|| Bab 45 ||

214 13 1
                                    

Setelah 3 jam berlalu, akhirnya Yu Zi Jiang menemukan mutiara yang menyimpan informasi tentang jurang iblis. Ia langsung membaca seluruh informasi mengenai jurang iblis dengan cermat.

"Ketika sinar rembulan menembus gelapnya. Dan sunyi membunuh pendengaran. Lahirlah sebuah permata merah, yang akan menjawab jutaan tanda tanya."

Yu Zi Jiang tengah berpikir keras untuk memahami maksud dari syair di dalam mutiara itu. Ia melihat ke sekelilingnya. Dan baru menyadari jika hanya ia sendiri yang masih berada di sana.

Ia mencoba mencari tempat yang disinari oleh cahaya rembulan disana. Sampai pada akhirnya, Yu Zi Jiang melihat tangga yang sebelumnya tidak pernah ia lihat. Aneh. Ia merasa jika sudah mengamati setiap sudut dari perpustakaan itu.

Namun rasa penasarannya membuat dirinya melangkah ke arah tangga itu. Ketika kakinya menginjak anak tangga pertama, seluruh perpustakaan itu berubah menjadi ruang hampa. Tidak ada objek lain selain tangga yang sedang ia naiki. Yu Zi Jiang sadar jika itu hanyalah ilusi.

Tanpa rasa ragu di hatinya, Yu Zi Jiang terus menaiki tangga itu. Tiap anak tangga yang dinaiki nya, maka akan mengubah ilusi di sekitarnya.

Ilusi pertama hanyalah ruang hampa. Ilusi kedua, ruang hampa itu mulai diisi oleh beberapa peristiwa yang telah ia lalui. Bayangan ketika ia pertama kali berada di dunia, dirinya dan Yu Lue Qing, saat dimana ayahnya memukulinya dengan tongkat karena saat itu dia masih belum bisa membaca dengan benar. Pertemuannya dengan Xiao Yi, yang membuat jalan hidupnya berubah drastis. Dan yang ia rasa paling istimewa, adalah ketika ia bertemu dengan Hu Zhuang Rong. Saat ketika ia mengetahui siapa mereka bertiga. Yu Lue Qing, Xiao Yi, dan Hu Zhuang Rong. Merekalah yang membuat hidupnya tidak selalu tentang menjadi kepala keluarga.

Hingga pada anak tangga terakhir, semuanya kembali menjadi hampa.

"Aku memang tidak memiliki keabadian seperti kalian. Aku hanyalah manusia biasa yang hanya bisa bertahan hidup... Tapi, aku akan menghabiskan tiap detikku bersama kalian."

Ketika berada di anak tangga yang terakhir, ilusi tersebut mencerminkan dirinya yang tengah bersama-sama dengan mereka. Tanpa ia sadari, air matanya mengalir di pipinya. Yu Zi Jiang hanya tersenyum tipis akan hal itu.

Setelah melalui anak tangga yang terakhir, kini tepat di depannya sebuah permata berwarna merah tergeletak di atas sebuah bantalan berwarna hitam. Yu Zi Jiang mengambil benda itu dengan hati-hati. Saat menyentuh permata itu, tidak ada yang terjadi. Tapi ia yakin itu bisa membawanya menuju gerbang dari jurang iblis berada.

Dinding yang ada di hadapannya, terdapat sebuah lukisan seorang gadis yang sangat cantik. Matanya tertutup, dan tangannya memegang sebuah pedang. Yu Zi Jiang membungkuk hormat kepada lukisan tersebut. Lalu kembali menuruni anak tangga itu. Setelah turun dari sana, semua ilusi itu hilang dan kembali ke bentuk perpustakaan.

Karena telah mendapatkan apa yang ia cari, Yu Zi Jiang melangkah ke luar perpustakaan itu dengan perasaan gembira. Ia tidak menyadari jika seseorang tengah memerhatikannya dari jauh sedari awal. Pria itu adalah Hua Shi.

Perasaan kaget menghampirinya. Ia seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Ilusi yang di perlihatkan oleh ruangan tersebut terhadap Yu Zi Jiang.

Ruangan itu dibuat oleh Hua Shi atas permintaan dewa laut. Ruangan yang akan mencerminkan hati dari makhluk yang memasukinya. Sedikit apapun kejahatan yang ia pendam, akan berakibat fatal baginya. Namun Yu Zi Jiang.. Hati dan jiwa pria ith sungguh suci.

Hal itu membuat Hua Shi berpikir dua kali. Ia kembali memikirkan tentang tuduhan yang dewa laut tujukan kepada Xiao Yi. Jika tuduhan itu memang benar, tidak mungkin Yu Zi Jiang mengikuti gadis itu. Manusia sebaik dia..

Lagi-lagi, Hua Shi tenggelam dalam pikirannya. Ia tidak memiliki keinginan untuk mengambil kembali permata yang di ambil oleh Yu Zi Jiang. Rasa bersalahnya kepada Xiao Yi pun semakin besar.

Bagaimana caraku untuk menebus semua ini, Yi?

______________

To Be Continued...

Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang