XII Sains Four
Haura : Assalamu'alaikum, Gaes!
Rian : Wa'alaikumsalam
Kara : Wa'alaikumsalam
Uma : Wa'alaikumsalam
Patur : Kumsalam
Valen : Maaf, tapi firasat gue gak enak kalo Haura udah ngucapin salam.
Rian : @valen.ars sama
Dodi : FYI, sekarang Haura sedang berperan sebagai preman. Bukan temen kita lagi. Mana nih admin grup, cepet keluarin Hauraa. CEFFAT!!!
Uma : Ra, to the point aja. Sebelum lo di kick dari grup
Haura : Oke, teman-temanku yang sedang berbahagia. Sebelumnya saya bendahara kelas 12 IPA 4 izin menyampaikan sesuatu yang penting untuk kalian ketahui. Jadi begini :
Haura : "BESOK BAWA DUIT 15 RIBU PERORANG!"
Dodi : Gak tau ah gue kismin
Kara : Kok gue jadi gak bisa baca ya
Rian : Bip...Bip... Gue gak ngerti bahasa kadal
Ardan : YANG GAK BAYAR GUE CATET DI BLACK BOOK
Haura langsung tertawa geli ketika melihat pesan dari Ardan, untung saja ketua kelasnya tegas. Dengan iming-iming black book, pasti semuanya mati kutu.
Haura : Sekian, Gaes. Terimakasih atas perhatiannya, POKOKNYA JANGAN LUPA 15 RIBU. Gak boleh kurang, boleh LEBIH buat NGOPI. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Setelah itu Haura beralih ke ruang chatt Gian. Ia menatap waktu terakhir kali kontak itu aktif sekitar 4 hari yang lalu.
Gian : Bukan abu, tapi biru.
Sekali lagi Haura membaca pesan itu, ia berharap kalau otaknya akan memunculkan sebuah bohlam. Namun tetap saja, otaknya tetap tidak menemukan jalan.
Kini Haura melihat status yang dibagikan Hana. Perempuan yang sedang memakai kemeja hitam sembari menatap layar laptop terpotret dalam status tersebut. Haura mengakui bahwa Hana itu sangat cantik, bahkan perempuan itu juga cerdas.
Seketika ia teringat tentang pertemuannya dengan Hana beberapa hari yang lalu. Dan ia juga teringat dengan rekaman CCTV yang menampilkan Gian berkaus abu-abu, juga seorang lelaki tak dikenal memakai kaus biru.
Lalu?
Biru dan abu itu ada hubungannya dengan mereka?
Terus, siapa orang yang memakai baju biru itu?
***
Pagi ini Haura berangkat lebih pagi ke sekolah. Dengan motor Scoopy-nya, ia menikmati perjalanan dengan hawa sejuk yang dirasakan oleh kulitnya. Udara yang menyegarkan benar-benar membuat pikiran Haura lebih tenang. Sepertinya berangkat lebih pagi setiap hari bukanlah hal yang buruk.
Sampai di sekolah, Haura langsung berjalan menuju kelasnya yang terletak di lantai 2. Ia memilih untuk menaiki tangga dari pada lift, lumayan untuk membakar kalori.
Karena masih pagi, Haura pikir kelasnya masih kosong. Namun ternyata ia salah besar, sudah ada 2 insan yang sedang berduaan di pojok kelas. Entah sedang membicarakan apa, yang terlintas di kepala Haura adalah niat untuk mengganggu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian yang Hilang
Teen Fiction"Gian itu bukan bunuh diri, tapi dibunuh!" bentak Haura penuh emosi. "Oke kalo itu emang anggapan lo. Tapi siapa yang bunuh dia?" "lo!" ucapan yang keluar dari mulut Haura sukses membuat orang di hadapannya membisu. "Lo bunuh temen gue!" ...