Chapter 34✓

113K 8.3K 1.7K
                                    

pagi ini Raya akan di antar ke tempat peristirahatan terakhirnya,

sudah banyak sekali keluarga Raya, Erlan, juga teman-teman Raya yang turut hadir.

Rosa sedari tadi menangis di pelukan suaminya, Erlan yang hanya melamun sembari memandangi tubuh Raya yang tertutup kain jarik, Rena juga terus menangis dengan Langit yang terus memenangkannya

"Raya tinggalin gue ngit"adu Rena menarik-narik kemeja Langit

"kita sama-sama kehilangan Ren, kita harus ikhlas, Raya udah tenang disana" ujar Langit mengelus rambut Rena

.
.

pemakaman Raya telah selesai,

batu nisan bertuliskan Aleysha Raya Adhitama terpampang jelas di depan mata Erlan.

ia memeluk batu nisan itu lalu menangis disana, sekarang tinggal dirinya yang berada di pemakaman

hujan deras mengguyur, tetapi Erlan tak memperdulikan hal itu, ia akan tetap disini, menemani Rayanya

"Ray, kenapa tinggalin aku sendiri?"

"aku sama siapa sekarang?"

"kalau aja bisa milih, aku mau iku kamu"

suara Erlan parau, air matanya kembali menetes, baru kali ini ia sekacau ini.

ia baru menyadari bahwa ia sangat mencintai Raya

ia benar-benar menyesal sekarang,

memori dimana dulu ia selalu menyakiti Raya terputar di otaknya, dimana ia berbuat kasar, mencaci maki, serta menyakiti hati gadis itu.

"ayah harap kamu ngga nyesel sia-siain perempuan setulus Raya" perkataan ayahnya tempo hari melintas di pikirannya.

ia mengacak rambutnya lalu berteriak

"ARGHHHHHHHHHHH"

tiba-tiba saja Erlan tak merasakan air hujan membasahi tubuhnya, disana berdiri Elvan yang memegang payung besar dengan susah payah mengingat tubuhnya yang kecil

"bang elan"ujar Elvan sedikit berteriak

Erlan menoleh, terkejut mendapati adiknya yang berada disana
"kamu ngapain disini?" tanya Erlan menghapus sisa-sisa air matanya

"ayo pulang bang, dicini hujan nanti Abang cakit"

Erlan tersenyum lalu mengelus pipi gembul Elvan "Abang masih mau disini, kamu balik ke bunda gih, siapa yang suruh kamu kesini?"

Elvan menggelengkkan kepalanya
"El ndamau abang cakit"

"Abang ga sakit El, abang masih mau nemenin kak Raya"

"disini dingin abang"tubuh mungil Elvan mulai menggigil akibat hujan deras serta angin yang bertiup kencang.

"pulang El, nanti kamu sakit"

"El mau nemenin abang!"ujar Elvan lalu jongkok di samping Erlan

Erlan mengambil payung dari Elvan lalu memayungi tubuh mereka berdua

"abangg"

"hmm?"

"kakak cantik pasti sekalang kedinginan, tadi El liat kakak cantik bobo di dalem cini" ujar Elvan sembari menunjuk gundukan tanah yang masih basah

Erlan tersenyum getir lalu mengelus batu nisan Raya "kasian ya kak Raya, harusnya abang yang ada di posisi Raya"

Elvan diam,ia tak mengerti apa yang Erlan bicarakan

"abang"panggil Elvan lagi

"hmm?"

"El udah nda bisa liat kakak cantik lagi?"tanya Elvan mendongak

Erlan menggelengkan kepalanya
"kakak cantik udah di surga sekarang"

"kakak cantik udah pulang ke rumah abadinya"lanjutnya

"El mau main lagi sama kakak cantik" ujar Elvan mengerucutkan bibirnya

"kita berdoa aja ya buat kakak cantik"

"El maunya main sama kakak cantik abang, ayo jemput kakak cantik di surga"ucap Elvan polos

Erlan mengacak rambut adiknya itu
"gabisa El"

"kenapaa?"

bagaimana cara Erlan menjelaskan dengan anak sekecil Elvan?

"kenapa abang?"ulang Elvan yang tak kunjung mendapat jawaban dari abangnya

"nanti tanya bunda ya"

Elvan menganggukkan kepalanya

hujan semakin deras, angin kencang menusuk kulit Erlan yang hanya terbalut kemeja hitam

"El pulang sana, udah makin dingin ntar kamu sakit gimana?"

"El mau sama abang."

Erlan menghela nafasnya, memang Elvan ini sangat keras kepala seperti dirinya

"abang mau nemenin kak Raya El, kasian dia sendirian disini"

"El juga mau nemenin kakak cantik"

"maafin aku ya Ray, selama ini aku belum jadi suami yang baik buat kamu"
ujar Erlan mengelus batu nisan bertuliskan 'aleysha raya adhitama'

iya masih tak menyangka Raya sudah pergi meninggalkan dirinya, ini masih seperti mimpi buruk baginya

Tuhan, jika ini mimpi Erlan hanya ingin cepat-capat bangun,

ia ingin bangun dan melihat Raya dalam keadaan baik-baik saja.

Erlan mengecup nisan Raya lalu bangkit

"ayo pulang"

Elvan ikut bangkit lalu menggandeng tangan Erlan

"aku pamit ya sayang, aku janji besok aku kesini lagi nemenin kamu"

"assalamualaikum cantik"

________________________________________
ER
02-08-2021

jgn lupa voment guys-!
see u🤎

BAD ERLAN [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang