-12-

195 35 1
                                    

       Pagi telah datang, cahaya sang surya menelusup masuk lewat celah celah jendela. Mengusik seorang gadis yang masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Gadis itu sedikit menggeliat. Mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina nya.

      Bangkit. Duduk dan menatap sekitar. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Tapi ia tidak panik, ini sudah hari ketiga nya bolos sekolah. Kali ini dengan izin. Tapi tunggu. Ada yang hilang.

     "Ayaaa!!" Teriaknya heboh turun dari ranjang dan berlari keluar kamar. Mencari-cari putrinya yang hilang entah kemana.

      Dapur, ruang tv, kamar mandi. Semuanya sudah ia cek. Tapi tak kunjung mendapat penerangan. Dimana gadis kecil itu berada.

       "Ya ampun, kemana dia?" Pikiran buruk mencerca. Berfikir kalau anak itu di culik atau bahkan di bunuh seseorang. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

      Ia terduduk frustasi. Mengikat rambut panjangnya asal. Dan menatap beberapa bungkus Snack yang sudah tak berisi di atas meja. Risih, tapi malas untuk membersihkannya.

      "Padahal aku mengunci pintu tadi malam. Tapi kenapa ada maling masuk" menatap pintu. Kuncinya tidak ada di sana. Tapi tidak ada tanda tanda di bobol atau apapun.

      "Dan lagi kenapa dia membawa putriku??" Pekiknya. Berjalan membuka pintu dengan kencang. Hendak berlari namun tubuhnya menabrak dada bidang seseorang.

      "[Name]" ucapnya terkejut. Saat gadis itu keluar dengan piyama dan wajah yang panik.

      "[Name] ta- ahh Ayaa. Kamu membuat mama panik. Kamu ini kemana sih?" Ucap [Name]. Memeluk erat putrinya yang berdiri di samping pemuda berseragam lengkap yang sempat ia tabrak.

     "Eh ternyata memang anakmu? Tadi aku bertemu dengannya di minimarket di bawah. Dia hendak membeli sandwich untuk mamanya. " Ucap pemuda itu. [Name] menatap pemuda yang telah menyelamatkan anaknya.

     "Yuu sungguh aku berhutang padamu" jawab [Name]. Yuu tersenyum .

      "Dan kenapa kau bolos sekolah padahal kau sehat walafiat hah??" Pekik Yuu. [Name] meninju pelan perut pemuda yang seenaknya berteriak. Lalu beralih menggandeng putrinya masuk ke dalam rumah. Juga mempersilahkan yuu untuk masuk.

      "Maaf, aku lepas pengawasan. Padahal aku yakin sudah mengunci pintu" ucap [Name]. Yuu mengangguk faham.

     "Sejak kapan kau bersamanya??" Tanya yuu.

     " Mungkin 10 hari? Aku tidak menghitungnya"

       Yuu menatap Aya yang kini tengah memakan sandwich nya . "Kau hebat. Aku fikir kau bolos karena sedang jual diri" [Name] mendrlik tajam.

       "Tapi [Name] darimana kau mendapatkan anak selucu itu?" Tanya nya berbisik. [Name] mulai menceritakan nya dari awal pertemuan nya dengan gadis kecil yang sekarang sudah dia anggap putri kandungnya.

     Yuu mangut mangut faham. Sesekali dia juga melontarkan pertanyaan. Yang tentu saja dijawab [Name] dengan nada malas. Wajar saja dia baru bangun tidur.

      "Eh kau sudah makan? Aku membawakanmu makanan" ujar pemuda itu menyerahkan sekantong besar berisi banyak sekali makanan. Buah buahan, bahan masakan, roti, cemilan dan obat?

      "Teman teman sekelas berniat untuk menjenguk mu karena tidak masuk 3 hari. Tapi akhirnya guru mewakilkan nya padaku" jelasnya. [Name] mengambil roti isi dan memakannya.

      "Hey heyy, apa Kita datang ke sini?? Apa dia menjengukmu? Apa dia tau kau punya anak??" Tanya nya beruntun dengan nada menggoda. [Name] menatapnya malas.

Black and White [Kita Shinsuke x reader] {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang