-5-

285 43 5
                                    

    Musim semi telah tiba. Angin sejuk berhembus. Sang surya hangat menyinari . Kini tak perlu lagi keluar dengan mantel tebal juga syal yang melilit di leher. Atau kopi yang diminum lebih banyak dari biasanya akibat dingin.

    [Name] melangkahkan kakinya menuju kelas. Headset ia pakai. Mengalunkan musik yang tenang namun bersemangat.

    Melipat tangan dan menjatuhkan kepala tepat di atasnya. Membuat posisi senyaman mungkin intuk menikmati pagi dengan tidur. Iris gelap itu mulai tertutup.

    "Yoo Putri tidur!!" Teriak seseorang yang langsung duduk di bangku depan nya. [Name] refleks bangun dan menatap tajam sosok pemuda bersurai hazel di hadapan nya.

    "Dasar homo sialan!" Umpat [Name] lalu kembali ke posisi  tidurnya. Yuu yang melihat itu langsung menarik headset yang [Name] pakai. Tentu saja membuat sang pemiliknya marah dan berusaha merebutnya.

     "[Name] ayo ikut jadi pemandu sorak" Ajak yuu masih tak menyerah.

     "Gak minat" jawab [Name] memasukan headset dan hp nya ke dalam tas.

      "Hey berusahalah untuk berinteraksi dengan orang lain. Kalau tak ada aku nanti kamu gimana?" Ucapnya sedikit lebay dan penuh drama.

      "Aku akan tetap hidup. Lagipula apa peran mu dalam hidupku hah?" Jawab [Name] menatap yuu tajam.

       "Aku ini teman mu loh!" Seru yuu dengan nada tegas.

       [Name] termenung. Sorot matanya meredup. Pikiran nya melambung tinggi. Kepalanya sedikit miring ke kanan.

    "Teman?" Yuu mengangguk sambil tersenyum riang. Iris violet bersembunyi , bersama dengan kurva senyum yang muncul.

    'menjauhlah sebelum terlambat' Ucap [Name] dalam hati. Meski begitu ia ikut tersenyum. 

     Siang menjelang. Matahari bersinar begitu terang, di temani awan dan langit yang indah. [Name] masih diam di kelasnya. Terlalu malas untuk menerobos kerumunan siswi yang sedang mengerumuni idolanya. Siapa lagi kalau bukan Atsumu miya dan kembaran nya Osamu. Dan ditambah lagi pemuda sipit yang disebut sebut pemilik pelet terkuat itu.

    Lagipula Yuu sudah berjanji untuk membelinya Roti dan kopi kesukaan nya. Jadi tak perlu khawatir soal perut.

    "Anu [Surname]-san. Kepala sekolah memanggilmu" ucap salah satu anggota OSIS dengan penuh hormat. [Name] mengangguk. Segera ia berjalan menuju ruang kepala sekolah di gedung sebrang.

     "Permisi," Ucap [name] saat kakinya mulai memasuki ruangan orang paling di hormati di sekolahnya. Laki laki berperawakan tinggi itu tersenyum dan menuruhnya untuk duduk .

     "Maaf memanggilmu tiba tiba, juga rasanya aneh jika harus membicarakan nya di sini" ucapnya ragu. [Name] hanya diam menyimak.

     " Sebenarnya ada yang ingin bapak bicarakan, bukan tentang pelajaran atau apapun yang berhubungan dengan sekolah, hanya saja.." Kepala sekolah yang tampangnya bak sugar Dedy itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Masih bingung bagaimana cara menjelaskannya.

       "Langsung ke intinya pak. Saya lapar" ucap [Name].

      "Menikahlah dengan ku"
     
       Seorang siswa masuk tanpa izin. [Name] dan kepala sekolah sontak menengok padanya. Dan tampaklah pemuda bertubuh tinggi, bersurai kecoklatan , kulitnya putih dengan netra berwarna coklat cerah. Hidung mancungnya sangat menunjukan bahwa dia blasteran Jepang-luar.

     "Ah sei, baru saja ayah ingin membicarakan nya" Ucap Kepala sekolah. Pemuda yang di panggil sei itu duduk di samping [Name] dan menyandarkan kepalanya di pundak [Name]. Gadis itu hanya bisa diam. Menyadari posisinya saat ini.

Black and White [Kita Shinsuke x reader] {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang