-9-

225 37 9
                                    

       Sore menjelang. Sang surya pamit, mengundurkan diri. Mengizinkan sang rembulan menggantikan. Tapi sebelum itu, ia mempersembahkan pemandangan senja sebagai perpisahan.

      Angin bertiup lembut. Menyapa dedaunan juga ranting. Menerbangkan mereka ke tempat yang tak terduga. Awan ke emasan bertabur memenuhi langit.

     Dunia itu begitu cantik. Tuhan melukis kan nya dengan sketsa yang luar biasa. Namun sayangnya, ada saja manusia yang tega merusaknya. Sesuatu yang harusnya di jaga, justru malah di rusaknya.

     Sore ini, [Name] tengah bahagia sekaligus bingung. Shinsuke mengajak berkunjung ke kediamannya. Yang berarti dia akan bertemu dengan neneknya. [Name] takut bahasa atau penampilannya tidak sesuai dengan ekspektasi neneknya.
    
    Tapi sebelum pergi, Yuu bilang "jadilah dirimu [Name]. Jangan takut untuk menjadi diri sendiri. Daripada menjadi orang lain yang jelas jelas bertolak belakang dengan mu" . Dengan itu [Name] sedikit yakin.
   
     Shinsuke memintanya untuk menunggu di depan gerbang. Karena dia harus membantu seorang guru membawa buku ke perpustakaan. [Name] sudah menawarkan untuk membantu. Tapi  Shinsuke menolaknya.

     "Tenang [Name], tenang. Kamu hanya akan bertemu dengan Neneknya Shin, bukan di wawancarai malaikat" monolognya pada diri sendiri.

     Langkahnya membawa ia pergi ke toilet. Mencuci muka sepertinya akan membantunya lebih tenang.

     [Name] menatap pantulan dirinya di cermin. Rambut yang di kepang satu dengan rapi, pipi chubby, bibir pink alami. Tatapan tegas yang menyembunyikan beribu kesedihan.  [Name] harus berterimakasih pada yuu yang sudah mengepangkan rambutnya.

     Gadis itu menatap kedua telapak tangan nya. Kejadian itu kembali terputar dalam otaknya. Saat tangan kurang ajar itu memeluknya dengan paksa . [Name] bersumpah ia tak akan memaafkan Tokito Sei sampai kapan pun.

     'sei kumohon lepaskan aku!'
    
     'kau sudah menolak ku mentah mentah [Name]. Aku sakit hati ' ucap nya meraba pelan bagian perut [Name].

    Plak!

      [Name] menampar dirinya sendiri. Ia sudah berjanji untuk tidak mengingatnya lagi. Tapi pelecehan itu selalu terbayang di benaknya. Bahkan setiap harinya [Name] selalu merasa jadi gadis yang kotor setiap kali mengingatnya.

     Tak ada yang tahu tentang kejadian itu selain sei dan dirinya. [Name] juga berencana untuk menyembunyikan nya dari siapapun.

     Tatapan nya menyendu. Andai saja saat itu tak ada fans nya Atsumu yang berisik saat memasuki toilet. Mungkin saat ini kesuciannya telah di ambil oleh lelaki bejad itu. Tapi syukurnya, orang orang yang selalu [Name] benci itu tanpa sadar telah menyelamatkan hidupnya .

     Seorang gadis melangkah cepat kedalam toilet. Langkahnya begitu terburu buru sampai tak sengaja menubruk punggung [Name]. Tak meminta maaf. Gadis itu justru langsung masuk ke bilik paling pojok.

     [Name] ingin memarahinya. Namun ia tahan. Mungkin saja dia kebelet kan?? Tapi tunggu. Terdengar isakan tangis dari sana. Hantu? Atau gadis itu?

     "Hey kau baik baik saja? Apa kotoran nya susah keluar?" Dengan polosnya gadis itu mengetuk pintu. Dan bertanya yang tidak tidak.

     "Mau ku belikan mikrolax?" Tawarnya. Tak terdengar jawaban apapun. Hanya siara isakan yang terdengar di tahan.

     "Memangnya sembelit itu se sakit itu ya?" Gumam nya.

  Tiba tiba pintu bilik itu terbuka keras. Gadis yang semula ada di dalam kini berlari dan berhambur memeluk [Name]. Bahunya bergetar, giginya mengerat menahan isakan.

Black and White [Kita Shinsuke x reader] {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang