PART 2 UPDATE!
jangan lupa vote and comment ya, Gengs! Dan follow aku juga yak! Masa enggak:(Thanks in advance😘
***
Flash back*
20 Juli 2019Hari ini adalah hari pertama PLS bagi Haura. Tak terasa waktu berangsur begitu cepat. Padahal Haura rasa baru kemarin ia masuk SMP, sekarang sudah masuk SMA lagi.
Kalau kata orang, masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan, katanya setiap kenangan yang dilalui di masa putih abu-abu ini akan sulit dilupakan.
Apakah benar begitu?
Haura berharap kalau itu benar. Makannya, Haura benar-benar semangat mengikuti PLS kali ini, meskipun sendari tadi panitianya terus berteriak membuat telinganya sakit.
Saat ini Haura beserta kelompoknya sedang berlari keliling lapangan. Mereka sedang dihukum karena salah seorang di antaranya lupa membawa botol plastik yang sudah diperintahkan sebelumnya. Alhasil, yang dihukum harus satu kelompok.
"Aneh!" gumam Haura.
Bagaimana tidak aneh? Masa hanya satu yang salah, tapi dihukum semua? Memangnya jika satu sakit, semua harus sakit? Kenapa yang lainnya tidak mengobati saja?
"Aw!" Haura mengaduh ketika ia terjatuh. Kakinya tidak sengaja tersandung batu yang ada di lapangan. Alhasil, telapak tangan yang digunakan untuk menahan tubuhnya menjadi lecet dan sedikit berdarah.
"Kenapa cuma diliatin? Enak, ya. Temennya lagi jatuh malah ditonton! Tonton aja mumpung gratis!" bentak seorang pengurus OSIS pada teman satu kelompoknya.
Haura menggigit bibir bawahnya karena merasa tidak enak. Gara-gara dirinya, yang lain jadi dimarahi.
Haura berusaha untuk bangkit karena ternyata yang lain masih bengong menatapnya tanpa ada niatan membantu. Namun tiba-tiba ada uluran tangan yang melayang di depan wajahnya. Haura mendongak, menatap wajah seorang siswa baru yang berasal dari kelompok lain.
"Gue Gian. Ayo, gue bantu ke UKS," ucapnya dengan wajah yang dihiasi senyuman.
Flashback off*
Haura tersenyum miris. Lagi-lagi wajah Gian tidak berhenti muncul diingatannya. Haruskah Gian membuatnya menderita seperti ini?
"Ra, dari pada ngelamun mending beliin mama buah ke minimarket. Mama mau bikin es buah," ucap Lina pada putrinya yang sendari tadi terlihat melamun di meja makan.
Haura menoleh, lalu menyanggupi perintah mamanya. Setelah mengambil kunci motor dari kamar, gadis itu segera melenggang pergi ke tempat tujuan.
Namun saat sudah berhadapan dengan jajaran buah-buahan, Haura malah kebingungan. Pasalnya, ia lupa menanyakan pada mamanya tentang buah apa saja yang harus dibeli.
Dasar kebanyakan ngelamun, sih!
Tak ingin mempersulit diri, Haura langsung mengambil satu kotak buah anggur, apel, lengkeng, strawberry, dan juga sebuah melon yang ia anggap cocok untuk dijadikan sup buah. Haura membayar semuanya di kasir, lalu keluar dari ruangan sejuk itu.
Dari pintu kaca, Haura menatap ke dalam minimarket. Tanpa disadarinya, ia terkekeh sendiri ketika mengingat sesuatu yang pernah ia lakukan bersama Gian di tempat tersebut.
Dulu, jika Gian merasa kepanasan, ia akan sengaja menepikan motornya di sini kemudian mengajak Haura masuk ke dalam. Katanya lumayan, menikmati AC gratisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian yang Hilang
Teen Fiction"Gian itu bukan bunuh diri, tapi dibunuh!" bentak Haura penuh emosi. "Oke kalo itu emang anggapan lo. Tapi siapa yang bunuh dia?" "lo!" ucapan yang keluar dari mulut Haura sukses membuat orang di hadapannya membisu. "Lo bunuh temen gue!" ...