Epilog

8.4K 495 40
                                        

Satu tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tahun kemudian..

New menatap laptop nya dengan serius. Sudah hampir tiga jam New duduk di ruang kerja Tay untuk mengerjakan skripsinya

Sekarang New sudah memasuki semester 8 dan New sudah mulai menyiapkan beberapa judul untuk skripsi nya

Walaupun baru mengerjakan bab awal, tapi New sudah mulai merasa stress. Selama ini New susah fokus dengan urusan kampusnya

Sebuah tangan mungil menarik baju kaos New dan membuat New mengalihkan pandangannya

New menghela nafasnya setelah tau siapa pemilik tangan mungil itu. Siapa lagi kalau bukan anaknya, Pluem

Pluem baru berusia satu tahun. Pluem sekarang masih belajar berjalan, jadi jalan nya masih sedikit tertatih

"Pluem, bunda lagi nugas. Jangan ganggu" ujar New kesal

"Cchuu chuuuuu" Pluem kembali menarik pakaian New

New berdecak kesal "Gak! Kamu udah gede. Gak ada susu susu"

New kembali mengalihkan pandangannya ke layar laptop

"Ih!!! Chuu cuuu!!!!!"

"Gak!"

"Chuuu cuu bundaaaa"

"Gak"

"Ihhhhhh"

"Sana Pluem, jangan ganggu dulu"

"Mau chucuuuuuuuuu"

"Minta si kakek Singto buatin" New masih menatap layar laptop nya tanpa menoleh ke Pluem yang berdiri di sebelahnya

"Gak!!!!!!!!!!!! Chucuuuu bundhaaa"

"Gak ada, minum susu sapi aja sana"

"Ihhhhhh bundhaaa nacal!! Huaaaaaa"

Pluem menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan merengek

New menghela nafasnya dan mencoba mengabaikan Pluem. New sudah terbiasa mendengar tangisan Pluem yang seperti sirine ambulance

New kembali mengetikkan sesuatu di laptopnya, mencoba mengerjakan kembali skripsi nya

Tapi tangisan Pluem semakin pecah, dan membuat seisi ruangan itu menjadi sangat ribut

New menutup kedua telinga nya dan memejamkan matanya. New berusaha meredam emosinya

Ini yang selalu membuat New tak pernah bisa fokus dengan kuliah nya. Pluem adalah sumber utama nya, setelah itu Tay. Tay juga selalu menganggu New dengan meminta jatah setiap hari, setiap ada kesempatan. Katanya untuk menebus delapan bulan puasanya

"Pluem, diem sayang" ujar New yang masih menutup matanya

Pluem tak diam, masih menangis dengan kencang

9669 | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang