja kelompok hehe." Jawab Vivian.

Lain halnya dengan Tifanny dan Vivian, Chelsea malah nyamperin Petter yang lagi asik main game.

"Hey Petter! Lagi ngapain? Serius amat." Ucap Chelsea membuyarkan kefokusan Petter.

Petter cuma melirik dan berkata "Main game."

"Kamu itu baru mau masuk SMA kan?" Tanya Chelsea so akrab.

"Iyaa emangnya kenapa?" Petter menjawab tapi pandangannya tetap fokus pada video game online di handphone nya.

"Oh berarti bisalah kalo gitu. Haha." Jawab Chelsea tanpa malu.

"Bisa apa hey?" Tanya Petter sambil menatap Chelsea dengan tajam.

"Bisa deketin kamuuu. Wlee!" Ledek Chelsea sambil berlalu.

Petter hanya memutar bola matanya, malas.

"Dasar pedofil!" Sentak Vivian pada Chelsea dari belakang. Sontak Chelsea kaget.

"Pedofil apaan? Dia kan udah mau SMA udah gede lah, dasar bodoh!" Chelsea balik menyentak.

"Udahlah malu tuh sama Mamanya Lauren dateng-dateng godain anak orang lagi." Ucap Tifanny sambil melewati mereka.

"Kalo kalian mau bertemu Lauren dia ada di kamar kayanya lagi mandi kalo jam segini." Ucap Mama Lauren sambil menunjuk ke arah kamar Lauren.

"Kebiasaan tuh anak kalo libur jadi lupa mandi." Ujar Vivian.

Sementara diatas Lauren sedang mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba temannya datang nyelonong tanpa mengetuk pintu.

"Aduh neng! Ngapain dandan orang kita gak akan kemana-mana." Ujar Tifanny.

"Siapa yang dandan? orang gue cuma lagi ngeringin rambut doang." Jawab Lauren datar.

"Yahh kita disini aja? Padahal gue udah pake gincu 3 lapis loh." Ucap Chelsea manyun.

"Sakit lo! Masa orang baru sembuh diajak jalan-jalan, kalo dia kenapa-napa mau tanggung jawab lo?" Celetuk Vivian ngegas.

"Hehe." Chelsea hanya nyengir.

"Btw, Ren lo sebenernya sakit apa? Ga biasanya lo dirawat sampe seminggu gitu." Tanya Tifanny.

Lauren bingung dia harus menjawab apa. Disatu sisi dia ingin bercerita menuangkan segala kesedihannya kepada sahabatnya, tapi disisi lain dia tidak mau sahabatnya ikut sedih. 'Sebaiknya untuk sekarang tidak usah diceritakan dulu' Batinnya dalam hati.

Tapi belum sempat menjawab, tiba-tiba datanglah Mama Lauren membawakan segelas jus jeruk dan juga cemilan kepada mereka.

"Ini diminum dulu yaa. Yasudah tante tinggal lagi yaa." Ucap Mama Lauren.

"Oh terimakasih tante jadi gaenak ngerepotin." Jawab Vivian.

"Gak apapa kok. Sok diminum mumpung masih seger." Sambung Mama Lauren.

"Iyaa tante." Jawab ketiga teman Lauren.

Setelah Mama Lauren keluar Tifanny menanyakannya lagi.

Dua DimensiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang