ELEVEN

879 112 17
                                    

Pagi menjelang -

Erin yang sudah berada di dapur pun segera menyiapkan makanan. Masalah hari lalu belum berakhir, ia yakin bahwa Yoon akan selamat karena Jaemin.


"Aku harus meyakinkan Raja Jung soal hal ini dan membuat Jaemin bungkam. Bukan Haechan yang akan ku singkirkan, tapi kau Na Jaemin." Sambil menggenggam erat centong nasi  yang ia bawa.

Sementara itu...

"Hyung, apa hari ini Ayah akan memanggil Yoon?" Tanya Jeno.

"Ku rasa begitu, tapi bukan kah Jaemin meyakinkan Ayah untuk percaya bahwa bukan Yoon? Siapa yang Jaemin curigai?" Mark menghentikan langkahnya lalu menghadap ke Jeno dengan tatapan penuh tanya.

"Entahlah, ia bahkan tidak mengatakannya padaku. Lebih baik kita pergi menemui mereka sebelum Ayah memarahi Jaemin." Jeno melangkahkan kakinya meninggalkan Mark yang penuh penasaran.

Sementara mereka yang bergegas menuju ke ruangan sang Ayah dan membantu Jaemin meyakinkan Jaehyun, Yoon yang tergesa-gesa untuk pergi ke dapur membuat sarapan untuk mereka.

"Aku harus segera ke dapur untuk menyelesaikan sarapan, aku tidak mau jika terjadi sesuatu kepada mereka terutama Pangeran Haechan."

Yoon pun mengambil langkah seribu menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia  terlambat ternyata Erin telah menyiapkan semua makanan dan minumannya.

"Dayang Yoon, aku telah menyiapkan semuanya tenang saja aku pastikan makanan ini aman karena tidak terjangkau oleh orang lain. Aku pergi dulu untuk membereskan hal lain."

Erin pergi menggalkan Yoon yang berdiri dan terdiam, Erin melewati Yoon yang sejak tadi hanya terdiam. Dengan senyuman miringnya yang menandakan bahwa ia bangga dengan rencananya yang berhasil ia jalankan. Setelah kepergian Erin, Yoon langsung bergegas menuju makanan yang dibuat oleh Erin.

"Sejak awal, aku tidak menyukainya. Tapi bagaimana aku bisa meyakinkan Raja Jung, aku tidak bisa bertindak sendirian. Hanya Pangeran Jaemin yang percaya padaku, tapi dia memintaku untuk bersabar. Bagaimana bisa aku bersabar dengan sikap Erin, sedangkan dia selalu menciptakan kekacauan. Apa sebenernya tujuan Erin datang ke kerajaan ini? Jika Raja Jung menghukumku, maka aku akan menerima hukuman itu seperti yang diajarkan oleh istrinya, Ratu Jung Taeyong. Saat ini, aku harus mencicipi semua hidangan itu agar tidak terjadi lagi hal serupa seperti kemarin."

Yoon pun menjajal semua hidangan yang dimasak oleh Erin, tak ada yang aneh dengan hidangan ini. Tapi firasatnya sungguh tidak membuatnya tenang, ia sangat ingin menemui Jaemin untuk meminta bantuannya. 

"Apa sebaiknya aku meminta Pangeran Na untuk membantuku? Sebaiknya iya."

Yoon bergegas pergi untuk menemui Jaemin. Tapi sayangnya saat ia baru saja ingin melangkahkan kakinya keluar dapur, ia melihat keluarga kerajaan telah datang dan masuk ke ruang makan. Yoon pun segera mengundurkan diri dari ambang pintu.

"Hyung, aku akan pergi ke dapur." Bisik Jaemin pada Jeno.

Jaemin memasuki dapur, ia melihat sang Dayang terlihat khawatir dan takut. Jaemin mendekatinya dan mulai berbiacara dengannya.

"Apa Erin masuk lebih dulu dari mu?" Tanya Jaemin dengan nada rendahnya.

Yoon menunduk dan menganggukkan kepalanya perlahan.

"Maafkan saya Pangeran, tapi saya terkejut semua hidangan ini sudah ia selesaikan sendiri dalam waktu singkat. Dan saya mencicipinya. Tak ada yang aneh dari hidangan ini."

Jaemin mengangguk menandakan bahwa perkataan sang Dayang benar.

"Sajikan saja Dayang, tak apa. Tapi aku tidak bisa merasakan apapun. Ku rasa Erin tidak melakukan apapun dengan hidangan dan minuman ini. Jangan khawatir, aku tahu kau tidak mungkin berkhianat dan melupakan janji amanah dari Taeyong eomma. Aku akan membicarakan hal ini dengan Jeno."

Legend of Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang