Chapter 18✓

88.5K 7.6K 1.2K
                                    

tok....tok...tok

cklek

"Raya?"

"hai Angit"

"Lo ngapain disini?" tanya Langit heran melihat keberadaan sahabatnya yang berada di rumahnya sembari menenteng sebuah rantang

"Lo udah makan?"bukannya menjawab, Raya malah bertanya.

"belum nih, kenapa?"

"gue bawa makanan, lo mau?"

Langit tersenyum lalu menarik tangan Raya masuk ke dalam rumahnya"masuk dulu Ray"

Raya mengikuti Langit lalu duduk di sebuah sofa.

"Tante Diana sama om Irwan mana?"tanya Raya celingak-celinguk

"bokap nyokap gue lagi ke luar kota, cuma ada gue sama bang Awan ujar Langit duduk di sebelah Raya.

Raya mangut-mangut lalu membuka tutup rantang yang ia bawa

"Lo belum makan kan ngit?"

"belum"

"gue masak banyak tadi, Lo mau ga? daripada di buang kan mubazir"

"mauu dongg"ujar Langit berbinar menatap masakan Raya yang keliatannya sangat lezat

"makan berdua ya"

"iya, eh Ray emang Erlan ga makan?kok masakan Lo, Lo bawa kesini semua?"tanya Langit memincingkan matanya.

"Erlan dinner sama Seyla"ujar Raya tersenyum titpis

"Dinner?"

"iya dinner"

Raya menceritakan kejadian dari awal hingga akhir.

Langit diam, ia mengumpat dalam hatinya, bisa-bisanya Erlan bersikap seperti itu kepada istrinya.

"kok diem?ayo makan"

"Ray"

"hmm?"

"Lo gapapa?" tanya Langit mengelus pipi Raya.

Raya terkekeh"gue gapapa, emang gue kenapa?"

"gue tau perasaan Lo"

"ah so tau Lo" Raya tertawa sembari menarik pelan pipi Langit

Langit tertegun, bagaimana bisa Raya tertawa padahal ia tahu bahwa hatinya sangat rapuh.

tiba-tiba Langit memeluk Raya erat, lalu mengelus punggungnya, ia sangat menyayangi gadis itu layaknya abang dengan adenya.
"kalau cape berhenti ya"

Raya melepas pelukannya lalu tersenyum"gue gapapa ngit, ayo makan, keburu dingin makanannya"

🍃

jam menunjukan pukul sebelas malam, Raya masih berada di rumah Langit, ia sedari tadi asik menonton sebuah film horor bersama Langit.

"Ray"

"hmm?"gumam Raya yang masih fokus ke film

"udah jam sebelas, Lo gamau pulang?"

"hah? emang dah jam sebelas?" tanya Raya terkejut

"noh"Langit menunjuk jam dinding dengan telunjuknya.

"astaga, ngit gue pulang dulu ya, takutnya Erlan dah sampe rumah"ujar Raya beranjak.

"gue anter"tutur Langit ikut beranjak

"eh gausah"

Langit berdecak" jam segini gaada kendaraan umum Raya, gue ga mau Lo kenapa-kenapa"

"tapi ngit--"

"gaada tapi-tapian, tunggu sini, gue ambil jaket sama kunci dulu"
.
.

tepat pukul setengah dua belas malam, Raya dan Langit sampai di depan gerbang, bertepatan dengan mobil Erlan yang baru saja masuk ke pekarangan

Raya turun dari motor Langit, lalu melepas helmnya.

"thanks ya ngit, maaf ngerepotin"

Langit mengacak rambut Raya gemas
"kaya sama siapa aja Lo Ray"

Raya terkekeh"yaudah gue masuk dulu ya, Lo jangan ngebut"

"iya siap, duluan ya Ray" Langit menancap gas nya, lalu meninggalkan rumah Raya.

Raya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya, sudah ada Erlan yang duduk di sofa ruang tamu.

begitu melihat Raya, ia bangkit lalu mendekati istrinya

"darimana Lo?jam segini baru pulang"tanya Erlan tajam

"aku--"

"di bayar berapa sama Langit?"

Raya mengerutkan dahinya, ia tak mengerti maksud suaminya itu
"maksud kamu?"

Erlan terkekeh lalu bersedekap dada
"gue tau lo abis main sama Langit, selain sialan Lo juga murahan ya"

"aku ga seperti itu!, aku tadi sama langit--"

"halah, sekalinya murahan ya tetap murahan"potong Erlan cepat

plakk

satu tamparan keras mendarat di pipi Erlan, Raya marah, sangat marah, bisa-bisanya Erlan mengatakan hal itu.

"denger ya Lan, aku tadi ke rumah Langit cuma makan bareng, ga lebih"

"ohya?makan bareng apa main bareng?"

Raya mengeluarkan air matanya, sakit sekali rasanya.

"mainnya kurang lama Ray, lain kali sampe subuh, biar bayarannya juga banyak"sarkas Erlan lalu naik ke kamarnya.

"kamu jahat banget Lan" lirih Raya dengan air matanya yang mengalir deras.

_______________________________________
ER
05-07-2021

jgn lupa voment guys-!
lanjut ga nih?

see u-!!


BAD ERLAN [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang