•Clue pertama•

2 0 0
                                    

Hai!
Selamat datang di part 5!
Jangan lupa vote, comment, and share ke temen-temen kalian ya gengs. Jangan lupa follow aku juga.

Makasi💜

***

Hari ini adalah hari libur, jadi Haura memiliki banyak waktu di rumah. Haura juga tidak mengikuti eskul apapun, jadi hari Sabtunya benar-benar free.

Pernah sih, waktu kelas sepuluh Haura mengikuti eskul Marching Band dan ia terpilih sebagai mayoret cadangan karena tubuh Haura yang ramping, tinggi, dan gerakannya yang tidak kaku. Namun hal itu tidak bertahan lama. Karena kakak kelas yang sering menyindirnya tanpa alasan, membuat Haura muak dan memilih untuk meninggalkan kegiatan tersebut.

Aneh, Haura bingung mengapa mereka selalu mengusiknya. Padahal Haura itu bukan tipe orang yang banyak gaya.

Oke, kembali pada aktivitas Haura di rumah. Pada jam tujuh ini, Haura sudah selesai menyapu rumah, menyiram tanaman, dan mengelap kaca. Kini Haura sedang bersiap-siap dengan pakaiannya yang rapi.

Haura memakai rok span selutut berwarna lylac dan sweater polos berwarna serupa. Tak lupa, Haura menambahkan jepit bunga berwarna putih pada rambut sebahunya yang terurai.

Sudah selesai bersiap, Haura langsung memakai tas selempang hasil rajutannya yang berwarna putih lalu turun untuk meminta jatah uang jajan.

"Masih pagi gini, kamu mau kemana?" tanya Lina sembari menghitung lembaran uang di dalam dompetnya.

"Biasa, Ma. Ada urusan," jawabnya sambil cengengesan. "Mama belum berangkat kerja? Kenapa?"

"Kan ini hari Sabtu, mama bagian sore, Ra. Jangan ngalihin topik deh, kebiasaan! Jawab yang jelas, kamu mau kemana?"

"Ke kafe Amora, Ma."

"Sama siapa? Pacar?"

Haura berdecak sebal ketika mamanya memasang raut wajah yang jahil. "Jangan dulu ngomongin itu deh, Ma. Otak aku belum nyampe."

Lina hanya terkekeh lalu memberikan dua lembar uang biru pada putri bungsunya itu. "Jangan terlalu lama, ya. Jangan pulang larut malem."

"Oke, Ma. Aku pergi, ya!"

Haura langsung keluar rumah setelah menyalimi Lina. Gadis itu tidak ada niatan untuk mengendarai motor karena ia sedang memakai rok. Jadi ia memesan taksi online untuk pergi ke kafe Amora.

Mau tahu Haura pergi bersama siapa? Tunggu saja, yang jelas Haura tidak mungkin melakukan kencan buta, 'kan?

Berhasil memakan waktu setengah jam untuk sampai di kafe Amora, kafe dengan mural bunga berwarna merah cerah. Haura melambaikan tangannya pada seorang perempuan berambut ikal yang sedang duduk di meja dekat kaca.

"Kak Hana nunggu lama, gak?"

Ya, saat kemarin Hana mengirimkan pesan padanya. Katanya, ada yang harus ia bicarakan tentang Gian pada Haura. Jelas saja hal ini membuat Haura semangat untuk datang.

"Lumayan. Pasti jauh dari rumah kamu, ya?"

Haura tersenyum kaku, lalu duduk di hadapan Hana. "Iya, Kak. Tapi aku udah sering ke sini, Kok."

Bagian yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang