EXTRA PART

333 45 9
                                    

      Epilog
     

      Shinsuke POV
     
    "Sayaaaaang!!!" Seorang wanita berteriak kencang. Menuruni tanah ladang yang bergelombang. Segera saja aku menemuinya agar ia tak berjalan terlalu jauh.

     Tapi tiba-tiba saja dia memelukku erat. Dan berkata bahwa dia baru pulang dari rumah sakit. Memang benar, akhir akhir ini istriku tengah sakit. Entah sakit apa tapi gejalanya adalah mual mual dan muntah. Dia juga jarang makan dan lebih banyak menghabiskan waktu di kamar.

     "Sayang kamu tau?" Ucapnya melepaskan pelukannya dariku. Padahal aku ingin lebih lama memeluknya.

      "Aya mau punya adik!!!" Serunya membuatku terdiam. Aku masih berusaha memproses ucapan nya. Ya aku faham tapi aku belum yakin.

      "Jadi artinya kamu hamil?" Tanyaku memastikan. [Name] mengangguk pelan. Membuat ku tak kuasa menahan senyuman.

       Segera saja aku memeluk nya menenggelamkan wajahku di ceruk lehernya. Menghirup aroma tubuhnya yang selalu membuatku candu.

        "Terimakasih [Name]. Terimakasih" air mata sudah tak dapat lagi kubendung. Mengalir begitu saja. Seolah mendukung kebahagiaan ku.

         "Aku mencintaimu sangat mencintaimu" lirihku. Ia mengangguk dan mengusap punggung ku lembut.

          " Aku juga sangat mencintaimu Shin" jawabnya dengan senyuman. Apa ada yang lebih indah dari ini?

          Apakah kalian berharap demikian juga? Berharap [Name] hidup bahagia dengan ku dan menua bersama? Aku juga menginginkan nya. Berharap semoga gadis itu dapat menjadi pendamping hidup ku. Hanya saja tuhan berkata lain. Ia membawanya pergi.

         Nyatanya, sudah 3 tahun sejak kepergiannya. Namun gundukan tanah yang mulai di tumbuhi rumput liar itu tak pernah membuat ku bosan untuk bercerita. Ya, aku tahu tanah lengkara mengucapkan kata. Tapi bukan itu yang ku ajak bicara.

         Dia yang raganya terkubur sejak lama namun jiwanya sudah tenang di alam sana. Gadis manis yang begitu tangguh menghadapi kerasnya dunia.

        Dia begitu kuat, dia begitu hebat hingga Tuhan tak sanggup lagi melihatnya menderita. Dan Pada akhirnya Tuhan membawanya ke surga. Ya semoga.

       Surga itu seperti apa? Pertanyaan yang tak sempat ku jawab itu adalah kata kata terakhir nya sebelum ia benar-benar menyerahkan diri pada kematian. Padahal selama hidupnya, ia begitu akrab dengan kematian, bahkan seringkali menantangnya.

       Dia luar biasa. Dia menghadapi semuanya . Dia mengeluh, namun tak pernah menyerah. Ia hendak menyerah namun kemudian di paksa bangkit oleh keadaan. Padahal dia yang memiliki keinginan sempat ingin berdamai dengan semesta yang memiliki kenyataan. Tapi cakrawala tak mengizinkan. Hingga akhirnya aku harus merelakan nya di bawa oleh Tuhan.

       "[Name] hari ini Aya mulai masuk sekolah, aku mengantarnya. Tapi saat tiba, dia bertanya padaku. 'kenapa mama tida mengantarku juga' ?" Ucapku mulai berbicara. Mungkin orang orang akan menganggap ku gila. Tapi aku tidak peduli. Saat ini aku tengah berbicara dengan kekasihku.

        "Aku hanya bisa menjawab 'dia ada di atas sana. Mama pasti selalu dukung kamu" lanjut ku lagi. Kadang aku berharap ada balasan darimu barang satu kata. Hanya saja aku tahu itu mustahil.

        "Kau tau apa yang dia lakukan setelah itu?" Aku terkekeh pelan. Mengingat apa yang di lakukan anak ku tadi siang.

         "Dia mengadahkan kepalanya dan menatap langit. Lalu berteriak 'mama liat Aya kan? Aya sudah besar, aya sudah sekolah. Mama jagain aya terus ya" aku menunduk. Berharap air mata tak jatuh . Aku tak ingin [Name] melihat ku menangis.

          "Kamu melihat nya juga kan? Dia lucu sekali [Name]. Dia juga pintar. Aku bahkan tak pernah bisa menahan senyuman saat bersamanya. " Sekaleng kopi hangat kubuka. Meletakan nya di samping nisan. Aku ingat. Betapa sukanya [Name] pada kopi itu.

         "Tapi satu yang membuat ku bingung. Setelah berteriak seperti itu dia bertanya "kenapa mama tidak menjawab? Apa dia sudah tidak sayang aku lagi?" Aku semakin menunduk. Rasanya tak tahan.

         Tangan ku terangkat memeluk nisan itu erat. Menangis sejadi jadinya. Melepaskan semua yang kurasakan.

        "[Name] apa yang harus ku katakan? Bagaimana aku menjawabnya?" Betapa cengeng nya aku.

        "Kenapa kau pergi begitu saja? Kenapa kau memintaku hidup bahagia sedangkan kebahagiaan ku ada padamu?....

         .....Aku merindukanmu, aku menyayangimu. Aku mencintaimu....

       .....Kembalilah"

     Bertemu dengan mu adalah takdir
     Berteman dengan mu adalah pilihan yang aku iyakan
     Namun menjadi kekasih mu adalah kemungkinan yang tidak di izinkan tuhan.
     Dan merelakan kepergian mu adalah prestasi yang tak pernah bisa kudapatkan.

     Aku tak pernah menyesal telah meminta pada tuhan untuk menjadikanmu yang pertama dan yang terakhir untukku. Dan pada akhirnya keadaan yang memisahkan kita.
          
          
    Aku tidak tahu. Apa kah ini titik terbaik menurut takdir yang kau ucapkan itu. Tapi yang jelas  selamat jalan sayangku, kekasihku,  terimakasih telah hadir dalam hidupku. Aku mencintaimu .sangat.



                                 Yahh mati.

         

         

     
      
     

Black and White [Kita Shinsuke x reader] {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang