-13-

187 39 2
                                    

     [Name] POV

   Hari ini cukup cerah. Matahari bersinar terang. Bahkan menurutku ini sangat terik. Para guru rapat, tapi alih alih mendapat jam kosong, kelasku justru diberikan banyak sekali tugas. Salah satunya melukis. Ah salah satu tugas yang tidak bisa di kerjakan walaupun di paksakan. Apalagi bagi aku yang tidak punya bakat.

      Yah sebenarnya aku hanya merendah saja di hadapan kalian. Nilai Seni ku 8.9 semester lalu . Hanya saja aku tidak mengembangkannya. Yuu bahkan pernah menyeretku ke klub seni untuk mendaptarkan ku disana. Hanya saja aku menolak mentah mentah. Menurutku itu hanya membuang-buang waktu saja.

      Ngomong ngomong tentang Yuu, aku sangat terkejut saat laki laki itu menyatakan perasaannya beberapa hari lalu padaku. Kupikir dia hanya pemuda aneh yang suka mengepang rambutku. Sedikitpun aku tidak menyangka kalau dia menyimpan perasaan lebih padaku.

     Saat kelas satu dulu, dia itu sering menyapa ku dengan cara yang aneh. Seperti berteriak di lorong yang penuh dengan orang, menulis nama ku di papan tulis dengan huruf yang sangat besar sebelum pelajaran . Bahkan dia pernah menyapa ku lewat spiker di ruang piket. Aku sangat marah saat itu.

      Aku mendatanginya, menatapnya tajam . Bahkan sempat ingin mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku jaketku. Hanya saja apa yang dilakukannya saat itu membuatku mengirungkan niat. Bahkan membuat kami berteman sampai sekarang.

      Saat itu dia tersenyum. Dan memberikan ku sekotak susu cokelat. Dan berkata "ayo berteman denganku!". Bohong jika aku berkata Aku membencinya. Aku sangat menyayanginya. Tapi dalam artian yang lain. Ya, sebagai sahabat, bukan kekasih.

       Orang-orang bilang, aku dekat dengan Yuu hanya karena uang nya . Padahal tidak. Memang tidak bisa di pungkiri kekayaan dari pengusaha muda itu. Hanya saja bukan itu yang kulihat darinya. Rupa? Yah tentu saja aku melihatnya, kalau tidak aku takut dia bukan manusia. Hanya saja menurutku ada yang dapat mengalahkan semuanya. Yaitu sifatnya. Dia yang membuatku bertahan di sekolah.

        Aku sempat minder saat bersama dengan nya. Aku juga sempat ingin menjauh darinya karena penggemarnya itu sangat menggangguku. Hanya saja dia seperti punya banyak cara untuk membuatku tetap bersamanya.

        Tapi ada yang mampu mengalahkan nya. Dia, pemuda sempurna yang membuatku nekat menyukainya. Dan penggemarnya rata rata dari kalangan juara olimpiade. Paling mentok juara kelas.
       
       Kupersingkat. Perkenalan namaku [Full Name] gadis biasa, gak pinter pinter amat. Tapi nekat mencintai Kita Shinsuke yang fans nya sampai nyebrang ke dimensi lain.

      "Woy" untung gak copot jantung saya. Yuu datang dengan tidak lazim. Dan seenaknya menepuk bahuku. Dia duduk di sampingku yang kini tengah berada di taman.

      "Waahh gambar yang bagus. "Ucapnya memuji hasil karyaku. Ah sebenarnya aku tidak begitu serius saat membuat ini. Aku hanya melukis bagian atas dari ruang olah raga dan di padukan dengan langit cerah . Yah ruangan yang menyimpan banyak kenangan.

      "[Name] kau tidak berniat untuk menemui Kita?" Tanya nya. Ah jujur aku merindukannya. Tapi , dia sendiri yang pergi meninggalkan ku. Tandanya dia memang benar benar tidak suka padaku kan?

      "Tidak" jawabku asal. Yuu menatapku dengan menopang dagu. Seolah tidak yakin dengan jawaban ku.

       "Setidak nya ucapkan kata perpisahan jika ingin di selesaikan. Jangan saling menjauh begitu saja"

       Yah memang ada benarnya yang dia katakan. Tapi, ya Tuhaan mana mungkin aku sanggup mengatakan itu? Sedangkan tak ada niatan sedikitpun untuk pergi darinya.

Black and White [Kita Shinsuke x reader] {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang