Chapter 24✓

90.4K 8K 1.1K
                                    

tepat pukul 1 dini hari, Erlan baru saja sampai rumahnya.

ia terkejut melihat Raya yang tertidur di lantai dengan keadaan yang cukup mengenaskan.

sudut bibirnya sobek mengeluarkan darah akibat tamparan yang ia berikan tadi, matanya sembab, masih terlihat sisa air mata yang sudah mengering di pipinya.

Erlan memejamkan matanya, sebelumnya ia tak pernah berbuat sekasar ini terhadap perempuan, ia sangat emosi tadi.

perlahan Erlan mengangkat bada Raya, lalu ia bawa ke kamarnya,

Erlan menidurkan Raya di kasur king size nya, ia lalu menidurkan dirinya di samping sang istri lalu mulai memejamkan matanya.

.
.

"eungh"Raya terbangun dari tidurnya ketika matahari belum sepenuhnya menampakkan dirinya

perlahan matanya mulai terbuka, ia terkejut, bagaimana bisa ia berada di kamar Erlan?

Raya menoleh ke samping, ia mendapati tangan Erlan yang melingkar sempurna di pinggangnya.

kejadian semalam melintas begitu cepat di kepalanya, ia bangun, lalu cepat-cepat menyingkirkan tangan Erlan dari pinggangnya.

Raya berjalan gontai menuju kamarnya, ia lalu masuk ke dalam kamar mandi dan melaksanakan ritual mandinya

tak butuh waktu lama, Raya telah selesai mengenakan seragam putih-abu-abunya, ia menyemprotkan parfum strawberrynya, memakai sedikit liptint, lalu menggendong tas ranselnya.

ia turun ke bawah, memakai sepatunya lalu berjalan keluar rumah untuk mencari angkutan umum.

🍃

Erlan terbangun, ia menoleh kesamping, tak ada Raya disana, jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi, mungkin Raya tengah memasak di dapur, pikirnya

Erlan bangun lalu masuk ke dalam kamar mandi
.

hanya membutuhkan waktu 10 menit ia telah siap dengan seragam nya, ia menyemprot parfumnya lalu menenteng tas ranselnya.

tak ada tanda-tanda keberadaan Raya, ia menuju dapur, tak ada makanan yang tersaji disana, Erlan mengerutkan keningnya.

"tumben banget dia ga masak, apa kali ini dia bener-bener marah sama gue?"

Erlan tak ambil pusing, ia menyambar kunci motornya lalu berjalan keluar rumah.

.

//kantin, istirahat I//

"Lo kenapa Ray?" tanya Rena melihat wajah lesu Raya

Raya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Lo ada masalah sama Erlan?"

"engga"

"terus lo kenapa?kalau ada apa-apa cerita ke gue ray" ujar Rena

"gue gapapa ren, gue cuma--"

"WOY, RAYA ERLAN BERANTEM SAMA AGAM"pekik Langit yang tiba-tiba datang dengan nafas terengah-engah.

"dimana?"tanya Raya terkejut

"di lapangan basket"

"kenapa berantem?"

"gue denger sih, gegara agam ngajak balikan Seyla, terus si Erlan ga trima, yaudah deh berantem"jawab Langit sembari menyeruput jus mangga milik Raya.

Raya bangkit, lalu melangkahkan kakinya hendak keluar kantin

"mau kemana Ray? nyamperin Erlan?"tanya Rena sedikit berteriak

"toilet" jawab Raya singkat. ya, memang ia akan pergi ke toilet, tak ada niatan untuk ia menghampiri Erlan.

Rena dan Langit saling pandang lalu menggendikkan bahunya.

.

"Raya" panggil seseorang ketika Raya melewati UKS hendak menuju toilet.

ia menoleh dan mendapati bu Ani yang sudah melambaikan tangannya.

"iya bu?ada apa ya?"tanya Raya menghampiri Bu Ani yang berada di depan pintu UKS.

"bisa tolong obati Erlan ga?petugas PMR gaada yang jaga" ujar Bu Ani .

"tapi bu--"

"gaada tapi-tapian Raya, ibu minta tolong banget ya, soalnya setelah ini ibu ada rapat"potong bu Ani cepat.

Raya ragu, tapi akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"makasih Raya, kalau gitu ibu permisi dulu" ujar Bu Ani lalu berlalu.

Raya masuk ke dalam UKS, sudah ada Erlan yang sedang duduk di brankar dengan keadaan wajah yang sedikit lebam di bagian pipinya, dan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

Erlan menoleh, dan terkejut mendapati Raya disana.

Raya menghampiri Erlan dengan kotak p3K yang berada di tangannya.

"aku di suruh bu Ani buat obatin kamu, kamu keberatan ga?" tanya Raya setelah duduk di samping Erlan.

Erlan diam,

"keberatan ya?kalau gitu aku panggilin Seyla--"

"Lo aja" potong Erlan cepat.

Raya mengangguk, ia mengambil kapas lalu menuangkan alkohol disana, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Erlan, lalu perlahan mulai mengobati luka Erlan dengan jarak wajah yang sangat dekat.

Erlan diam, ia memandangi wajah Raya yang sangat dekat dengan dirinya.

ia baru sadar satu hal, ternyata Raya sangat cantik jika di lihat dari jarak sedekat ini.

wajah polosnya bahkan berkali-kali lipat lebih cantik daripada Seyla yang menutupi wajahnya dengan makeup.

"aws" ringisnya ketika Raya tak sengaja menekan lukanya.

"maaf-maaf" ujar Raya menekan pelan sudut bibir Erlan.

setelah selesai, Raya menjauhkan wajahnya lalu mulai membereskan kotak p3K nya.

saat hendak keluar, Erlan mencekal pergelangan tangan Raya.

Raya menoleh, lalu mengangkat satu alisnya."kenapa?"

"Lo kenapa diem?Lo marah sama gue?"tanya Erlan heran ketika Raya sedari tadi hanya diam, tak biasnya begitu.

"marah kenapa?engga kok" jawab Raya tersenyum tipis.

"aku duluan lan" ujar Raya hendak melepaskan cekalannya lalu berjalan keluar UKS.

_________________________________________
ER
12-07-2021

jgn lupa voment guys-!
see u🤎

BAD ERLAN [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang