|| Bab 33 ||

451 49 5
                                    

Energi yang terdapat di dalam reruntuhan itu seakan memanggil mereka untuk menghabiskannya. Sumber cahaya di dalam reruntuhan itu hanya berasal dari lentera, hingga membuatnya tidak terlalu terang.

Mereka tidak menyalakan obor agar energi di dalam reruntuhan itu tetap terjaga kejernihannya.

"Reruntuhan ini terlalu besar, bagaimana jika kita berpencar?"

Mereka menyetujui pendapat Yu Zi Jiang dan mulai berpencar. Reruntuhan ini masih megah walaupun sudah ada beberapa bagiannya yang rusak.

Saat sedang berjalan bersama Yu Zi Jiang, Hu Zhuang Rong memiliki ide untuk menakut-nakuti pria itu.

"Hei, kau tau kenapa tempat ini penuh dengan energi murni?"

"Itu karena tempat ini sudah lama tidak di huni. Dari kemurniannya, aku rasa sudah tidak di huni selama ratusan tahun.."

"Kau salah. Itu karena di tempat ini terjadi pembunuhan besar-besaran.."

Yu Zi Jiang yang tahu kemana arahnya pembicaraan ini menghentikan langkahnya. Ia menatap Hu Zhuang Rong, menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya.

"Hantu-hantu dari korban pembunuhan itu masih bergentayangan di reruntuhan ini."

Hawa di tempat itu mendadak menjadi dingin. Yu Zi Jiang dapat merasakan ketegangan di tubuunya.

"Kau takut?"

"Tentu saja tidak!"

Yu Zi Jiang melanjutkan langkahnya walaupun tubuhnya sedikit kaku. Sedangkan Hu Zhuang Rong, dia masih berdiri sambil tersenyum miring kepadanya.

"Baguslah jika kau tidak takut."

Mereka berjalan lurus dengan waktu yang cukup lama. Saat telah berada di ujung lorong, merrka di sambut oleh pintu besar yang terlihat seperti gerbang. Ada banyak tanaman merambat di atas pintu itu.

"Ini terlihat sangat tua.."

"Tentu saja. Kalau tidak tua, bukan reruntuhan namanya."

Yu Zi Jiang berusaha untuk mencari celah dari pintu itu agar bisa mengintip apa yang ada di sebaliknya.

"Bagaiman jika kita kembali terlebih dahulu dan memberitahu Xiao Yi dan Yu Lue Qing tentang pintu ini?"

"Baiklah."

Saat mereka hendak berbalik arah, sebuah suara yang mirip seperti Air mengalir terdengar dari depan mereka.

"Yu Zi Jiang, apa kau mendengarnya?

"Ya, sepertinya-"

Hu Zhuang Rong langsung menarik Yu Zi Jiang ke dalam pelukannya saat air itu datang dengan ganas mengisi lorong yang panjang itu.

"tutup matamu."

Yu Zi Jiang menuruti perintah Hu Zhuang Rong dan langsung menutup matanya. Hu Zhuang Rong mendekap Yu Zi Jiang lebih erat agar ia tidak terbawa oleh arus air.

Perasaan hangat dan nyaman menyelimutinya. Sudah sangat lama ia tak merasakan hal seperti ini.

...

"Yu Zi Jiang, bangunlah."

"Ah.. Dimana Lue Qing dan Yi?"

Yu Zi Jiang merasakan pusing yang sangat luar biasa pada kepalanya. Ia melihat sekelilingnya, semuanya seolah berputar di pandangannya.

"Sepertinya mereka terjebak."

"Zhuang Rong, kita harus membantu mereka.."

"Ada apa denganmu?"

"Hanya sedikit pusing."

Hu Zhuang Rong mendekati Yu Zi Jiang dan memeriksa nadi pria itu.

...

"Sialan! Kenapa pintunya tertutup di keadaan seperti ini?!"

Yu Lue Qing mendorong pintu besar itu dengan sekuat tenaga.

"Lue Qing, kau hanya akan menghabiskan tenagamu. Bagaimana jika kita jalan ke depan sedikit lagi?"

Mendengar perkataan Xiao Yi, Yu Lu Qing menghentikann aksi mendorongnya.

"Baiklah."

Mereka kembali berjalan. Namun, semakin jauh mereka melangkah, pencahayaan di lorong itu semakin kecil.

"Ah, ini mengingatkanku akan jurang hukuman."

"Jika diingat lagi, kematian kita adalah hal yang paling konyol."

"Hahaha.. Aku setuju. Para dewa agung juga sangat bodoh hingga mereka mau di tipu oleh dewa laut."

"Yi, menurutmu, ada dimana pusaka surgawi itu sekarang?"

"Entahlah. Firasatku bilang jika benda itu sudah hancur di dunia bawah."

Di tengah-tengah pembicaraan mereka, sebuah suara yang sangat keras tiba-tiba saja datang, dan membuat gema di lorong itu.

Tekanan di udara seketika meningkat. Ini menandakan jika sumber dari suara ini adalah monster tingkat tinggi. Sepasang mata berwarna kuning keemasan muncul di lorong yang gelap itu.

"Manusia.. Siapa yang mengizinkan kalian masuk kesini?"

Sosok itu berjalan dengan perlahan ke arah mereka berdua. Langkah kakinya membuat tanah yang mereka injak bergetar.

"Yi, aku senang bertemu denganmu di kehidupan ini. Ku harap, di kehidupan berikutnya kita akan tetap di pertemukan."

"Bodoh! Ini bukan waktu untuk bercanda!"

Monster itu terlihat seperti seekor rubah besar.

__________

To Be Continued...







Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang