-4-

307 49 1
                                    

      Cuaca cerah, angin sejuk berhembus di tengah musim semi yang hangat. Burung berkicau menyambut pagi yang indah. Semuanya tampak senang, terkecuali satu gadis yang kini sedang mengeluh karna harus pergi ke sekolah.

     Roti tawar ia gigit. Berlari sambil mengikat rambut panjangnya. Dasi nya menggantung di leher, tak sempat dipakai dengan benar.

     'Cih, aku terlalu bersemangat tadi malam' batin nya.
    
    "Yoo [Name]! Kau tampak berantakan" Sapa Yuu, Teman sekelasnya.

    "Urusai!" Jawabnya , melepas sepatu dan menggantinya dengan sepatu ruangan.

     "Kau ikut?" [Name] melirik sebentar.

     "Pertandingan musim semi? Aku tak tertarik" Ucap [Name] berjalan mendahului teman nya.

     "Hey ayolah, ada banyak laki laki tampan di sana . Kau bisa memilih. Bahkan kudengar ada setter tampan dari tim lain. Bukannnya itu luar biasa? kita harus melihatnya!" Ujar yuu semangat.

      "Yuu, aku baru tahu kalau kau homo" ucap [Name] yang di hadiahi tatapan kesal dari teman nya.

      "Aku hanya sedikit membujuk mu tahu! Kalau tidak mau ya sudah" [Name] menghembuskan nafas pelan. Menatap teman nya lamat lamat.

      "Apa menurutmu aku akan terbujuk?" Yuu tersenyum canggung. Dia tau bujukan itu tak akan mungkin dapat membujuk teman keras kepalanya itu.

      "Sudah lah . Ayo masuk kelas."

     Bel istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas menuju kantin. Begitu juga dengan [Name] dan yuu. Mereka berjalan beriringan menuju kantin.

    Segerombolan siswi menghalangi. Terlihat seperti fans yang sedang mengerubungi idolanya. [Name] menghembuskan nafas kasar. Padahal hanya Atsumu, apa yang spesial dari pria kuning pembuat onar itu?

    [Name] berjalan menuju kerumunan gadis itu. Sorot natanya tajam. "Oy bisakah kalian minggir?" Teriaknya lantang.

    Yuu berlari ke arah [Name], menarik tangan nya menjauhi kerumunan. Namun mustahil karna [Name] lebih dulu menepisnya.

     "Ehh, nona tak punya sopan santun, ada urusan dengan ku?"-siswi 1

      "Kutu seperti mu ada masalah apa dengan kami ?"-Siswi 2

      "Kalian menghalangi jalan ku. Jadi pergilah" ucap [Name] dingin. Siswi 1 tak diam. Ia mendorong [Name] hingga terjatuh ke lantai.

     "[Name] sudah lah. Ayo pergi dari sini"

   "Cih! Padahal aku ingin membungkam mulut mulut kotor mereka itu! Ucap [Name] yang sedari tadi tak berhenti menggerutu.

      Sekaleng es kopi ia genggam. Sesekali meneguknya dan kembali menggerutu. Mulut dan perut sama berisiknya.

     "Mereka itu hanya fans fanatik. Melawan nya bukan pilihan yang bagus" Ucap Yuu duduk di samping [Name].

     "Hah karna hanya fans gila makanya aku ingin membunuhnya" Ucap [Name] kesal.

     "Ucapan mu itu sudah seperti pembunuh sungguhan saja" ucap yuu tertawa pelan.

     Seorang siswi berjalan mendekat sambil memegang 2 buku besar .

    "Hideyoshi-san, ketua memanggilmu" Ucapnya yang di angguki Yuu. Siswi itupun memberi salam dan pergi.

     "Ja naa! Aku tak bisa pulang bersama mu. Jadi pulanglah sendiri." Ucapnya sedikit berteriak.

     "Aku tak butuh dirimu dasar homo sialan!" Teriak [Name] menimpali.

    Kini dia sendiri lagi. Hideyoshi Yuu, satu satunya orang yang mau berteman dengan nya. Ia wakil ketua OSIS. Tampan, tinggi, dan pintar. Sebenarnya dia bukan homo. Hanya saja kebiasaan nya mengagung agungkan pria tampan, membuat [Name] berfikir bahwa Yuu adalah laki laki penyuka sesama jenis. Padahal tujuan yuu sebenarnya adalah menggoda [Name] yang terlihat tak peduli pada laki laki.

    Sendiri, [Name] berharap situasi ini akan segera berakhir. Dimana dia selalu sendirian. Di jauhi siswi lain atau bahkan guru yang sudah sangat bosan menanggapi sikap [Name] yang luar biasa nakalnya. Yah lagi pula ini tahun terakhir nya di SMA. Setelah ini ia bebas. Melakukan apapun yang ia mau. Tanpa tuntutan dari siapapun tentunya.

    "Kopi?" Tanya seseorang.

    "Ya" jawab [Name] tanpa mengalihkan pandangan. Ia sudah tau siapa pemuda yang kini tengah duduk di sampingnya.

    "Mata mu seperti panda" ucapnya lagi. [Name] melirik sebentar. Lalu kembali meneguk kopi nya.

    "Karna aku selalu serius dalam mengantarkan seseorang pada tuhan nya"jawab [Name] enteng. Wah deskripsi halus untuk sang pembunuh.

    " 3 hari ini, kemana?" Tanya Kita. Sedikit heran karena [Name] berhenti mengikutinya.

     "Membayar jam kerja ku di cafe setelah 1 minggu bolos" jawab [Name] memperbaiki posisi duduknya.

     "Mau mampir ke rumah ku ?"[Name] melongo. Weh yang benar saja. Seorang Kita Shinsuke mengajak seorang gadis mampir ke rumahnya???

     " Aku kerja. Lain kali saja "

   

    
    
    

Black and White [Kita Shinsuke x reader] {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang