|| Bab 24 ||

960 117 1
                                    

Sudah 30 menit berlalu, Xiao Yi masih berdiri menunggu semua kereta berisikan hadiah itu keluar dari kediaman Yu. Yu Lue Qing memberitaunya jika dirinya tidak boleh sampai bertemu dengan ibu tirinya, Wudao Ye Hua. Dia kembali memikirkan pernikahan Yu Lue Qing yang akan di adakan beberapa hari lagi. Sebenarnya, ia cukup kesal. Itu karena Xiao Yi masih menganggap Yu Lue Qing sebagai Er Huang. 

"Siapa kau? apa yang kau lihat?"

Xiao Yi tersentak dari lamunan panjangnya. Ia menoleh ke asal suara dan melihat seorang wanita berdiri di sampingnya. Mereka membuat kontak mata selama beberapa detik sampai wanita itu mundur dan menghunuskan pedangnya tepat di wajah Xiao Yi. 

"Tidak salah lagi. Kau ingin merampok di kediaman Yu, bukan?!"

Xiao Yi menatap sinis sambil tersenyum miring pada wanita itu.

"Menurutmu?"

Wanita itu tanpa ragu langsung mengayunkan pedangnya di leher Xiao Yi. Jarak waktunya sangat tipis. Untung saja Xiao Yi dengan cepat menunduk. Ia tidak tau apa yang sudah di perbuatnya pada wanita ini. 

"Kau!"

Xiao Yi baru menyadari jika yang dibawanya bukanlah pedang, melainkan belati yang di berikan oleh Yu Lue Qing. 

"Sial!"

Wanita itu melihat belati yang ada di tangan Xiao Yi lalu tertawa. Ukuran belati itu tidak lebih besar dari pedang yang dimilikinya. Tanpa sepengetahuan wanita itu, Xiao Yi sudah lebih dulu membuat lingkaran ilusi. Jika perisai pelindung bisa meninggalkan jasad lawannya, maka lingkaran ilusi ini tidak. Namun sayangnya, lingkaran ilusi ini tidak bisa menyamarkan gerakan mereka sepenuhnya.

Wanita itu tanpa berpikir panjang mengayunkan kembali pedangnya. Namun kali ini, ia tak bermain-main dengan leher Xiao Yi melainkan pahanya. Saat pedang itu tertancap di pahanya, raut wajah Xiao Yi terlihat jika kini ia tengah menahan sakit di paha kanannya.

"Inilah akibatnya jika kau lancang mendekati tunangan putri mahkota!"

Untuk yang kedua kalinya Xiao Yi menahan tawanya hari ini. Xiao Yi berdiri dengan raut tersiksa yang sudah hilang dari wajahnya. Wanita itu tertegun. Shen Li Jie bilang jika Xiao Yi tidak punya kemampuan untuk berkultivasi sedikitpun. Tapi, apa-apaan ini?! 

"Terkejut? memang seharusnya begitu."

Xiao Yi menyimpan belatinya kembali. Ia mengambil beberapa darahnya yang menetes dari pahanya. Tetesan darah miliknya mulai berubah bentuk menjadi pedang. 

"B-bagaimana bisa.."

Wanita itu tertegun seketika. Seluruh tubuhnya menegang saat itu juga. Apa dia salah orang? 

"Ini sebuah kebetulan."

Tak butuh waktu lama bagi wanita itu untuk kehilangan nyawanya. Pedang milik Xiao Yi perlahan menghilang setelah wanita itu mati. Xiao Yi mengambil tangan wanita itu lalu mengubahnya menjadi manik jiwa. Walaupun energi dari manik jiwa itu tidak seberapa, tapi masih cukup untuk mengembalikan kekuatan Qi miliknya yang terpakai. 

Xiao Yi yang merasa jika ada yang memperhatikannya menoleh ke belakang. Disana, Shen Li Jie tengah berdiri terpaku. Wajahnya tertegun. Itu terjadi tepat di hadapannya. Wanita yang di utus oleh Ming Luan Zuo untuk membunuh Xiao Yi itu sudah mati. Xiao Yi berjalan mendekat ke arah Shen Li Jie yang masih diam di tempat.

"Jika Ming Luan Zuo benar-benar ingin bertarung denganku, kenapa tidak dia sendiri saja yang datang?"

Shen Li Jie menelan saliva-nya kasar. Tingkat kultivasi yang dimiliki oleh Ming Luan Zuo memang tinggi. Tapi, sangat mustahil untuk dibandingkan dengan Xiao Yi. Dan satu hal lagi, teknik milik Xiao Yi tadi adalah teknik yang sudah lama tidak terlihat. Ia pernah membaca beberapa hal tentang teknik itu.

"Shen Li Jie, bagaimana jika kita membuat kesepakatan?"

Pria itu mengalihkan perhatiannya dan menatap Xiao Yi.

"Aku tidak tau kalau kau akan tertarik atau tidak. Bagaimana jika kau bekerja sama denganku?"

"Untuk apa?"

"Aku akan memberikan manik jiwa padamu sebagai imbalannya."

Mendengar kata manik jiwa yang keluar dari mulut Xiao Yi. Shen Li Jie pun terkejut. Kenapa wanita ini mau memberikan sumber daya tingkat tinggi seperti itu kepadanya?

"Apa kau sedang menyuapku?"

Xiao Yi tersenyum lalu menggeleng.

"Aku melihat jika kau kurang senang dengan Ming Luan Zuo. Kau bisa saja melampiaskan sedikit kekesalanmu dengan bekerja sama denganku."

Raut ragu masih tergambar di wajahnya. Dan dengan cepat digantikan dengan senyuman licik.

"Baiklah, aku terima."

"Bagus."

"Semalang apapun aku, pada nyatanya dewa keberuntungan selalu memihak kepadaku."

_________________

Ranah kultivasi.

Ranah pertama : Bai Dian

Bai dian pertama: Bao bao

Bai dian kedua:

Bai dian ketiga:

Bai dian keempat:

Bai dian kelima: Xiao Rui, Yu Lan Fei

Bai dian keenam: Xiao Yi

Bai dian ke tujuh: Yu Zi Jiang , Shen Li Jie 

Bai dian ke delapan: Ming Luan Zuo

Bai dian ke sembilan:

__________

To Be Continued..

Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang